ALLAH MENYEDIAKAN
KEBUTUHAN KITA
(Matius 4:13-21)
Manusia
terus dilanda masalah yang tak kunjung tuntas. Selain masalah ekonomi, manusia
juga sedang resah dengan ragam jenis penyakit yang menyerangnya. Makin susahkah
manusia ? Atau dapatkah dunia dengan segala kemajuannya menuntaskan persoalan
manusia ? Bukankah manusia makin gelisah dalam dunia dengan segala
kecanggihannya ? Tak sedikit manusia berpikir menjadi tak logis, dunia yang
makin maju/canggih tapi dipandang sebagai akhir zaman. Dan akhirnya zaman
dipahami sebagai dunia menuju kehancuran dan akan lenyap. Begitukah kehendak
Allah atas dunia ini ? Allah bukan sedang memainkan sebuah sandiwara dan
menjadikan manusia mengambil peran di tengah dunia ini. Tetapi Allah memiliki
kehendak baik atas dunia ciptaanNya.
Orang
banyak mengikuti Yesus kemanapun Yesus bergerak. Sekalipun Yesus pergi dengan
naik perahu tapi orang banyak tak enggan mengikut Yesus dengan berjalan
melewati darat. Mengapa mereka terus mengikuti Yesus ? Adakah yang mereka
harapkan dari Yesus ? Ya… mengikut Yesus selalu memberi makna bagi hidup
manusia, sebab Yesus penuh belas kasih kepada yang ikut denganNya.
Dalam nas
ini, Yesus memberikan dua bagian penting bagi kehidupan orang banyak yang
mengikut Yesus itu : menyembuhkan penyakit dan memberi makan.
YESUS
MENYEMBUHKAN YANG SAKIT
Yesus menyembuhkan
mereka yang sakit. Apakah penyakit orang banyak yang mengikut Yesus itu ?
Mereka dapat berjalan mengikut Yesus, berarti mereka tidak lumpuh. Mereka tidak
tuli, sebab mereka bisa mendengar. Mereka tidaklah bisu sebab mereka bisa
berbicara. Bukankah berarti mereka sehat ? Ya, mereka sehat secara fisik tapi
memiliki penyakit rohani. Hidup mereka dilanda kegelisahan, khawatir, cemas,
takut. Itulah penyakit orang banyak itu. Hati Yesus tergerak oleh belas
kasihan, sehingga Yesus menyembuhkan penyakit mereka.
YESUS
MEMBERI MAKAN ORANG BANYAK
Orang yang
telah disembuhkan itu tidak ada yang beranjak pulang. Mereka tetap ada di
sekitar Yesus, sekalipun hari menjelang malam. Mereka tidak lagi lapar, tidak
haus, tidak mengantuk, tidak khawatir, tidak takut, tidak gelisah. Mereka
justru senang berada di sekitar Yesus. Justru yang gelisah adalah murid Yesus
sendiri. Murid-murid Yesus khawatir atas makanan orang banyak itu. Murid-murid
meminta kepada Yesus untuk menyuruh orang banyak itu pergi.
Yesus
menjawab muridnya itu : ‘kamu harus memberi mereka makan.’
Para murid
menjawab : ‘Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan.’ Yesus
berkata : ‘Bawalah ke mari kepada-Ku.’ Yesus berdoa atas ikan dan roti itu
dengan menengadah ke langit dan mengucap berkat, Yesus memecah-mecahkan roti
itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya. Murid-murid Yesus
membagi-bagikannya kepada orang banyak. Mereka semuanya makan sampai kenyang,
dan potongan-potongan roti tersisa dua belas bakul penuh. Yang ikut makan kira-kira
lima ribu laki-laki, tidak termasuk perempuan dan anak-anak.
Yesus
melakukan mujizat, memberi makan 5.000 orang sampai kenyang, hanya dengan 2
ikan dan 5 roti. Allah kita adalah Allah yang luar biasa. Sesungguhnya Allah
menyediakan segala kebutuhan manusia. Karena itu, ikutlah Yesus.
Yesus
melakukan mujizat. Yesus adalah Allah yang dapat memenuhi kebutuhan manusia.
Tak perlu bertanya, bagaimana Yesus membuat mujizat. Jangan logikakan mujizat.
Mujizat adalah mujizat.
Yang
menarik adalah, ‘Mengapa bisa sisa dua belas bakul ?’ Ada anekdot (maaf ya),…. karena yang hadir dalam acara itu
tidak ada seperti orang-orang yang suka membawa bungkusan plastik untuk
cadangan esok.
Sebelum
Yesus melakukan mujizat atas makanan jasmani, Yesus terlebih dahulu menyembuhkan
penyakit mereka itu. Mereka sebelumnya banyak yang mengidap penyakit : galau,
takut, gelisah, bimbang. Yesus menyembuhkan mereka secara keseluruhan, baik
jasmani maupun rohani. Maka ketika Yesus melakukan mujizat, mereka makan dengan
tenang, menikmati anugerah Tuhan dengan penuh syukur. Tidak ada seorang pun di
antara mereka yang memikirkan untuk
makanan esok hari. Mereka tidak seperti umat Israel di padang gurun ketika
Yesus mendatangkan roti dan burung puyuh.
Allah
sungguh menyediakan kebutuhan kita, Allah senantiasa melakukan mujizat. Namun
seringkali manusia tidak dapat melihat dan merasakan mujizat itu karena
penyakit masih membelenggu dirinya. Galau, takut, khawatir, bimbang…membuat
manusia terlalu memikirkan dirinya. Ia terus menerus membangun benteng dirinya
dengan dunia fana ini, tanpa batas. Akibatnya, ia tidak merasakan nikmat
berkat/anugerah Allah. Ia tidak mampu bersyukur.
Keserakahan
adalah jenis penyakit jiwa (rohani). Kerakusan membuat orang tidak pernah
memiliki rasa cukup, ia terus berkekurangan. Di dunia ini banyak orang
rakus…..menimbun berlebihan karena khawatir hari esok. Inilah penyakit manusia
moderen.
Firman
Tuhan ini mengajak kita untuk dapat merasakan muzijatNya di dalam hidup kita.
Kita menikmati mujizat Allah dengan penuh rasa syukur. Jangan khawatir tentang
hari esok. Sesungguhnya, Allah terus memperlengkapi kebutuhan hidupmu. Jika
hidupmu masih dipenuhi oleh rasa takut, khawatir, galau….datanglah kepada
Yesus. AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar