HIDUP DALAM DAMAI DENGAN
SEMUA ORANG
Roma 12:9-21
Tuhan menganugerahi manusia dengan hidup
bahagia dan menyenangkan. Itulahlah hidup yang dikehendaki Tuhan dalam hidup
manusia. Hidup indah itu dapat terpelihara dengan baik apabila semua manusia
hidup dengan tulus, tidak ada kepura-puraan, melakukan yang baik, saling
mengasihi dan saling menghormati.
Persekutuan dalam Tuhan makin terasa indah
dengan saling melayani dalam semangat yang dicurahkan roh Tuhan. Oleh sebab
itu, persekutuan juga harus saling membantu/menolong. Tuhan tidak menghendaki
anak-anakNya hidup sebagai pengemis. Diakonia harus berfungsi. Persekutuan yang
demikian akan membawa kedamaian bagi semua orang.
Persekutuan yang demikian itu akan memberi
keteguhan bagi tiap anggota menghadapi pergumulan hidup (kesesakan).
Tentunya, persekutuan harus dihidupi oleh doa.
Doa kepada Tuhan memampukan kita menjalani praktek hidup saling mengasihi. Doa menjadi cara kita membangun persahabatan dengan
Tuhan. Persahabatan yang senantiasa terjalin dengan Tuhan akan membuat hidup
makin mesra
dan indah. Doa akan membimbing kita untuk bertindak, dengan tidak melawan suara
hati nurani (suara Roh Kudus). Doa
yang dipanjatkan dengan benar akan
didengarkan Tuhan. Amin!
Memang tidaklah mudah memelihara persekutuan
ideal itu. Kejahatan dapat saja terjadi, baik dalam persekutuan itu sendiri
maupun dari luar. Paulus mempunyai strategi yang dapat menjadi pedoman bagi
orang-orang percaya di Roma dan tentunya dengan hidup orang Kristen saat ini
dalam menghadapi kejahatan yang timbul.
Apabila kejahatan dibalas dengan kejahatan maka
korban kejahatan itu sendiri telah turut melakukan kejahatan. Jika kejahatan
berhadapan dengan kejahatan, maka ‘tidak ada yang benar, seorang pun tidak.
Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang
berbuat baik, seorang pun tidak’ (Roma 3:10&12). Yang terindah perlu
dilakukan adalah melakukan kebaikan. Keteladanan dalam menghadapi kejahatan
diungkapan Tuhan Yesus di kayu salib, memberi pengampunan bagi mereka yang
menganiaya.
Ulangan
32:35 Hak-Kulah dendam dan pembalasan, pada waktu kaki mereka goyang, sebab
hari bencana bagi mereka telah dekat, akan segera datang apa yang telah
disediakan bagi mereka. Dia yang berkuasa atas kehidupan manusia. Oleh sebab itu,
pembalasan atas kejahatan manusia adalah wewenang Tuhan. Kita tidak perlu
menunggu/melihat pembalasan Tuhan itu terhadap pelaku kejahata
Tidak membalas kejahatan dengan kejahatan bukan
berarti korban berdiam diri. Yang perlu dilakukan korban kejahatan bagi pelaku
kejahatan adalah kebaikan, dengan memberikan kebutuhan yang diperlukan.
Kejahatan muncul karena pelakunya merasakan kekurangan dalam dirinya.
Kekurangan makanan atau minuman sebagai
kebutuhan pokok, termasuk haus kehormatan.
Dengan melakukan hal di atas, Paulus mengatakan
bahwa kita telah ‘menumpukkan bara api di atas kepalanya”. Ketika korban
kejahatan membalas dengan kebaikan maka si pelaku mungkin menyadari
kejahatannya. Ia kemudian malu dan menyesal atas kejahatannya. Ia merasa
kepalanya sedang terbakar, sebagai balasan atas kejahatannya.
‘Berbahagialah
orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah’ (Matius
5:9), demikian khotbah Yesus di bukit. Yesus tidak berhenti pada gagasan
belaka, tetapi melali pengorbananNya, kita telah diperdamaikan dengan Allah
(Roma 5:1). Dengan meneladani firman Tuhan, kita bukan saja dapat hidup damai
dengan semua orang tetapi juga diutus menjadi pembawa damai bagi dunia (2
Korintus 5:17-20).
Ditengah-tengah dunia ini
kita menghadapi tantangan : ekonomi, sosial, politik, dan tindak kejahatan ;
kekerasan, fitnah, kesombongan, kekerasan dsb. Kejahatan sudah menjadi
‘santapan harian’. Kejahatan bukan hanya
terjadi di tempat umum tetapi juga di dalam keluarga yang disebut KDRT. Tidak
sedikit orang menghadapi konflik rumah tangga, yang tak kujung selesai. Itu
menimbulkan penderitaan berat. Padahal Tuhan berkata (Efesus 4:26), apabila
kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam,
sebelum padam amarahmu.
Hidup menjadi tidak sukacita.
Banyak lagi praktek kehidupan dan pergumulan
yang kita hadapi. Satu hal yang membawa kita pada kemenangan pergumulan hidup
ini adalah berdoa dan terus melakukan kebaikan. Kita pun akan menikmati hidup
yang damai dengan semua orang. AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar