ORANG BENAR VS ORANG
FASIK
Sadar atau tidak, saat ini dunia sedang mengekploitasi
manusia. Manusia seperti dituntut untuk mengikuti arus dunia ini. Manusia menghabiskan
seluruh
kehidupannya ; tubuh, jiwa, waktu, tenaga, dan pikirannya untuk dunia ini. Akibatnya, seringkali
hati/jiwa manusia mengalami kekeringan. Manusia menjadi
hidup di luar yang seharusnya ; penuh ketakutan,
keraguraguan, ketidakpastian, dan kegelisahan. Hidup yang tidak tenang akan menjadikannya sebagai
orang fasik.
Mereka tidak menyukai persekutuan di dalam Jemaat Tuhan,
kalau pun bersekutu, kehadirannya seringkali menimbulkan kegaduhan. Disebutkan, mereka suka mencemooh (pengolok-olok, besar
mulut, suka mencela/mencerca, dan menghina). Orang-orang yang demikian suka
melihat kekurangan orang lain, dan tidak pernah bercermin. Ini yang kemudian
disebut Tuhan Yesus (Matius 7:3) ‘Mengapakah engkau melihat selumbar di mata
saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?’ Orang fasik
ini disebutkan ‘Seperti sekam yang ditiup angin’. Hidupnya adalah kosong.
Kekosongan yang dialami orang fasik membuat diri mereka tidak mempunyai daya
tahan dalam ujian hidup. Orang fasik hanya akan menuju pada kebinasaan.
Firman Tuhan ini mengajak umat Tuhan supaya menjadi orang benar, yang dicirikan dengan senantiasa menyukai Taurat Tuhan dan
merenungkannya siang dan malam. Kesukaan akan Taurat Tuhan dilakukan dengan
penuh perenungan. Kata ‘merenungkan’ berarti menggumulinya secara terus-menerus
dan melakukannya dalam hidupnya. Ia tidak memaksakan kehendaknya sendiri tetapi
mendengarkan yang Tuhan kehendaki. Firman Tuhan ini memberi kesaksian, bahwa
orang yang senantiasa merenungkan Taurat Tuhan digambarkan bagaikan sebuah
pohon yang bertumbuh pada aliran sungai. Pohon itu akan mendapatkan air
secukupnya untuk pertumbuhan, sehingga tumbuh dengan rimbun dan tahan dalam
segala cuaca. Pohon itu pun disukai banyak orang sebab tampak indah dan dapat
menjadi tempat perteduhan. Dan pada waktunya, pohon tersebut akan menghasilkan
buah yang lebat.
Orang yang hidup di dalam terang Firman Tuhan akan senantiasa
dimampukan menghadapi tantangan hidup ini. Ia memiliki ketahanan terhadap ujian
atau pergumulan. Ia tidak goyah dengan arus dunia yang berubah-ubah. Ia
sungguh-sungguh memiliki karakter sebagai anak Tuhan. Dengan demikian, ia
mengalami hidup bahagia. Hidup bahagia adalah hidup yang sebagaimana mestinya
Tuhan inginkan. Hidup bahagia adalah hidup yang menyerahkan dirinya dalam
pengendalian Tuhan. Orang yang dikendalikan Tuhan akan menjadi seperti pohon
yang ditanam di tepi aliran air. Tuhan sungguh-sungguh memberkatinya.
Gereja dan orang-orang Kristen di dunia ini hidup bersama
dengan berbagai macam watak dan pemikiran manusia. Banyak tawaran yang dapat
menggoda atau mempengaruhi pikiran manusia. Oleh karena itu, kita jangan mudah
tertiup oleh pengajaran lain, yang kelihatan menarik, tetapi ketika berhadapan
dengan suatu pergumulan langsung menjadi layu. Selaku Gereja Tuhan, kita hidup
dari air kehidupan yang bersumber dari Yesus.
Melalui Mazmur ini kita diingatkan, agar dalam menjalankan aktifitas,
kita senantiasa merenungkan akan firman Tuhan. Firman Tuhan harus menjadi
santapan rohani kita. Kehidupan orang beriman, yang hidup dalam firman Tuhan
tidak akan pernah merasa lelah dan putus asa. Yesus berkata (Lukas 11:28)
‘"Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang
memeliharanya." AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar