IBADAH YANG BENAR
Ada ungkapan
‘lidah memang tak bertulang’. Artinya, betapa mudahnya orang mengatakan
sesuatu, padahal yang dikatakan ‘ngaur’, tak memiliki arti, tak bermakna. Selain itu, kata-kata yang diungkapkan dapat
merugikan dirinya sendiri, bahkan membahayakan atau menyakiti orang lain.
Karena itu, berbicara haruslah menjaga etika.
Pada tingkat yang
lebih tinggi, ada orang yang berbicara tidak bermoral. Pada orang-orang yang
demikianlah membuat Tuhan berkata secara langsung : ‘Bicaramu kurang ajar
tentang Aku 13)’.
-
Sia-sia
beribadah kepada Allah
-
Apa
untungnya kita memelihara (firmanNya ?)
-
Berbahagia
orang yang gegabah
Umat Tuhan
menilai bahwa hidup mereka tidak berbeda dengan umat lain. Bahkan secara
jasmani mereka menganggap bahwa umat lain lebih sukses dari mereka. Tuhan tidak
adil, kira-kira demikian anggapan mereka.
Mereka menganggap
bahwa hidup mereka sudah benar dan mereka beribadah kepada Allah, tetapi hidup
mereka tidak lebih baik dibandingkan dengan yang lainnya. Mereka pun tak enggan
berkata-kata yang ‘konyol’ : ‘berbahagia orang-orang yang gegabah’, ‘mujur
orang-orang yang berbuat fasik’, ‘tak apa-apa kalau mencobai Allah’.
Ungkapan-ungkapan mereka tidak lagi memiliki etika dan moral.
Orang-orang
percaya seharusnyalah hidup dengan memegang teguh etika, moral, dan hukum.
Orang-orang
percaya semestinyalah mengaminkan bahwa Tuhan senantiasa memperhatikan dan
mendengar setiap ucapan umatNya. Karena itu, hidup orang percaya haruslah
ditandai dengan takut akan Tuhan dan menghormati nama Tuhan.
Beginilah
berbicara (16) :
Kata adalah
bentuk yang keluar dari hati dan pikiran manusia. Apa yang terbetik dalam hati
dan pikiran serta terungkap dalam kata dan perbuatan manusia selalu
diperhatikan dan didengar Allah. Manusia tidak dapat mendustai Tuhan. Ia juga
tidak akan melupakan hati, sikap, perkataan dan perbuatan manusia. Semua itu
akan ‘dicatat’ Tuhan, menjadi peringatan. Karena itu, Allah menghendaki manusia
itu berbicara dan bertindak dengan benar.
Pada hari yang
Kusiapkan.
Orang-orang
percaya bukan hanya focus pada masa kini dan di sini, tetapi juga harus menatap
masa depan. Itulah pengharapan. Pada saat yang tepat, Tuhan akan menyatakan
kasihNya kepada orang-orang yang hidup dengan benar, Tuhan akan menunjukkan
perbedaan orang benar dan orang fasik. Akan nyata juga perbedaan orang yang
sungguh-sunguh beribadah kepada Allah dan orang-orang yang tidak beribadah
kepada Tuhan.
Kalau umat Tuhan
merasa sudah benar beribadah, maka pada saatnya juga akan menjadi nyata
dihadapan Tuhan. (3:18) : ‘Maka kamu
akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang
yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya’.
Berbicara adalah
aktifitas yang sering kita lakukan. Ia menjadi alat manusia untuk menjalin
hubungan dengan sesama. Kata-kata yang keluar dari mulut menunjukkan hati dan
pikiran masing-masing orang. Kata-kata yang indah dapat menjalin hubungan yang
baik antara sesama manusia, dan mengeratkan persahabatan. Tetapi perkataan yang
kasar dapat menyakitkan hati orang lain. Orang yang suka menyakiti hati
sesamanya adalah perbuatan yang tercela. Sesungguhnya bukan saja menimbulkan
persahabatan yang kurang harmonis tetapi juga mengandung dosa. Sebab, manusia
adalah ciptaan Tuhan, sebagai citra Allah. Apalagi secara langsung orang
‘meremehkan’ Tuhan dengan kata-kata yang tidak sepantasnya diucapkan oleh
manusia.
Tuhan menghendaki
perkataan yang keluar dari mulut kita hendaklah sebagai orang yang menyadari,
bahwa Tuhan telah mengasihinya. Ia dapat merasakan cinta kasih Tuhan di dalam
hidupnya.
Hiduplah dengan benar, beribadahlah dengan benar, dan berbicaralah dengan
benar, sebab itulah yang Allah kehendaki. AMIN
Keluarga yang memelihara Allah.
BalasHapusKeluarga yang memelihara ibadah.
BalasHapus