KRISTUS MEMENUHI
SEMUA DAN SEGALA SESUATU
Kita beribadah hari ini dalam rangka merayakan salah satu dari hari Raya
Gerejawi, yaitu HARI KENAIKAN. Kitab Lukas 24 : 50 – 53 cukup
lengkap menggambarkan kenaikan Tuhan Yesus ke sorga. Yesus membawa
murid-muridNya sampai dekat Betania. Di kota Betania ini, Yesus memberkati
murid-muridNya. Dan ketika Yesus memberkati, Ia naik ke sorga. Setelah Kenaikan
Yesus ke sorga : murid-murid sujud menyembahNya, Mereka sangat bersukacita,
Mereka senantiasa berada di Bait Allah, untuk menantikan kedatangan Tuhan Yesus kembali dengan
penuh pengharapan.
Bagaimanakah orang percaya dalam menantikan kedatangan kembali Tuhan
Yesus ? Inilah yang menjadi renungan kita pada Hari Kenaikan Tuhan Yesus tahun
ini. Bacaan dari Efesus 1:15-23 ini
memberikan tiga hal yang berkaitan dengan hari Kenaikan Tuhan Yesus dalam hidup
berjemaat.
Iman dan Kasih
Paulus bersyukur atas kehidupan Jemaat Efesus, karena mereka hidup dengan
Iman dan kasih. Mereka hidup di dalam iman kepada Yesus, yang akan segera
datang. Di dalam penantian itu, mereka membangun persekutuan dengan kasih yang
begitu indah. Mereka saling mengasihi, dan juga mengasihi semua orang kudus. Dengan model persekutuan yang diwarna rasa
kasih sesama, membuat mereka makin dikuatkan dalam menantikan kedatangan Tuhan
Yesus.
Doa Paulus
Paulus berdoa untuk jemaat yang dikasihinya ini, agar Tuhan memberikan Roh hikmat dan wahyu, sehingga mereka lebih mengenal Yesus
dengan benar. Mengenal Kristus bukan dengan memaksakan pikiran sendiri kepada
Kristus tetapi membiarkan Kristus memberlakukan kehendakNya di dalam diri orang
percaya. Karena itu, pengenalan yang
benar akan Kristus adalah dengan Roh hikmat yang dari Tuhan. Manusia hanya dapat mengenal Kristus dengan mata
hati, bukan logika belaka. Roh Tuhan menggerakkan setiap orang percaya untuk
mengenal Tuhan.
Dengan pengenalan yang benar tentang Kristus, maka orang percaya dapat
dibukakan hatinya untuk mengerti tentang pengharapan. Dengan mengenal Kristus
secara benar, maka orang percaya akan tersentak dan tersadar, bahwa kehidupan
yang kita alami ini tidak seberapa dibandingkan kehidupan kekal. Ay 18-19
menyebutkan : ‘betapa kayanya kemuliaan, dan betapa hebat
kuasa-Nya’. Pengharapan akan hidup kekal, itulah tujuan utama orang-orang
percaya.
Kristus adalah Kepala Jemaat
Dalam penantian itu, orang-orang percaya haruslah bersekutu. Fungsi dari persekutuan itu adalah agar mereka memiliki kesabaran dalam masa
penantian itu. Karena itu sangat penting membangun persekutuan yang saling
menguatkan, saling berdoa, saling mengasihi.
Dalam persekutuan itu, Kristus adalah Kepala. Dengan menempatkan Kristus
sebagai Kepala, maka KRISTUS MEMENUHI SEMUA DAN SEGALA SESUATU. Dia yang
berkuasa atas persekutuan itu, bukan orang-orang yang menjadi anggotanya.
Sedangkan jemaat
hendaknya hidup dengan rendah hati. Semua anggota tunduk kepada kehendak Kristus, dengan saling melayani. (Efesus 5:21) : ‘rendahkanlah
dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus’.
Dengan demikian
maka persekutuan yang menantikan Kristus itu akan kuat dan dipenuhi rasa
sukacita.
Peringatan
Kenaikan Yesus ke sorga mengingatkan orang-orang percaya, bahwa manusia tidak
hanya dibatasi oleh dunia yang sekarang, tetapi ada dunia YAD. Yesus naik ke
sorga untuk mempersiapkan hidup kekal itu bagi orang-orang percaya. Di sanalah
orang-orang percaya menikmati kedamaian abadi.
Sesungguhnya, pengharapan orang percaya tidak berhenti pada kenikmatan
duniawi tetapi lebih jauh lagi, orang percaya memiliki pengharapan rohani,
yaitu kehidupan sorga yang kekal itu. (I Korintus 15:19) : ‘Jikalau kita hanya dalam hidup
ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang
paling malang dari segala manusia’.
Sebagai orang
yang beriman, kita memang patut bersyukur atas berkat-berkat Tuhan. Kita juga
berpengharapan, bahwa Allah masih akan memberikan berkat-berkat dunia yang
berkelimpahan. Namun, sebagai orang percaya ; apakah pengharapan kita hanya
sejauh sajian dunia ? Ada kekayaan Allah yang jauh melampaui dari segalanya,
yang harus kita miliki sebagai orang percaya. Kekayaan Kristus itu adalah,
dimana kita akan dianugerahi kehidupan sorgawi yang penuh sukacita. Namun,
selama di dalam dunia ini, Kristus memanggil kita untuk bersekutu. Persekutuan
yang dimaksud adalah persekutuan yang penuh kasih. Karena itu, di dalam
persekutuan tidak boleh ada yang saling menyakiti. Kalau tak dapat membuat
orang bersukacita, jangan membuat batu sandungan atau menyakiti orang lain.
Dalam persekutuan itu, kita hanyalah memuji dan melayani Tuhan.
Dengan kasih,
pengharapan, dan persekutuan, maka kita akan dikuatkan menghadapai dunia yang
penuh pergumulan ini. AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar