26 Maret 2021

Mazmur 31:8-16 BERSORAKLAH AKAN KASIH SETIA TUHAN

     BERSORAKLAH AKAN KASIH SETIA TUHAN

 

Nas ini diawali dengan kalimat ‘Aku akan bersorak-sorak dan bersukacita’. Kalimat ini wajar saja jika diungkapkan oleh orang yang sedang merasakan berkat. Rasanya sulit kalau kalimat ini keluar dari orang yang sedang mengalami penderitaan.

Kita tentu pernah mengalami pergumulan hidup ; bisa masalah  konomi, pekerjaan, hubungan keluarga, penyakit, hinaan, atau penderitaan lainnya.  

Penderitaan itu bisa saja datang dari diri sendiri tetapi bisa juga karena  perbuatan orang lain.

Penderitaan itu bisa berbentuk materi, pikiran atau hati.

Atas berbagai penderitaan yang terjadi, satu hal sangat tidak disukai adalah celaan. Makanya ada perkataan, ‘sakitnya tidak seberapa, tapi malunya itu’. Kalau sudah dipermalukan bisa naik ubun-ubunnya. Makanya ada bahasa Batak mengatakan ‘Unang marsipailaan’. Masalahnya, tidak sedikit juga orang mempermalukan dirinya sendiri. Misalnya ; ada orang yang datang ke sebuah pesta dengan ragam asesoris. Pokoknya penampilannya ‘wah’. Sampai di situ tidak ada masalah. Tapi kemudian ia masih mengumpulkan sisa2 makanan untuk dibawa pulang. Inilah yang disebut mempermalukan dirinya sendiri.

 

Daud dikelilingi musuh, diintai bahaya, diintip maut. Dia dikejar tentara suruhan Saul. Raja Saul menggunakan segala cara dan usaha yang dapat menghabisi Daud.

Kemudian Daud bersembunyi di lobang batu dan tidur di celah sempit gunung. Kecemamasan, kegundahan, dan kesesakan mewarnai kisah hidup Daud. Jiwanya merasa sesak. Sebenarnya, Daud belum mengalami penderitaan fisik, tetapi ia takut kalau-kalau ancaman itu terjadi. Ia akan merasa tercela (malu), dan musuhnya akan beria-ria. Daud tidak ingin mendapat malu atau dipermalukan.

Karena itu, Daud tidak berhenti pada situasi yang sulit itu. Daud adalah orang beriman. Ia adalah orang yang beriman dan berpengharapan. Karena itu ia berseru :

31:15 Tetapi aku, kepada-Mu aku percaya, ya TUHAN, aku berkata: "Engkaulah Allahku!"

31:16 Masa hidupku ada dalam tangan-Mu, lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan orang-orang yang mengejar aku!

Di dalam ayat 15 kita temukan sebuah komitmen dari Daud, sikap iman yang mampu menggeser kesulitanya menjadi ungkapan kepercayaan penuh kepada Allah. Dia percaya bahwa di dalam kesulitan, kesedihan dan tantangan yang begitu besar terdapat kekuatan yang baru dari Allah sehingga Daud mengungkapkan : ‘tetapi, aku, kepadaMu aku percaya, ya Tuhan.

Pada akhirnya, Daud menikmati kasih setia Tuhan.  Ia bersorak-sorak dan bersukacita. Tuhan sungguh-sungguh dirasakan sebagai pelindung dalam hidupnya. Daud merasakan pengasihan Tuhan, yang membebaskannya dari upaya pembunuhan.

Kemudian hari, Daud dapat dengan mantap dan bersukacita menjalani hari-hari hidupnya sebagai raja.

 

Berdasarkan tahun gerejawi, minggu ini kita memasuki Minggu Palmarum. Secara tradisi pada minggu ini kita mengingat kisah Yesus memasuki Yerusalem. Orang banyak menyambut kedatangan Yesus dengan menghamparkan pakaiannya di jalan,  dan ada pula yang memotong ranting-ranting pohon dan menyebarkannya di jalan. Sehingga Minggu Palmarum dimaknai dengan arti sukacita. Memang, Minggu Palmarum dapat dilihat dari dua sudut, yaitu sukacita dan sekaligus menjadi minggu-minggu sengsara (minggu passion). Di minggu passion ini, mengingatkan kita akan sengsara yang dialami oleh Yesus. Sengsara yang dialamiNya itu, merupakan wujud Kasih setia Tuhan. Kesengsaraan itu merupakan jalan penebusan dosa.

Yesus menjalani semua derita yang dikenakan kepadaNya, tetapi Yesus menjalani semua itu dengan ketabahan. Ia berserah kepada Allah.

Dengan derita dan pengorbanan Tuhan Yesus, maka ini merupakan sumber sukacita yang begitu besar dalam hidup kita, dimana kita beroleh keselamatan.

Hidup yang bersorak sorai atau bersukacita, bukanlah hidup tanpa penderitaan atau kesulitan. Hidup yang bersukacita datangnya dari sikap yang berkarakter dan berintegritas. Sikap yang bagaimana yang kita tunjukan ketika menghadapi pergumulan itu. Bahkan melalui nas ini kita pahami bahwa dari penderitaan dan kesulitan itu akan melahirkan sebuah pengakuan iman dan kepercayaan penuh atas perlindungan yang diberikan oleh Allah.

Karena itu, marilah kita menjadikan Tuhan sebagai tempat perlindungan, kota benteng, tempat pengungsian.

Berserulah dengan penuh harap kepada Tuhan. Karena Ia mengasihi kita, mengasihi umatNya. Jadikanlah Tuhan tempat perlindungan abadi. Berseru-serulah kepadaNya dengan penuh pengharapan. Bersukacitalah, karena Tuhan itu adil dan penuh kasih. AMIN

 

16 Maret 2021

Ibrani 5:5-10 MELKISEDEK

   KRISTUS POKOK KESELAMATAN

 

Di dalam kitab Kejadian tersebut seorang imam, bernama Melkisedek, yang berarti ‘raja kebenaran’, adalah raja Salem dan imam Allah yang Mahatinggi (Kejadian 14:18-20).

Sebagai seorang imam, maka ia memiliki tugas untuk memberkati. Melkisedek menyediakan roti dan anggur kepada Abraham dan pasukannya. Ia menunjukkan persahabatannya. Dia menganugerahkan berkat bagi Abraham dan memuji Allah karena memberikan Abraham kemenangan dalam pertempuran.

Melkisedek memberkati Abraham (kej. 14:19). Ini adalah pekerjaan sesuai jabatan keimaman (Bil. 6:22-27). Abraham menerima berkat, sehingga ia mempersembahakan persepuluhan kepada Melkisedek. Dengan tindakan ini, Abraham menunjukkan bahwa ia mengakui Melkisedek sebagai imam dengan kedudukan rohani yang lebih tinggi.

Ibrani 7: 3 menyatakan kalau Melkisedek ‘tidak berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah, harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan, dan karena ia dijadikan sama dengan Allah, ia tetap menjadi imam sampai selamalamanya.

Gambaran kitab Ibrani ini memiliki makna harfiah, bahaw Melkisedek dan Yesus Kristus adalah orang yang sama. Melkisedek adalah salah satu tipologi dari Kristus yang merupakan pratanda dari pelayanan Allah.

Beberapa ahli berpendapat bahwa Melkisedek sebenarnya merupakan kemunculan pra-inkarnasi dari Yesus Kristus,

Di dalam bacaan kita disebutkan bahwa Kristus adalah imam besar. Yesus Kristus menjadi imam besar adalah (a) karena Allah sendiri yang memuliakannya. (b) didukung oleh peraturan Melkisedek. Artinya, ditinjau dari sudut rohani dan jasmani (aturan), maka Yesus Kristus adalah Imam Besar.

Sebagai Imam Besar, Yesus Kristus menampakkan hal itu di dalam hidupnya :

-          mempersembahkan doa dan permohonan kepada Allah

Dia tidak bergantung pada dirinya sendiri tetapi menyerahkan seluruh hidup dan pekerjaanNya kepada Allah.

-          kesalehanNya

Dia sangat mementingkan kerohanian, sehingga hati dan perbuatannya terarah kepada hal-hal sorgawi. ia tidak terikat pada yang duniawi ini.

-          taat atas segala derita

Dia tidak mencari penderitaan. tetapi kalaupun derita harus menghampiri diriNya maka siap sedia menerimanya. Hal ini diungkapkan Yesus dalam perkataanNya (Matius 26:39) : "ya Bapa-ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."

