10 Juni 2014

Kejadian 1:1-4 (Minggu, 15 Juni 2014)



MEMUJI ALLAH SANG PENCIPTA (Kejadian 1:1-4)

Apabila kita sejenak melihat dan merenungkan dunia ini, betapa muncul rasa kagum dalam diri kita.  Betapa luar biasanya pencipta alam semesta ini. Kitab Kejadian 1 menggambarkan bagaimana Tuhan menciptakan dunia ini. Pembaca disuguhkan dengan sebuah cerita penciptaan yang begitu menakjubkan ; indah, menarik, praktis, rapi dan teratur ; tidak terselami oleh pikiran manusia.  Di dalam penciptaan itu ada kuasa yang luar biasa, di luar jangkauan manusia. Pemazmur (104:24) menyebut penciptaan dunia ini sebagai ‘kebijaksanaan Tuhan’.

Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Penciptaan langit dan bumi dan segala isinya tidaklah terjadi begitu saja, tetapi diciptakan dari yang tidak ada menjadi ada oleh kuasa Allah. Langit dan bumi yang semula itu tidaklah seperti yang kita nikmati sekarang ini. Bumi itu belum berbentuk dan tak dapat dinikmati karena gelap gulita. Juga tidak dapat memandang ke langit yang biru, sebab belum ada cahaya. Dan memang saat itu belum ada manusia. Yang ada hanya Roh Allah yang melayang-layang di atas permukaan air. Roh Allah itu akan menata langit dan bumi ini dengan baik untuk kelak dinikmati manusia yang akan dijadikan.
Langit yang di atas sana dapat diartikan sebagai yang suci. Di sanalah Allah bersemayam. Sedangkan bumi dapat diartikan sebagai yang kotor, tempat berlangsungnya berbagai kejahatan. Dengan demikian sebutan langit dan bumi tidak sekedar bendanya tapi juga menunjukkan sifatnya. Kekudusan dan kekotoran telah mengawali kehidupan ini dan itu akan terus berlangsung sampai kepunahan hidup manusia.
Bumi belum berbentuk dan kosong
Kekotoran bumi itu belum tampak, tidak berbentuk dan kosong. Sekalipun dikatakan kosong bukan berarti tidak ada. Bahkan bumi yang belum berbentuk itu menyimpan keindahan., yaitu adanya samudera raya tetapi semua itu masih tertutup (gelap gulita).
Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.
Kalimat ini menunjukkan bahwa sekalipun tidak tampak tetapi Roh Allah berada di antara kedua ciptaan ; langit dan bumi. Kehadiran Roh Allah disebutkan dengan perkataan ‘di atas permukaan air’. Air yang dimaksud adalah laut luas dengan suara gemuruhnya, yang menunjukkan ada kekuatan yang luar biasa. Namun kuasa Allah melampaui kekuatan gemuruh air itu. Samudera raya yang bergemuruh itu memiliki kekuatan besar hendak membandingkan bahwa kuasa Tuhan jauh melampaui kekuatan laut itu, sebab DIA menjadikannya.
Allah akan menata langit dan bumi dengan kuasaNya, agar kemudian memiliki bentuk. Allah sungguhsungguh berkuasa atas langit dan bumi ; Ia mengendalikan seluruh ciptaan saat itu, sekarang dan sampai kekal.
Atas kuasaNya, Allah menjadikan terang. Allah melihat terang itu baik, karena dapat memperlihatkan yang kudus dan yang kotor secara jelas. Dengan demikian, dapatlah dipisahkan antara yang suci dan kotor. Setelah terang itu memisahkan yang suci dan kotor maka mulai lah ada kehidupan. Kehidupan dapat berlangsung karena adanya terang. Tanpa ada terang maka kehidupan tidak akan pernah ada.

Memahami kuasa Pencipta dunia dengan segala isinya, maka kita dapat mengaminkan bahwa tiada kuasa yang melampaui kuasa Tuhan. Kekuasaan Tuhan bukan hanya menciptakan dunia tetapi Ia juga akan memeliharanya. Allah telah menciptakan dunia ini dengan kuasaNya. Allah menghendaki agar dunia ciptaanNya juga terpelihara dengan baik. Tuhan telah memberi mandat bagi manusia untuk memelihara bumi ini. Karena itu, manusia tidak boleh merusak, mengotori, mengekploitasi bumi dengan seenaknya. Tetapi hendaklah manusia melaksanakan mandat yang diterimanya.
Kita patut merenungkan kemahakuasaan Tuhan di dalam kehidupan ini. Sesungguhnya Tuhan berkuasa atas seluruh ciptaanNya. Tuhan yang mengendalikan seluruh ciptaan dengan kuasa yang ada padaNya. Kuasa Tuhan yang luar biasa itu sesunguhnya juga menyadarkan kita, bahwa hidup dan kematian manusia berada di dalam kuasaNya. Manusia itu sesungguhnya adalah debu, tetapi Tuhan membentuknya dan memberikan rohNya, sehingga manusia itu beroleh hidup. Setara dengan pemberian roh itu, maka Tuhan juga berkuasa mengambil roh itu, dan akan kembali menjadi debu. Oleh sebab itu, satu hal yang patut kita lakukan dalam hidup ini adalah memuji dan memuliakan Tuhan dalam seluruh kehidupan ini, yaitu membaharui bumi ini secara terus-menerus.
Umat Tuhan berada di atas dunia yang penuh kejahatan ini. Umat Tuhan dapat saja jatuh ke dalam dunia yang jahat ini. Dosa manusia seringkali diawali dari hal yang kecil, dapat disembunyikan, dan sulit dijelaskan (difaktakan). Namun, sekecil apapun dosa itu akan memberi dampak buruk bagi manusia. Di tengah-tengah kegelapan dunia ini, Allah juga memberi terang, supaya setiap orang memiliki terang untuk menerangi dunia ini. Terang itu adalah Allah sendiri. Ia tahu dan mau menerangi hati kita, sebab bagi Kristus tidak ada yang tersembunyi,
Kita yang telah menerima terang itu hendaknya juga memancarkan terang Kristus itu dalam kehidupan ini sehingga setiap orang dapat melihat apa yang baik dan yang tidak baik. Oleh sebab itu , kita harus membuat terang Allah itu tinggal di dalam hidup kita, sebab Ia tahu apa yang ada di dalam hati manusia (Yohanes 2:25). AMIN

Artikel Terkait



1 komentar: