JANGAN MELAWAN HAMBA
TUHAN
Yeremia adalah nabi
muda dan tidak pandai bicara. Namun, kalau sudah Tuhan yang memilih dan
menetapkan maka kuasa Allah akan bekerja baginya. Yeremia tak kuasa menolak
panggilannya. Ia pasrah. Kemudaan Yeremia cukup membuatnya untuk membaca
situasi dan kemampuan menyampaikan firman Tuhan secara tajam dan mengena dalam
konteksnya. Akibatnya, Yeremia menghadapi resiko yang teramat berat. inilah
yang diungkapkan Yeremia dalam nas renungan ini.
Yeremia
mengungkapkan pergumulan yang dihadapi dirinya sebagai hamba Tuhan. Firman yang
disampaikan seringkali menusuk tajam hati orang yang mendengar firman yang
disampaikan. Menyayat hati pendengarnya. Mungkin, kalau Yeremia menyampaikan
firman, ia mengabaikan ‘pengkultusan’. Yeremia tidak mau dibelenggu oleh status
para pendengarnya. Akibatnya, Yeremia menjadi bahan tertawaan dan olok-olok.
Tak mengherankan, kalau ia turut mendapat hinaan dan penganiayaan. Situasi
pahit yang dialami Yeremia terkadang membuatnya hampir jatuh, putus asa, dan
ingin berteriak melepaskan seluruh beban berat dalam dirinya. Tetapi hanya dalam sekejab saja ia memiliki
semangat baru yang menumbuhkan keberanian. Ketakutan dan keberanian silih
berganti muncul dalam diri sang nabi Yeremia.
Dalam pergumulan
yang dalam, Yeremia tidak hendak menyesali panggilan Tuhan atas dirinya.
Olok-olok yang menyakitkan hati dan penganiayaan telah mewarnai kehidupan
Yeremia. Yang lebih menyedihkan, orang-orang yang dekat kepadanya justru turut
mengejek dan menantikan kesalahan yang diperbuatnya. Tetapi semua itu tidak
menyurutkan panggilannya, bahkan dengan berbagai ancaman itu membuatnya merasakan
seperti ada api yang menyala-nyala. Inilah kekuatan yang membuatnya terus bersemangat.
Kuasa Tuhan mengalir dalam diri hambaNya, nabi Yesaya.
Seorang hamba Tuhan yang
benar akan selalu menjauhi kejahatan dan kekerasan. Ia lebih banyak hidup dalam
ketulusan. Sebab sesungguhnya Tuhan akan menyertai hambaNya. Maka, apabila
orang-orang menentang hamba Tuhan, sesungguhnya ia memperbuat sesuatu kepada
Tuhan. Sikap hamba Tuhan yang demikian seringkali dimanfaatkan orang sebagai
kelemahannya. Lalu orang-orang jahat melakukan yang tidak patut dilakukan. Akibatnya,
perbuatan orang yang memperolok hamba Tuhan sesungguhnya ia sedang memperolok
Tuhan. Tak mengherankan orang-orang yang berlaku demikian pada seorang hamba
Tuhan akan tersandung jatuh. (11b) mereka menjadi malu, suatu noda yang
selamalamanya tidak terlupakan.
Yeremia sadar bahwa
ia tak kuasa menghadapi dan melawan semua orang yang merendahkan dan
menganiaya. Yeremia mempasrahkan seluruh hidupnya bagi yang memanggil dan
mengutusnya. Yeremia yakin, bahwa Tuhan yang memanggil, memilih, dan
mengutusnya menyampaikan firmanNya juga telah melihat dan menguji batin dan
hati hambaNya. Hal ini ditandai dengan
menyerahkan seluruh pergumulan (perkaranya) kepada Tuhan. Dalam kepasrahan,
Yeremia menyanyi dan memuji Tuhan. Yeremia percaya, Allah yang mengutusnya itu
akan senantiasa melepaskannya dari perbuatan jahat, sebab ia telah dipenuhi
kuasa Tuhan.
Barangkali hanya
sedikit orang yang mau menjadi hamba Tuhan. Panggilan tidak hanya diterima dan
melakukan tugas rutin, tetapi sangat diperlukan ketulusan dan kepasrahan pada
Tuhan dalam pelayanannya. Hamba Tuhan memiliki tugas yang teramat berat ;
menyatakan kebenaran, yang sering bertentangan dengan keinginan manusia dunia.
Tak mengherankan, seorang pengkhotbah disorot dari berbagai sudut, terlebih
kekurangannya ; hidupnya, bicaranya, keluarganya, khotbahnya. Sedikit saja
melenceng dari harapan maka yang terjadi adalah olok-olok dan kekerasan.
Sebagai hamba Tuhan, ketika ada pergumulan dalam hidup ini, maka perlu merenungkan
dan mencoba menemukan penyebanya. Tetapi apapun penyebabnya, kita harus
senantiasa hidup benar.
Sebagai pendengar
firman Tuhan, maka yang utama kita lakukan adalah mendengar, mengerti, dan
melakukan firman yang ditaburkan. Firman yang ditaburkan para hamba Tuhan
mestinya mengubahkan diri kita kepada kebenaran. Ketika orang menghadapi sebuah
penderitaan, maka masyarakat secara spontan akan memberikan penilaian ; apakah
ia baik atau jahat. Apabila ia jahat, terlebih pernah menyakiti hamba Tuhan,
maka penderitaan itu akan menjadi sebuah cerita (buruk) yang sulit dilupakan
orang. ‘Patut do antong posa diae ibana, ai dialoalo do antong naposo ni Tuhan
i’. Karena itu, janganlah melakukan kejahatan bagi seluruh ‘perangkat’ Tuhan,
tetapi lakukanlah firman Tuhan yang ditaburkan hambaNya. AMIN
Terimakasih buat renungan yang memberkati kita semua.
BalasHapussekalipun Yeremia adalah yang dipilih langsung oleh Tuhan sejak dalam kandungan namun tetap saja Tuhan masih mengijinkan segala pergumulan dalam hidupnya....
bagaimana dengan kita....???
apakah kita bisa tetap setia dalam kebenaran Tuhan....???
semoga renungan kisah nabi Yeremia dapat memampukan, membangkitkan semangat kesetiaan iman kita atas kebenaran Firman Tuhan dan kita juga bisa tetap setia untuk mengaplikasikan segala kebenaran yang dikehendaki Tuhan dalam kehidupan kita...amin....!!!
Sebagai umat tebusan Tuhan ,kita harus berani menyatakan , mengatakan dan menyampaikan kebenaran meskipun harus pikul salib , meskipun harus melalui via Dilorosa , jalan penderitaan, tetap Bertahan ,sebab pertolongan kita datang hanya dari Tuhan...Tuhan pasti menolong...
BalasHapusTerimakasih, : memang untuk mengatakan yang benar, bahkan melawan arus untuk memperoleh jabatan/ pekerjaan pun, sesekali diejek bahkan terlempar jauh dari sahabat kita.
BalasHapusTerimakasih atas sharing firman nya amang.
BalasHapus