Akhirnya (9) Yesus disebut sebagai Pokok Keselamatan Yang Abadi. Yesus yang hidup dengan penyerahan diri kepada Allah, hidup saleh, dan menderita demi manusia menjadikannya sebagai pokok keselamatan. Dialah satu-satunya yang dapat memberikan keselamatan bagi manusia. Yohanes 14:6 : kata Yesus kepadanya: ‘Akulah Jalan dan Kebenaran dan Hidup. tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.’

Imam adalah jabatan terhormat yang dipilih dan ditetapkan oleh Tuhan. Yesus menjadi imam Besar Agung. Dia menjadi pokok keselamatan abadi. ia lahir dari bunda Maria yang dinaungi oleh Roh Kudus dan kuasa Allah yang mahatinggi. Dia pun disebut kudus, Anak Allah (Luk.1:30-35).


Sebagaimana Abraham membutuhkan dan menerima berkat Allah melalui Melkisedek demikian pula kita diberkati melalui Yesus Kristus, imam kita untuk selamalamanya.

Banyak orang hanya memikirkan dirinya sendiri; tidak mengenal hidup berkorban, berbagi, dan berbelas kasih kepada orang lain. Hal tersebut bukan cara hidup Yesus. Yesus hidup seutuhnya bagi orang lain. Hidup Yesus merupakan sumber kedamaian, kebahagiaan, dan kehidupan sejati yang membawa kepada kehidupan kekal.

Bagi Yesus, mengasihi berarti melayani dan melayani serta kehilangan diri demi hidup orang lain. Yesus memilih salib bagi diriNya. Hal ini berarti setiap orang yang ingin menjadi muridNya dipanggil untuk ambil bagian dalam hidup dan pelayananNya. ‘Barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, Dia akan menyelamatkannya’ (Lukas 9:24).

Marilah kiat senantiasa mengasihi sesama. Bahkan dengan pengurbanan, sebab Kristus telah lebih berkorban bagi kita. Kita mengarahkan hati kita pada sorga karena Kristus telah menjadi keselamatan bagi kita. Amin


4 Maret 2021

Efesus 2: 1-10 LETARE

    KASIH KARUNIA ALLAH YANG MENGHIDUPKAN

 

Minggu kita hari ini disebut Letare, Bersukacitalah. Hidup sukacita adalah dimana kita lepas dari beban yang ada pada diri kita. Sukacita akan dialami oleh orang-orang yang hidup dalam terang. Hanya orang-orang yang hidup dalam terang mampu berletare.

Sesungguhnya beban yang terberat dalam hidup ini bukanlah soal materi/jasmani melainkan saat kita mengalami kekosongan rohani.

Ada suatu ajaran yang disebut ‘moralisme’, yang mengajarkan bahwa melalui perbuatan baik maka orang akan memperoleh keselamatan. Ajaran itu begitu berkembang, sehingga Paulus memandang perlu meluruskan ajaran tersebut.

Ayat 1 – 3  Roh-roh jahat menguasai manusia

Paulus melukiskan situasi dan cara hidup anggota jemaat yang berasal dari bangsa-bangsa non Yahudi pada waktu dahulu, sebelum mereka bertobat. Ia katakan, bahwa pada waktu itu mereka mati. Kematian itu disebabkan oleh "pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa mereka". Mereka telah menyerahkan hidupnya terhadap dosa. Karena itu mereka "mati".

Paulus menjelaskan mengapa mereka hidup di dalam dosa. Pertama: karena mereka mengikuti jalan dunia ini. Hidup itu mereka tempuh menuruti ukuran (jalan) suatu kuasa yang, yang menguasai mereka. Kedua: karena mereka menaati penguasa kerajaan angkasa. Ada anggapan mereka, bahwa dunia ini terdiri dari beberapa lapisan. Lapisan angkasa didiami oleh roh - roh jahat yang mempunyai pengaruh buruk atas manusia. Ketiga: Sekarang, roh (jahat) itu mati-matian bekerja di dalam manusia, supaya ia berontak terhadap Tuhan Allah.

Hidup di dalam dosa ini - yaitu di dalam hawa-nafsu dan menurut kehendak daging, tidak berlangsung di luar, tetapi di dalam pengetahuan mereka. Mereka melakukannya dengan sadar menurut "pikiran mereka yang jahat".

Ay 4 – 7 Allah yang menyelamatkan

Dalam situasi yang digambarkan di atas itulah Allah bertindak. Ia tidak membiarkan manusia binasa dalam dosanya. Ia menyelamatkannya dari kematian. Allah menyelamatkan manusia yang Ia nyatakan dalam Kristus : kematian dan kebangkitan-Nya. Mereka dibangkitkan bersama-sama dengan Kristus, karena itu mereka mendapat bagian dalam hidup-Nya. Semua itu berlangsung semata-mata hanya karena kasih karunia Tuhan.

Ay  8 – 10 Keselamatan dan Tugas orang percaya

Dalam ayat 8 Paulus menjelaskan: Itu bukan usahamu! Itu adalah pemberian Allah. Paulus menegaskan, bahwa keselamatan bukanlah hasil usaha mereka sendiri, tetapi pemberian Allah. Paulus lanjutkan penjelasan ini: Itu bukan pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri! artinya: Jangan kamu menyangka bahwa pekerjaan yang kamu kerjakan  itu adalah suatu jasa, dan bahwa karena itu keselamatan dapat kau peroleh. Semuanya adalah kasih-karunia Allah.

Dalam ayat 10 Paulus memberikan motivasi dari perkataannya itu. Anggota-anggota jemaat tidak diselamatkan oleh pekerjaan/perbuatan baik, tetapi diciptakan dalam Kristus untuk melakukan pekerjaan/perbuatan baik. Tugas orang percaya ialah : menerima pemberian itu, dan sebagai tanda pengucapan syukur meneruskannya (membagi-bagikannya) kepada orang lain. Untuk itu Ia telah mempersiapkan perbuatan baik bagi kita, supaya kita boleh hidup di dalamnya.

 

Sukacita akan dialami oleh orang-orang yang hidup dalam terang. Hanya orang-orang yang hidup dalam terang mampu berletare. Sukacita yang utama anak-anak terang adalah keyakinan, bahwa Kristus telah menyelamatkannya. Pengorbanan Kristus telah membuat kita menjadi anak-anak terang dan pewaris Kerajaan Sorga. Kekayaan Kristus adalah, kita dianugerahi kehidupan sorgawi yang penuh sukacita. Kekayaan Kristus itu harus sudah nampak dalam kehidupan berjemaat, sebab jemaat adalah tubuh Kristus.  Dengan demikian, maka seluruh jemaat akan mengalami sukacita yang luar biasa dalam menjalani hidup ini.

Allah berkenan menerima dan mengampuni. Allah tidak akan bertanya seberapa besar dosa yang telah kita lakukan, tetapi Allah tersenyum dengan penuh sukacita menyambut setiap orang yang datang kepadaNya. Allah mau mengangkat kita kepada kedudukan yang hormat, dimana kita memperoleh sukacita dan damai sejahtera. Pintu kerajaan sorga terbuka bagi setiap orang yang mengakui dosadosanya.

Betapa besar kasih Allah bagi umatNya. Kasih Allah Bapa tidak melepaskan atau menolak manusia berdosa. Allah dalam kasihNya akan menerima manusia sebagaimana adanya, tanpa memperhitungkan kemampuan seseorang. Secara dogmatis, ‘manusia dibenarkan bukan karena perbuatan atau amal baik manusia, alai holan ala asi ni roha Debata  (Rom 11:6). Pembenaran terjadi di luar perbuatan kita.

Kasih Allah Bapa dalam Yesus Kristus membuka kesempatan kepada semua manusia dalam segala kondisi kerusakannya. Allah mengangkat manusia yang rusak dan berdosa itu sebagai anakNya. Kedatangan Yesus adalah untuk menyembuhkan yang sakit, mengampuni orang berdosa. Kasih Allah Bapa melupakan seluruh kelemahan dan dosa-dosa kita, tetapi Dia membangkitkan kita kembali menjadi manusia yang dikasihiNya.

Kita patut bersyukur atas kasih karunia Tuhan, sehingga kita memperoleh keselamatan. Buah keselamatan itu tidak kita genggam sendiri tetapi kita harus membagikannya kepada orang lain, agar mereka juga turut memperoleh keselamatan itu. Dengan demikian, perbuatan baik merupakan ungkapan syukur atas kasih Tuhan yang telah kita nikmati. Yakobus (2 : 17) ‘menyebutkan Iman tanpa perbuatan adalah mati’. Keselamatan itu dapat kita bagikan melalui ragam pelayanan, dari talenta yang Tuhan telah anugerahkan bagi kita. AMIN.