JANJI DAN KUASA ALLAH
Keluarga Nuh
mengalami ‘peristiwa mengerikan’. Betapa traumanya Nuh beserta keluarganya saat
menjalani hidup baru di bumi yang baru saja dilanda air bah.
-
Ketika hujan turun, mereka cemas ; bagaimana kalau hujan ini tidak berhenti ?
-
Ketika mendengar suara Guntur, mereka akan ketakutan ; apakah air bah akan
datang lagi?
Rasa trauma itu
sangat mengganggu hidup dan pikiran mereka. Keluarga Nuh membutuhkan jaminan. Setelah tsunami Aceh banyak orang trauma,
terlebih orang-orang yang tinggal di pinggir pantai. Mereka bukan hanya gemetar
atas gempa yang telah berlalu, tetapi segera was-was dengan datangnya Tsunami.
(Saya teringat
dengan gempa di Yogya. Saat hati masyarakat masih gemetaran akibat gempa, satu
jam kemudian ada berita bahwa tsunami datang. Semuanya kalut).
Allah mengerti
dengan kondisi keluarga Nuh, maka Allah membuat perjanjian dengan Nuh, bahwa
Allah tidak akan memusnahkan bumi ini lagi dengan air bah. Allah tidak lagi
membinasakan manusia tetapi
mengikutsertakannya sebagai mitra-Nya dalam janji keselamatan.
Untuk meyakinkan
mereka, Allah membuat ‘tanda’ untuk menguatkan janjiNya.
Pada ay. 12-13,
Allah berfirman: "Inilah
tanda perjanjian yang Kuadakan antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang
hidup, yang bersama-sama dengan kamu, turun-temurun, untuk selama-lamanya:
Busur-Ku Kutaruh di awan, supaya itu menjadi tanda perjanjian antara Aku dan
bumi”. Tanda perjanjian keselamatan Allah yang penuh anugerah
dinyatakan melalui simbol busur.
Busur – pelangi =
qeset (ibrani)
Pemahaman orang
Yahudi dahulu kala, bahwa Allah menghukum segera setiap umat yang berdosa.
Allah menghukum setiap orang yang berdosa dengan busur yang dilengkapi dengan
anak panah. Busur dipakai oleh Allah untuk memanah setiap umat yang berdosa,
sehingga mereka binasa. Karena dosa sudah merajalela, Allah mendatangkan air
bah, untuk membersihkan bumi dari perbuatan dosa.
Selanjutnya, Allah
memutuskan untuk membaharui bumi. Allah menandai keputusannya dengan menaruh
busurnya di awan, dalam wujud pelangi. Oleh sebab itu, Pelangi itu bermakna ‘tumbuhnya
pengharapan dan keselamatan yang baru’. (saya ingat ; jangan menunjuk pelangi).
Busur Allah yang
pernah membinasakan kehidupan umat kini berubah fungsi menjadi busur Penebus
dan Penyelamat bagi umat yang berdosa. Allah mengubah busur dari senjata
menghukum menjadi pengingat untuk menjaga dan melindungi manusia.
Dengan pelangi itu, juga mengingatkan manusia agar mengingat kasih karunia
Allah.
Dalam suasana kasih
karunia itulah, umat diberi pengharapan dan kesempatan untuk bertobat. Sehingga
umat dapat menjaga diri dari dorongan dan daya tarik dunia seperti yang pernah
dilakukan oleh orang-orang pada zaman Nuh.
Allah telah berjanji
bahwa tidak lagi akan menghukum bumi ini dengan ‘air bah’. Allah telah memenuhi
janji-Nya itu selama lebih dari 4.000 tahun. Sebagai umat Tuhan, kita
percaya akan janji Allah itu.
Namun demikian kita
harus meresponi janji Allah itu dengan sikap yang bijak, yaitu tidak lagi
mengulangi dosa-dosa, perbuatan yang tidak berkenan kepada Tuhan, tetapi kita turut
serta menjaga dan memelihara bumi ini.
Dalam praktek hidup
sehari-hari, betapa sering kita melupakan dan mengabaikan perjanjian
keselamatan Allah itu. Hal itu ditandai dengan sikap perjalanan hidup manusia, yang tidak menghayati hidup sebagai suatu ziarah iman.
Tetapi menjadikan hidup sebagai rangkaian panjang petualangan akan dosa.
Padahal relasi khusus yang diikat oleh Allah dalam perjanjian-Nya bertujuan
agar kehidupan kita dapat menjadi suatu ziarah iman di mana kita selalu haus
kebenaran-Nya. Ketika rasa haus kita tidak lagi terarah kepada kebenaran Allah,
maka akan berubah menjadi rasa haus akan kenikmatan dunia ini. Sementara,
kenikmatan dunia tidak akan memuaskan jiwa kita.
Namun, jika kita
telah berada pada kenikmatan dunia itu, kita perlu bersikap seperti pemazmur (25
: 4 – 5) : “Beritahukanlah
jalan-jalan-Mu kepadaku, ya TUHAN, tunjukkanlah itu kepadaku. Bawalah aku
berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang
menyelamatkan aku, Engkau kunanti-nantikan sepanjang hari”.
Tuhan Yesus, Pelangi Bagi Orang Percaya
Air, api, gempa
bumi, angin badai ; bisa saja
memusnahkan mahluk di bumi ini. Namun ada satu jaminan bagi setiap orang
percaya, dimana mereka tidak akan binasa oleh sesuatu apapun. Dalam Yoh. 3:16
dikatakan, “Karena begitu besar kasih
Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal,
supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup
yang kekal.”
Tuhan Yesus Kristus
menjadi tanda pelangi bagi setiap orang percaya. Mari kita merendahkan hati di
hadapan Tuhan, dengan mendengar ajaranNya, percaya akan firmanNya, dan
melakukan perintahNya. Dengan demikianlah kita menikmati janji Allah, yang
penuh dengan keselamatan, dimana hidup kekal akan menghampiri kita. AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar