GUNAKANLAH
PAKAIAN PESTA SEBAB SEMUA TELAH TERSEDIA
Ketika menerima sebuah undangan pesta, kita akan menelusuri ; pesta apa,
siapa yang pesta, dimana pestanya, apakah saya hadir, kado apa layak saya
berikan ? Demikian juga si empunya pesta akan berusaha membuat pesta itu sebaik
mungkin, agar para undangan menikmati sukacita. Nas ini mengumpamakan seorang raja yang
mengadakan perjamuan kawin anaknya. Lazimnya raja berpesta maka yang diundang
adalah orang-orang pilihan. Dalam hal mengundang, orang Yahudi rupanya sangat hormat ; mula-mula
undangan disampaikan secara umum, kemudian masih dilanjutkan dengan undangan
secara khusus. Sekalipun undangan sudah dilakukan demikian dan yang berpesta
adalah raja, tidak otomatis orang yang diundang menghadirinya. Para undangan memiliki berbagai dalih
sehingga tidak datang ke undangan itu dengan berbagai alasan pribadi.
Betapa kecewanya si empunya pesta, yang diharapkan datang ternyata tidak hadir.
Pemilik pesta tidak putus asa. Sang raja
kemudian memberi perintah kepada hambanya untuk mengundang orang yang tidak
pernah diperhitungkan, yaitu orang-orang yang termarjinalkan; orang miskin,
orang cacat, orang buta, orang lumpuh. Pemilik pesta memang sudah merencanakan,
bahwa rumah pestanya harus penuh dengan orang. Para undangan ini tentu
merasakan bahwa undangan ini merupakan anugerah besar….yah perbaikan gizi lah.
Sambil
mempersilahkan tamu-tamunya menikmati pesta tiba-tiba sang raja melihat seorang
tamu yang tidak mengenakan pakaian pesta. Ini membuat sang raja menjadi marah. Lalu sang raja memerintahkan
hambanya, agar orang datang ke pesta ini tetapi tidak mengenakan pakaian pesta, tangan dan kakinya diikat dan dicampakkan
saja ke tempat yang paling gelap. Diakhir perumpamaan ini TY berkata,
“banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih”.
Yesus menyampaikan perumpamaan ini adalah
dalam rangka menggambarkan Kerajaan Sorga (2). Dengan demikian jika perumpamaan ini kita bingkai maka : (a) sang
raja adalah Allah. Allah mengundang setiap orang untuk datang kepadaNya. (b)
Pengundang itu adalah Yesus yang datang
ke dunia. Ia datang ke dunia sebagai hamba untuk keselamatan umat manusia
tetapi umat pilihan menolaknya bahkan menganiaya dan membunuhNya. (c) Undangan adalah (i) Israel. Mereka adalah orang-orang yang
telah dipilih Allah menjadi umat kesayanganNya. Mereka adalah orang-orang yang
telah mengenal dan memiliki pengalaman iman bersama Allah, tetapi mereka
kemudian menolak panggilan Allah. (ii) Orang-orang
yang tidak layak adalah adalah orang-orang yang sebelumnya tidak mengenal
Allah (semua bangsa di dunia) yang dipanggil menikmati kerajaanNya. Orang
banyak memang datang memenuhi panggilan Tuhan. (iii) Orang yang datang tanpa pakaian pesta adalah orang-orang yang
terpanggil dan datang tetapi tidak melakukan kehendak Tuhan. Mereka tahu
meminta pengampunan tetapi terus melakukan dosa tanpa ada pertobatan.
Allah mengundang
setiap orang untuk memperoleh sukacita dan keselamatan, namun tidak semua orang
berkenan atas panggilannya. Umat Israel sendiri yang telah dipilih dan
ditetapkan menjadi umatNya pun menolak panggilan Allah. Allah tidak berhenti
memberikan keselamatan hanya bagi Israel tetapi bagi seluruh umat manusia. Allah
memberikan keselamatan bukan disebabkan
kesalehan umat manusia tetapi hanya karena
anugerahNya, agar umat manusia turut bersukacita di dalam Kristus Yesus di dalam kerajaan-Nya.
Allah
menganugerahkan kepada kita kehormatan yang tinggi, yakni
turut bersukacita bersama dengan-Nya di dalam Kerajaan-Nya.
Yesus Kristus memanggil kita untuk datang kepadaNya. Kita adalah
orang-orang yang sudah dipilih dan dipanggil Allah ke dalam perjamuan putranya,
Yesus Kristus. Kita memang hadir ke pesta sang raja dengan predikat sebagai
orang Kristen dan mau beribadah setiap
minggunya. Kita sebagai pengikut Kristus telah mengalami pengampunan dosa di
dalam kasih Kristus melalui pengorbananNya. Namun, apakah kita mengenakan ‘pakaian
Kristus’ dalam kehidupan ini ? Seringkali ada bahaya dalam kehidupan Kristen,
dimana menganggap anugerah Allah sudah
diterima sehingga tidak lagi berusaha memenuhi tuntutan untuk hidup benar. Selain itu, manusia hanya mampu melihat kehidupan yang sesaat ini. Jika ia sudah
memiliki ini dan itu maka ia merasa sudah dipuaskan. Padahal setelah ia memiliki
ini dan itu, jiwanya tetap mengalami kekeringan. Allah menyajikan hal-hal yang
jauh lebih indah, tetapi manusia tetap saja mengeraskan hatinya. Mata iman kita
tertutup oleh semaraknya dunia ini. Kita hanya percaya, bahwa yang dapat
menyukakan hati kita adalah nilai-nilai dunia ini. Padahal, sesungguhnya hati
yang bersukacita terletak pada hubungan kita dengan Tuhan.
Karena itu, mari kita datang memenuhi undangan
Tuhan dan mengenakan ‚pakaian Kristus‘ dalam keseharian.
Allah
mengundang saudara dan saya untuk memasuki pesta sukacita, semua telah
tersedia. Tuhan mengundang kita memasuki
pesta perjamuan AnakNya, menyatukan kita dengan Kristus. Marilah kita hadiri
pesta sukacita yang dilengkapi dengan pakaian Kristus. Di situlah kita
menikmati sukacita, ketenangan,
kedamaian, ketenteraman dan kebahagiaan kekal. AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar