UMAT
YANG MEMBERITAKAN KEMASYHURAN TUHAN
Banyak dan ragam peristiwa
yang terjadi di dalam hidup kita. Pernahkah kita merenungkan peristiwa demi
peristiwa yang kita alami, dan menemukan makna dari setiap peristiwa itu. Atau,
kita membiarkan segala peristiwa itu berlalu begitu saja. Mungkin peristiwa yang
teramat berat sekali pun akan berlalu begitu saja tanpa pernah kita renungkan
untuk menemukan maknanya. Adakalanya kita perlu berhenti sejenak untuk
merenungkan setiap peristiwa yang sedang kita alami atau yang telang berlalu.
Pemazmur menyempatkan
dirinya berhenti sejenak untuk merenungkan perjalanan hidup yang pernah
dilaluinya. Hasil perenungan pemazmur ini memiliki nilai yang tinggi sekali,
sebab ia memiliki pengenalan tersendiri tentang Tuhan. Pemazmur ini menyadari
bahwa seluruh hidupnya berada di dalam kuasa
Allah. Perenungan itu meyakinkan pemazmur bahwa Tuhan telah memberi keselamatan kepadanya, baik dari
ancaman musuh maupun penyakit yang nyaris merenggut nyawanya. Tuhan masih
memberi kesempatan bagi pemazmur mengisi kehidupan ini.
Tuhan itu memang
dapat murka tetapi itu hanya sesaat. Namun, kemurahan hati Tuhan jauh lebih
besar dari murkaNya. (30:6) “Sebab
sesaat saja Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati; sepanjang malam ada
tangisan, menjelang pagi terdengar sorak-sorai.” Suasana hidup yang silih berganti itu
dirasakan Pemazmur sebagai kehendak Allah yang baik. Pengalaman hidup ini
menjadi kesaksian bagi Pemazmur. Allah bertindak bagi manusia agar manusia itu
terbentuk menjadi manusia seutuhnya, manusia yang beriman. Manusia memang
membedakan senang dan susah tetapi bagi Pemazmur, segala tindakan Allah adalah
anugerah bagi manusia. Seandainya
pemazmur ini masih hidup maka ia pasti menyukai lagu KJ. No. 439.
Kesaksian Pemazmur
tidak berhenti sekedar perbuatan Allah bagi dirinya tetapi ia bergerak mengajak
orang lain supaya turut merasakan perbuatan Allah dan setiap orang yang telah
merasakannya patut bernyanyi dengan penuh ucapan syukur.
Pengenalan dan
pemahamannya tentang Tuhan telah meneguhkan iman pemazmur dengan kokoh. Tuhan
itu sungguh baik bagi umat yang yang setia kepadaNya. Namun adakalanya Tuhan
memalingkan wajahNya dari orang-orang yang jahat. Ketika Tuhan menyembunyikan
wahNya maka manusia jahat itu patut terkejut.
Bentuk nyata dari
rasa syukur Pemazmur adalah ia masih hidup. Karena itu, ia akan bersyukur dengan memberitakan kesetiaan
Tuhan. Jika Tuhan telah mencabut nyawa pemazmur maka ia tak dapat lagi
bersyukur dan memberitakan kasih setia Tuhan. Tetapi atas hidup yang diberikan
Tuhan kepada pemazmur, maka itu adalah kesempatan baginya untuk bersyukur dan
memberitakan Tuhan. Kesempatan hidup yang diperoleh pemazmur akan digunakan
untuk bersyukur dan memberitakan kesetiaan Tuhan. Maka bagi pemazmur ini, “Hidup adalah pelayanan bagi Tuhan.”
Pemazmur menyadari,
bahwa Tuhan sungguh-sunguh telah mengubahkan dirinya. Ia yang menderita telah
dapat menari-nari dengan sukacita. Pengasihan Tuhan cukup menyentuh jiwa
pemazmur. Karena itu, ia tak bisa berdiam diri, ia terus memuji Tuhan dengan
menyanyikan syukur.
Tuhan kita adalah
Tuhan yang murah hati. Kemurahan hati Tuhan harus kita syukuri melalui
kehidupan kita. Kita bisa mensyukurinya dengan melakukan pelayanan secara
sukacita. Hidup sukacita adalah hidup manusia yang berkualitas. Melayani dengan
sukacita adalah perbuatan orang-orang yang dapat merasakan kasih Allah.
Ada banyak orang
yang bisa bersaksi bahwa kemiskinan mendorong ia menjadi orang yang berhasil.
Kemiskinan yang dialami membuatnya bekerja keras sehingga ia menjadi orang yang
berhasil. Kemiskinan bukan dilihat sebagai penderitaan tetapi berkat Tuhan.
Dengan demikian seluruh kehidupannya disyukuri.
Karena itu,
hendaklah engkau menjalani kehidupan ini dengan mengucap syukur kepada Tuhan.
Mengucap syukur kepada Tuhan dengan melakukan segala perintahnya, hidup dengan
benar, menjauhi segala yang tidak berkenan bagi masyarakat dan gereja. AMIN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar