MEMUJI ALLAH SANG
PENCIPTA (Kejadian 1:1-4)
Apabila kita sejenak melihat dan
merenungkan dunia ini, betapa muncul rasa kagum dalam diri kita. Betapa luar biasanya pencipta alam semesta
ini. Kitab Kejadian 1 menggambarkan bagaimana Tuhan menciptakan dunia ini.
Pembaca disuguhkan dengan sebuah cerita penciptaan yang begitu menakjubkan ;
indah, menarik, praktis, rapi dan teratur ; tidak terselami oleh pikiran
manusia. Di dalam penciptaan itu ada
kuasa yang luar biasa, di luar jangkauan manusia. Pemazmur (104:24) menyebut
penciptaan dunia ini sebagai ‘kebijaksanaan Tuhan’.
Pada mulanya Allah menciptakan langit dan
bumi. Penciptaan langit dan bumi dan segala isinya tidaklah terjadi begitu
saja, tetapi diciptakan dari yang tidak ada menjadi ada oleh kuasa Allah.
Langit dan bumi yang semula itu tidaklah seperti yang kita nikmati sekarang
ini. Bumi itu belum berbentuk dan tak dapat dinikmati karena gelap gulita. Juga
tidak dapat memandang ke langit yang biru, sebab belum ada cahaya. Dan memang
saat itu belum ada manusia. Yang ada hanya Roh Allah yang melayang-layang di
atas permukaan air. Roh Allah itu akan menata langit dan bumi ini dengan baik
untuk kelak dinikmati manusia yang akan dijadikan.
Langit yang di atas sana dapat diartikan
sebagai yang suci. Di sanalah Allah bersemayam. Sedangkan bumi dapat diartikan
sebagai yang kotor, tempat berlangsungnya berbagai kejahatan. Dengan demikian
sebutan langit dan bumi tidak sekedar bendanya tapi juga menunjukkan sifatnya.
Kekudusan dan kekotoran telah mengawali kehidupan ini dan itu akan terus
berlangsung sampai kepunahan hidup manusia.
Bumi
belum berbentuk dan kosong
Kekotoran bumi itu belum tampak, tidak
berbentuk dan kosong. Sekalipun dikatakan kosong bukan berarti tidak ada.
Bahkan bumi yang belum berbentuk itu menyimpan keindahan., yaitu adanya
samudera raya tetapi semua itu masih tertutup (gelap gulita).
Roh
Allah melayang-layang di atas permukaan air.
Kalimat ini menunjukkan bahwa sekalipun
tidak tampak tetapi Roh Allah berada di antara kedua ciptaan ; langit dan bumi.
Kehadiran Roh Allah disebutkan dengan perkataan ‘di atas permukaan air’. Air
yang dimaksud adalah laut luas dengan suara gemuruhnya, yang menunjukkan ada
kekuatan yang luar biasa. Namun kuasa Allah melampaui kekuatan gemuruh air itu.
Samudera raya yang bergemuruh itu memiliki kekuatan besar hendak membandingkan
bahwa kuasa Tuhan jauh melampaui kekuatan laut itu, sebab DIA menjadikannya.
Allah akan menata langit dan bumi dengan
kuasaNya, agar kemudian memiliki bentuk. Allah sungguhsungguh berkuasa atas
langit dan bumi ; Ia mengendalikan seluruh ciptaan saat itu, sekarang dan
sampai kekal.
Atas kuasaNya, Allah menjadikan terang.
Allah melihat terang itu baik, karena dapat memperlihatkan yang kudus dan yang
kotor secara jelas. Dengan demikian, dapatlah dipisahkan antara yang suci dan
kotor. Setelah terang itu memisahkan yang suci dan kotor maka mulai lah ada
kehidupan. Kehidupan dapat berlangsung karena adanya terang. Tanpa ada terang
maka kehidupan tidak akan pernah ada.
Memahami kuasa Pencipta dunia dengan segala
isinya, maka kita dapat mengaminkan bahwa tiada kuasa yang melampaui kuasa
Tuhan. Kekuasaan Tuhan bukan hanya menciptakan dunia tetapi Ia juga akan
memeliharanya. Allah telah menciptakan dunia ini dengan kuasaNya. Allah
menghendaki agar dunia ciptaanNya juga terpelihara dengan baik. Tuhan telah
memberi mandat bagi manusia untuk memelihara bumi ini. Karena itu, manusia
tidak boleh merusak, mengotori, mengekploitasi bumi dengan seenaknya. Tetapi
hendaklah manusia melaksanakan mandat yang diterimanya.
Kita patut merenungkan kemahakuasaan Tuhan
di dalam kehidupan ini. Sesungguhnya Tuhan berkuasa atas seluruh ciptaanNya.
Tuhan yang mengendalikan seluruh ciptaan dengan kuasa yang ada padaNya. Kuasa
Tuhan yang luar biasa itu sesunguhnya juga menyadarkan kita, bahwa hidup dan
kematian manusia berada di dalam kuasaNya. Manusia itu sesungguhnya adalah
debu, tetapi Tuhan membentuknya dan memberikan rohNya, sehingga manusia itu
beroleh hidup. Setara dengan pemberian roh itu, maka Tuhan juga berkuasa
mengambil roh itu, dan akan kembali menjadi debu. Oleh sebab itu, satu hal yang
patut kita lakukan dalam hidup ini adalah memuji dan memuliakan Tuhan dalam
seluruh kehidupan ini, yaitu membaharui bumi ini secara terus-menerus.
Umat Tuhan berada di atas dunia yang penuh
kejahatan ini. Umat Tuhan dapat saja jatuh ke dalam dunia yang jahat ini. Dosa
manusia seringkali diawali dari hal yang kecil, dapat disembunyikan, dan sulit
dijelaskan (difaktakan). Namun, sekecil apapun dosa itu akan memberi dampak
buruk bagi manusia. Di tengah-tengah kegelapan dunia ini, Allah juga memberi
terang, supaya setiap orang memiliki terang untuk menerangi dunia ini. Terang
itu adalah Allah sendiri. Ia tahu dan mau menerangi hati kita, sebab bagi
Kristus tidak ada yang tersembunyi,
Kita yang telah menerima terang itu
hendaknya juga memancarkan terang Kristus itu dalam kehidupan ini sehingga
setiap orang dapat melihat apa yang baik dan yang tidak baik. Oleh sebab itu ,
kita harus membuat terang Allah itu tinggal di dalam hidup kita, sebab Ia tahu
apa yang ada di dalam hati manusia (Yohanes 2:25). AMIN
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus