MENURUTI PERINTAHNYA
DAN PERKENAN KEPADANYA
Kitab 1 Yohanes ini merupakan surat yang
mengungkapkan arti seseorang menjadi pengikut Kristus. Kata kunci dan sekaligus
membedakan orang Kristen dengan lainnya adalah ‘kasih’. (I Korintus 13 :13) : ‘Demikianlah tinggal ketiga hal
ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya
ialah kasih.’ Kasih bukan hanya gagasan atau cita-cita, melainkan mewujudkan
diri dalam kelakukan yang nyata. Kasih begitu radikal, sebab bersangkut paut
dengan menyerahkan nyawanya untuk sahabat (Yohanes 15:13).
Etika Yohanes
bukan etika yang samar-samar, akan tetapi menyangkut hidup nyata dan konkret.
Bukan kata-kata yang membuktikan sikap orang Kristen, melainkan
perbuatan-perbuatan yang nampak. Dalam hal inilah etika Yohanes sepakat baik
dengan etika Yakobus, maupun dengan etika Yesus.
Manusia memiliki
hati yang dapat menguji dirinya sendiri, apakah ia hidup di dalam kebenaran. Dengan
hati ia dapat mengukur kebenarannya berhadapan dengan Allah. Tetapi lebih dari
hati, yang tak terbantahkan adalah kebenaran Allah. Allah mengetahui segala pikiran,
hati, jiwa, perkataan, dan perbuatan manusia. Jikalau hati kita mengatakan bahwa
kita menuruti perintahNya, maka kita mempunyai keberanian untuk mendekati
Allah. Bahkan orang yang demikian akan diam di dalam Allah dan Allah diam di
dalamnya. Orang yang demikian sungguh-sungguh hidup di dalam kemerdekaan. Ia
tidak lagi terikat oleh nilai-nilai dunia ini.
Kasih dan kebenaran
orang percaya dapat dideteksi dari perbuatannya. Buah nyata dari kasih itu
adalah mengasihi orang lain dengan perbuatan tulus. Bila seseorang gagal
melakukan perbuatan kasih maka ini memperlihatkan bahwa ‘kasih Allah’ tidak
tetap di dalam dirinya. Perbuatan dan kebenaran diutamakan lebih dari perkataan
atau lidah.
Semoga mengasihi orang
lain atau saudara dengan perkataan sudah selesai di dalam dirimu. Jika dengan
perkataan pun engkau belum mengasihi orang, maka jelas engkau tak mampu
mengasihi sesama dengan perbuatan, apalagi dengan hartamu. Dengan demikian, engkau
tidak akan pernah berdiri di dalam kebenaran.
Kata-kata tak
bisa dapat menjadi ukuran dan di dalamnya dapat mengandung dusta, pura-pura,
munafik. Bisa berkata A tapi dalam hatinya B. Kata-kata dapat menyakiti,
menyindir, menghina dsb. Sepertinya, banyak relasi antar manusia dan rumah
tangga menjadi tak harmonis karena perkataan.
Kasih adalah
kewajiban yang tidak dapat ditawar-tawar. Dengan kata lain, ‘menjadi benar
adalah mengasihi sesama.’ Itu sebabnya, kasih-mengasihi menjadi perintah utama
dan pertama di dalam kehidupan Kristen.
‘Kehidupan adalah
suatu kesempatan untuk belajar bagaimana mengasihi.’ Mengasihi berarti berada di dalam terang ; Ketika seseorang
mengasihi berarti ia telah berpindah dari maut (kematian) kepada suatu
kehidupan baru. Kasih adalah perbuatan baik yang dilakukan dengan tulus.
Kasih adalah
obat. 1 Yohanes 4:18 mengatakan, ‘Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih
yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan
barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.’
Hukum V – X mengatur
hubungan sesama manusia supaya harmonis, saling mengasihi. Dalam hubungan ini,
ditekankan supaya manusia saling menghargai, saling menjaga dan memelihara
milik orang lain : nyawanya, hartanya, keluarganya, dan juga perasaannya.
Kita patut
bersyukur atas belas kasih Allah. Kita kini boleh menikmati kehidupan yang
Tuhan anugerahkan. Belas
kasih Allah adalah tindakan Allah yang menguatkan dan menyelamatkan kita. Belas kasihNya menjadi kekuatan bagi kita untuk
mengarungi hidup ini. Belas kasih Tuhan menggerakkan kita untuk melayani, menolong dan mengasihi sesama.
Kita layak membuka hati untuk merasakan orang-orang yang mengalami pergumulan dan
menggerakkan hati untuk turut berbelas kasih. Kita perlu mengarahkan dan
menolong mereka, agar mereka yang lelah dan terlantar dituntun sehingga bebas
dari rasa yang menghantui hidupnya. Kita dapat melayani dengan talenta yang
kita miliki.
Gereja masa kini
tampaknya tak perlu lagi banyak berkata-kata tetapi berbuat. Gereja sedang
membutuhkan pelayanan konkrit. Seorang Pendeta mengatakan aneka gereja :
Gereja A sedikit
bicara, banyak dikerjakan
Gereja B sedikit
bicara, sedikit bekerja
Gereja C banyak bicara,
banyak juga dikerjakan
Gereja D banyak bicara,
sedikit bekerja
Gereja saya (E) aneh,
lain yang dibicarakan lain pula dikerjakan…..hancur….
Kasih hendaknya bukan sekedar slogan tetapi menjadi
kehidupan diri kita. Mengasihi dengan perbuatan, kita makin dimantapkan
menjalani hidup sebagai anak-anak Tuhan dan Allah pun tersenyum melihat perbuatan
kasih kita. AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar