PEKERJAAN ALLAH DALAM JEMAAT
PENDAHULUAN
Surat Paulus kepada jemaat Korintus yang
kedua ini menyampaikan banyak pesan : pengampunan, pelayanan, pendamaian, diakonia,
dan tentang panggilan. Semua itu berkaitan dengan iman, moral dan kehidupan
orang percaya di dalam Yesus Kristus. Dalam dua Korintus ini, Paulus menanamkan
landasan moral Kristiani agar jemaat di Korintus terbuka untuk pelayanan kasih,
menolong orang yang menderita. Demikian juga agar mereka kiranya tidak lagi
dipengaruhi kehidupan kekafiran (hidup yang lama), sehingga mereka dapat hidup
bersukacita di tengah penderitaan. Secara khusus dalam pasal 13 ini Paulus
menyampaikan nasihat-nasihat terakhir serta salam penutup.
PENJELASAN
NAS
Perikop ini adalah bagian penutup dari
seluruh tulisan Paulus kepada jemaat di Korintus. Dalam mengakhiri suratnya
ini, Paulus masih memberikan beberapa pesan praktis, yang dapat menjadi warna
kehidupan persekutuan jemaat.
1.
Hidup dalam sukacita
Bersukacita tidak hanya dikarenakan hal-hal
lahiriah, kesuksesan atau keberhasilan, tetapi terutama kata itu lebih penting
dan mengena dalam pertumbuhan rohani. Dengan demikian, orang percaya dapat
bersukacita sekalipun menghadapi penderitaan secara jasmani. Seorang Kristen
semestinya dapat bersukacita walau ia sedang mengalami berbagai tekanan
lahiriah. Dan itulah yang menandakan seorang Kristen berakar di dalam Kristus.
2. usahakanlah dirimu supaya
sempurna
Kalimat ini agak berbeda dalam versi bahasa
daerah (Batak) : “sai olo ma hamu patoguon
jala apoan”. Versi bahasa Indonesia menekankan kesempurnaan dengan usaha
sendiri, sedangkan bahasa Batak menekankan kesediaan hati untuk dibimbing atau
digembalakan, kesediaan untuk dinasihati dan diteguhkan. Dalam hal ini yang
terutama dipahami ialah bahwa hidup ini akan selalu berproses menuju pada
kesempurnaan. Karena itu, dalam perjalanan menuju kesempurnaan mesti ada
kesediaan hati untuk belajar, diarahkan, mau dibangun menjadi lebih baik.
Tentunya, firman Tuhan menjadi standar menuju kepada perubahan itu. Dengan
demikian, kesempurnaan kita bukan oleh standar diri sendiri melainkan
kesempurnaan yang dikerjakan oleh Allah.
3 Persekutuan damai
sejahtera
Paulus juga menasihatkan agar jemaat
Korintus sehati-sepikir dan hidup dalam damai sejahtera. Nasihat yang
mengutamakan “persekutuan” sehingga semua orang dapat saling mengasihi, saling
tegur-sapa, satu pandangan dalam membangun “persekutuan tubuh Kristus” (bnd. 1
Kor. 12:27). Persekutuan ini disebut persekutuan damai sejahtera, karena satu
dengan yang lainnya dapat bersatu hati, bersatu dalam pikiran (marsiolo-oloan),
bersatu dalam tindakan (aksi), sehingga satu dengan yang lainnnya juga dapat
saling menyapa, memberi salam dan menjadi persekutuan yang saling mengasihi.
4 Salam Rasuli
Salam dengan rumusan “kasih karunia Tuhan
Yesus Kristus dan kasih Allah dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu
sekalian”. Salam rasuli ini pertama, dipahami sebagai sapaan untuk mengawali
persekutuan ibadah kepada Tuhan, sekaligus mengawali penyampaian Injil Kristus,
dan sebagai suatu permohonan doa atau pemberian berkat. Nas ini juga sekaligus
mengingatkan semua orang bahwa hidup orang percaya itu selalu ada di dalam
tangan pengasihan dan Tuhan selalu menyertai hidup orang-orang percaya,
membimbing dan menuntunnya, sekaligus mempersatukan dan mengumpulkan semua
orang percaya menjadi persekutuan di dalam Tuhan Yesus Kristus.
Nas ini memanggil kita untuk dapat
bersukacita, dan memperlengkapi diri sebagai umat Tuhan. Kita hendaknya
menyadari bahwa dalam hidup ini, kita selalu bertemu dengan yang namanya
pergumulan atau penderitaan. Namun, pergumulan itu tidak harus menutup hati
kita untuk bersukacita di dalam kasih Tuhan. Kiranya gereja terus mau dibaharui
melalui pekerjaan Allah sehingga tercipta persekutuan kudus ; saling mengasihi,
saling menyapa, dan hidup dalam damai sejahtera. AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar