ALLAH PENYELAMAT
YANG KEKAL
(Yesaya 51:1-8)
Pembuangan selalu
dipahami sebagai hukuman bagi umat yang berdosa. Namun, Tuhan yang telah
memilih umatnya sejak dari Mesir tidak pernah memusnahkannya begitu saja. Bahkan
dalam nas bacaan ini, Tuhan akan membebaskan, membawa pulang umatNya, dan
menjanjikan keselamatan. Pemahaman pembuangan pun sebagai hukuman berubah menjadi
sebagai ‘pembinaan’ bagi umat Tuhan. Kini, melalui hambaNya Yesaya
mengumandangkan keselamatan itu bagi umat Tuhan.
Sebelum
arak-arakan panjang meninggalkan pembuangan menuju tanah air Kanaan, Tuhan
mengingatkan umatNya. Kesalahan/dosa umat Tuhan sebagai bangsa pilihan adalah,
mereka tidak mau serius mendengar, menghayati dan mengamalkan firman Tuhan.
Akibatnya, mereka hidup dengan pikiran mereka sendiri, egois, degil, sombong.
Oleh sebab itu, menunggu mereka dituntun Tuhan meninggalkan lokasi pembungan,
Tuhan mengingatkan mereka untuk mendengarkanNya. Sekali lagi ; mendengarkan dan
memperhatikan suara Tuhan !!!
Mereka
sesungguhnya hanyalah tanah atau batu yang diukir. Karena itu, umat Tuhan
mestinya hidup dengan taat kepada pemahat/pengukirnya, yaitu Allah. Mereka
adalah keturunan Abraham, yang kepadanya Tuhan memberkati untuk memiliki banyak
keturunan. Tuhan memberkati Abraham karena ia taat, beriman. Umat Tuhan
seharusnya juga meneladani Abraham agar Tuhan memberkati.
Tanah air mereka telah
diluluhlantakkan musuh, tetapi Tuhan akan membangunkan kembali, bahkan dibuat
menjadi lebih indah. Semua itu akan memberi sukacita bagi umat Tuhan dan
menjadikan hidup mereka penuh rasa syukur.
Mereka juga harus
taat kepada segala ajaran dan hukum-hukum Tuhan, yang menuntun umat agar dapat
menjadi terang bagi bangsa-bangsa lain. Dengan demikianlah maka Tuhan akan
melepaskan mereka menuju Kanaan. Semua itu terjadi bukan oleh kuat kuasa umat,
melainkan oleh kasih dan kuasa Tuhan.
Tuhan juga
mengingatkan, bahwa keselamatan yang mereka peroleh bukan saja atas dunia ini
tetapi Tuhan akan memberikan keselamatan yang kekal. Sesungguhnya, langit akan
lenyap seperti asap dan bumi memburuk seperti pakaian usang. Orang-orang yang
tidak percaya akan habis dimakan ngengat dan gegat. Lalu penduduknya mati
seperti nyamuk.
Tetapi bagi umat
Tuhan ada keselamatan kekal. Oleh sebab itu, umat Tuhan tidak perlu gentar
kurun waktu di dunia ini. ‘Janganlah takut jika diaibkan oleh manusia dan
janganlah terkejut jika dinista oleh mereka’. Tetapi biarlah setiap umat Tuhan
taat pada hukum dan pengajaran Tuhan.
‘Berbahagialah
orang yang mendengar firman Tuhan, menghayati, dan mengamalkannya’. Ungkapan
ini mengajak kita sekalian untuk menikmati firman Tuhan, merenungkannya, dan memberlakukan
di dalam hidup ini. Seberapa besar firman Tuhan yang dapat kita serap setiap
kali mendengar dan merenungkannya. Adakah firman Tuhan mengubahkan diri kita ?
Kita perlu mendengarkan firman Tuhan yang dapat menumbuhkan iman percaya kita.
Firman Tuhan
seharusnya menyadarkan, bahwa kita hanyalah debu tanah, sehingga kita tidak
perlu hidup dengan keangkuhan tetapi hiduplah dengan rendah hati.
Kita juga tak
perlu ‘mabuk’ dengan dunia ini. Bumi, dimana kita berada hanyalah tempat
sementara. Pun selama di dunia ini, kita terus menghadapi pergumulan yang tak
pernah usai dalam kurun 70 – 100 tahun. Kemudian kita kembali menjadi debu.
Tetapi
orang-orang percaya menanti-nantikan keselamatan, yaitu hidup kekal.
Menunggu keselamatan kekal itu, hendaklah
kita hidup dengan menikmati SATE KUDA.
SAdar = kesadaran.
Kita perlu menyadari, apakah kita masih sesuai dengan citra Allah ?
Bukankah kita telah jatuh ke dalam dosa ? Bukankah manusia sering menjadi
makhluk yang buas, ganas dan rakus; manusia memangsa, melukai hati sesamanya.
Kita sering terpikat dan diikat oleh
nilai-nilai dunia yang melampaui batas.
Kita perlu menyadari hakekat kita sebagai
manusia, hanyalah makhluk yang singkat umurnya dan penuh kegelisahan.
TEkad.
Dengan kesadaran sebagai manusia yang telah
menjadi buas dan ganas diperlukan suatu tekad. Tekad untuk kembali menjadi
manusia yang dikehendaki Allah, yaitu manusia yang bermoral, memiliki etika.
KUdus.
Kudus yang dimaksud adalah hidup dalam
ajaran-ajaran Kristus. Secara khusus kita menjauhkan diri dari ; Galatia 5 : 20
–21b.
DAmai.
Damai adalah suatu keadaan, dimana kita menjadi
dekat kepada Kristus. (Efesus 2:13 : tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus
kamu, yang dahulu ‘jauh’, sudah menjadi, ‘dekat’ oleh darah Kristus). Hanya
dekat Allah saja aku tenang. AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar