IBADAH
YANG BENAR DIHADAPAN TUHAN
Timotius adalah seorang hamba Tuhan yang
masih muda belia, dipercayakan untuk melayani jemaat Tuhan. Ia berada dalam
bimbingan Paulus, yang sudah memiliki banyak pengalaman. Ia melayani di Jemaat
yang baru bertumbuh/berdiri. Paulus memberikan bimbingan (pastoral) kepada
Timotius agar dirinya makin matang sebagai hamba Tuhan dan memahami jemaat yang
dilayani.
Paulus menyadari kondisi jemaat yang baru
bertumbuh itu masih sangat duniawi. Mereka berpikir, bahwa kehidupan duniawi
mereka akan tercapai dengan menjadi Kristen. Kehidupan duniawi mereka masih
sangat kental, sehingga iman kekristenan sulit mereka pahami dan terima.
Paulus langsung saja memberi pengertian
dasar ibadah (seremonial) yaitu, bahwa ibadah itu adalah ungkapan syukur.
Bersyukur karena Tuhan telah mencukupkan/memberi kebutuhan dasar. Tanpa
pengertian dasar yang demikian, maka mereka yang baru memasuki persekutuan itu
akan memandang ibadah sebagai sarana memperoleh nilai-nilai dunia. Selanjutnya
Paulus berkata, jika rasa cukup itu sudah mereka miliki maka ibadah memberi
keuntungan besar. Ya, Ibadah adalah perjumpaan dengan Tuhan. Perjumpaan dengan
Tuhan akan menyadarkan manusia itu siapa dirinya. Dalam ibadah (perjumpaan
dengan Tuhan) maka manusia itu akan terus diingatkan bahwa ia sesungguhnya tidak
membawa sesuatu apa ke dalam dunia, pun tidak dapat membawa apa-apa ke luar.
Memang, semua agama lama memahami, bahwa ‘ibadah
untuk mencari kekayaan.’ Mereka berpikir dengan tidak sehat, dengan pemahaman
bahwa dengan beribadah mereka mendapatkan uang. Ini sudah menyimpang dari
ajaran Kristus. Yang lebih mengerikan, mereka menyiksa diri dengan berbagai
duka untuk mendapatkan uang itu. Ibadah untuk mendapatkan uang adalah siasia
dan sesat. Jika itu yang menjadi tujuan, maka siasialah ibadah mereka. Ayat
9-10 adalah gambaran bagaimana orang memandang kekayaan dan cara memperolehnya.
Keinginan menjadi kaya begitu tingginya, dan untuk mencapai itu mereka
menyimpang dari iman dan juga sampai mengorbankan dirinya. Paulus mengingatkan
agar hal itu tidak terjadi pada hambanya.
Manusia secara sadar atau tidak sedang
‘bertanding’ dalam hidup ini, untuk mengejar nilai-nilai tertentu. Perubahan
zaman yang terus berubah telah membuat manusia menempatkan kekayaan sebagai nilai
tertinggi. Akibat pemahaman itu, maka banyak orang membenarkan segala cara
untuk memperolehnya. Timotius diingatkan agar menjauhkan semua itu. Hidup
memang suatu pertandingan tetapi pertandingan iman. Karena hidup adalah
pertandingan iman maka yang hendak direbut bukanlah nilai duniawi melainkan
merebut hidup yang kekal.
Selanjutnya (17-19) Paulus berkata meminta
Timotius agar mengingatkan jemaat Tuhan mampu memahami fungsi kekayaan itu.
Jangan mereka menjadi tinggi hati dengan kekayannya (band. Lukas 12:16-20),
tetapi hendaklah mereka mengelola kekayannya untuk menyatakan iman kepada
Allah. Pemanfaatan harta yang benar untuk membangun kehidupan sosial adalah buah
dari iman kepada Allah. Dengan demikian, harta bukan hanya berguna selama di
dunia tetapi orang tersebut telah mengumpulkan harta, yang berguna untuk hidup
kekal. Dengan kata lain, harta dunia dapat dimanfaatkan untuk mempersiapkan
harta di sorga.
Pemahaman ibadah perlu dipahami lebih dalam
dengan cara berpikir sehat.
1. Ibadah seremonial. Yang dimaksud
Seremonial adalah Ibadah yang dilangsungkan di Gereja atau partangiangan
(sektor). Ibadah ini merupakan ungkapan syukur kepada Tuhan atas semua
perbuatanNya bagi kita.
2. Ibadah keseharian. Ibadah seperti ini
bukan berlangsung di dalam Gereja atau partangiangan sector. Tetapi ibadah ini
berlangsung pada seluruh aspek kehidupan; baik di rumah, di kantor (bekerja),
atau dalam percakapan dengan keluarga, sahabat. Di sini, ibadah menjadikan
orang-orang di sekitar kita merasakan sukacita atas kehadiran kita.
Seluruh Ibadah adalah untuk memuliakan
Tuhan, sebab Tuhan telah memberikan anugerah bagi kita. Setiap ibadah yang
dilakukan dengan pemahaman yang benar, sungguhsungguh mendatangkan sukacita.
Namun, ibadah yang dilakukan dengan pemahaman dan niat yang sesat justru
menimbulkan kekacauan. Beribadahlah kepada Tuhan sebab Ia baik !
Tuhan telah menyiapkan segala kebutuhan
hidup manusia. Kita diperkenankan memperoleh semua itu untuk mendukung
kehidupan manusia agar hidup sejahtera. Namun untuk memperoleh hal itu. Kita
tidak diperkenankan hidup dalam keserakahan yang dapat menimbulkan konflik
social. Tuhan memperkenankan kita untuk hidup secukupnya.
Kita juga patut bersyukur atas segala
pemberian Tuhan. Sebagai rasa syukur pada Tuhan yang adalah sumber segala
berkat, maka kita juga patut menggunakan segala pemberian Allah untuk saling
mengasihi. Itulah kebajikan yang Tuhan kehendaki dalam hidup umatNya. AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar