1 Juni 2020

Kejadian 1:26-31 IMAGODEI

         KEMULIAAN ALLAH ATAS CIPTAANNYA

Kitab Kejadian sangat menolong manusia untuk memperoleh pengetahuan dan keimanan kita tentang asal mula dunia ; Pencipta dan ciptaan.
Allah menciptakan dunia dan isinya selama enam hari. Manusia diciptakan pada hari keenam. Menarik sekali pada penciptaan manusia ini, Alkitab menyebut diri Allah dengan kata ‘KITA’.  Kata ini menjadi penting untuk mengenal dan memahami Allah. Allah bukan hanya menciptakan dan menjadikan saja, tetapi Allah juga memelihara dan menyelamatkan ciptaanNya. Dalam hal inilah, kita mengenal sebuatan TRITUNGGAL, dimana Allah dikenal sebagai Pencipta, Pemelihara, dan Penyelamat.
Karena begitu pentingnya pengenalan kita akan Allah, maka istilah Tritunggal telah menjadi nama Minggu yang begitu panjang (24 Minggu). Sebutan ini digunakan Gereja sebagai nama Minggu sampai menjelang Natal.
Allah menciptakan alam semesta ini secara teratur. Allah juga menciptakan dunia dan isinya dengan pengaturan. Oleh sebab itu, barangsiapa melanggar aturan Allah, ia telah jatuh ke dalam dosa.
Allah menjadikan manusia itu menurut gambar dan rupaNya (26). Allah memberikat mandat kepada manusia untuk menata dunia dan isinya. Allah memberikan kuasa kepada manusia atas ciptaan lainnya. Allah tidak memberi kuasa yang tak terbatas bagi manusia.
Allah memberikan kuasa kepada manusia atas ikan-ikan, burung-burung, dan binatang yang merayap. Allah memberikan mandat kepada manusia atas ciptaan lainnya supaya kehidupan ini berlangsung dengan baik.
Agar kehidupan ini terus berlangsung, maka Allah turut mengatur makanan.  Allah memberikan segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; untuk dimakan manusia. Sementara, untuk makanan segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa; Allah memberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau.
Allah yang telah menciptakan dan menata dunia dengan baik serta pemberian kuasa kepada manusia, maka dunia ini tampak begitu indah. Kemuliaan Allah nyata atas ciptaanNya.

Melalui kisah penciptaan ini, Allah telah menempatkan manusia pada kehidupan indah. Allah juga telah mempersiapkan manusia untuk menikmati kehidupan yang baik. Allah menyediakan hidup sejahtera bagi manusia. Manusia cukup memuji dan memuliakan Allah melalui hidupnya.
Lalu, apakah manusia masih merasakan kemuliaan Allah melalui ciptaan ini ? Saat dunia sedang dilanda covid19, rasanya manusia sulit menikmati anugerah Allah. Manusia yang dilanda rasa takut atau cemas bukanlah hidup yang dirancang Allah. Allah justru merancang kehidupan indah bagi manusia. Allah bahkan memberi RohNya bagi manusia agar hidup sesuai dengan kehendakNya. Demikianlah manusia hidup dengan sukacita. 
Kita tak dapat menyangkal, bahwa manusia telah melangkah jauh dari kehendak Allah. Manusia telah melanggar amanat Allah. Manusia tidak lagi menjadi IMAGO DEI. Yang ada hanya ‘mago’ (hilang) nya..... hehehehe...
Manusia telah kehilangan gambar dan rupa Allah.
Sekarang ini muncul istilah new normal, dalam menghadapi wabah covid19. Beberapa gaya hidup manusia yang dianggap tidak normal akan menjadi normal. Misalnya, menggunakan masker. Jika selama ini masker cukup digunakan oleh orang sakit (flu, filek, demam, batuk) atau orang yang khawatir dengan debu; maka kini, normal saja bila setiap orang menggunakan masker. 
Jika selama ini pesta (adat) berlangsung 6-8 jam, mungkin normal saja cukup hanya dengan 2 – 3 jam.
Tetapi yang lebih utama lagi dinormalkan adalah, hati dan perbuatan manusia. Kita kembali kepada segala yang telah Allah aturkan ;
-          Kita tidak berkuasa (memperbudak) manusia. Allah menjadikan manusia segambar denganNya ; menjadikan laki-laki dan perempuan. Itu berarti tak ada perbedaan manusia ; kulit putih, hitam, atau coklat, kaya-miskin. Allah tidak memberi mandat kepada manusia untuk menguasai sesamanya. Jadi, manusia tidak boleh memperbudak sesamanya. Tetapi, jadikanlah setiap orang sebagai ciptaan Allah, agar dapat melihat dan merasakan kemuliaan Allah.
-          Manusia boleh mencukupkan dirinya, dengan menjauhi segala keserakahan.
-          Syukurlah, manusia tidak lagi ganas makan daging karena khawatir dengan penyakit. Tuhan memang tidak menganjurkan manusia makan daging.... tapi tak ada juga lho larangan.
Banyak lagi aturan yang Allah kehendaki telah dilanggar oleh manusia. Mungkin, derita corona boleh menyadarkan manusia untuk kembali menjalani hidup yang seharusnya, New Normal ala Kristiani.
Dengan demikian, kita boleh melihat, merasakan, menikmati kemuliaan Allah. AMIN