YANG WAJIB KITA
BERIKAN KEPADA ALLAH
Pajak adalah salah satu penghasilan negara
yang digunakan untuk mengelola negeri ini. Pajak yang dibayarkan oleh rakyat
tampaknya terus menimbulkan pro-kontra sejak dahulu sampai sekarang. Di
Indonesia, masalah membayar pajak bukan lagi soal ‘ya’ atau ‘tidak’ tetapi
bagaimana kejujurannya, baik oleh penguasa (pemerintah) sebagai pengelola
maupun dari para wajib pajak.
Pada masa Yesus di daerah kekaisaran Roma
berlaku peraturan : (1) mata uang yang digunakan adalah dinar dengan gambar
raja yang sedang berkuasa . (2) Setiap penduduk di daerah kaisar Romawi
dibebankan pajak. Maka, orang Yahudi yang masuk kekuasaan kekaisaran Roma wajib
terkena pajak.
Pada masa itu masih terjadi pro-kontra soal
setuju atau tidaknya membayar pajak. Sekelompok orang (Farisi dan Herodian)
menemui Yesus untuk meminta pendapatNya tentang pajak. Farisi dan Herodian
bukanlah orang yang satu pandangan tentang pajak. Orang Farisi/kaum Zelotis
adalah orang-orang yang taat pada agama tapi sangat menentang pembayaran pajak
; sedangkan orang-orang Herodian adalah kelompok orang-orang pro-pemerintah
yang selalu mendukung kebijakan kaisar, dan tentunya menekankan wajib pajak. Oleh
sebab itu, ketika mereka mengajukan pertanyaan boleh atau tidak membayar pajak,
maka Yesus dapat terjebak dan ditangkap. Bila jawaban Yesus ‘tolak’ membayar
pajak maka Ia akan ditangkap karena dituduh melawan kaisar. Sedangkan, bila
Yesus ‘setuju’ membayar pajak maka Yesus dianggap tidak berpihak kepada banyak
orang (masyarakat). Ada dua hal yang membuat Farisi enggan membayar pajak : (a)
setiap kali mereka dipaksa membayar pajak, maka mereka semakin menyadari bahwa
mereka adalah bangsa yang dijajah oleh Romawi. (b) Pada sisi muka dinar itu ada
terlihat gambar Kaisar Tiberius, sedangkan pada sisi belakang ada gambar Ibunda
Kaisar yang duduk di atas takhta ilahi sebagai inkarnasi dari Damai Sorgawi. Yang
lebih menyinggung lagi bagi orang Yahudi, pada pinggir mata uang itu ada
tulisan : Kaisar itu adalah Allah dan Imam Agung.
Yesus menegaskan, bahwa dalam dinar yang
digunakan untuk membayar pajak itu memang tertera gambar dan tulisan Kaisar,
maka dengan penuh hikmat Yesus memberi jawab (21) : "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan
kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."
Pemberian kepada Kaisar adalah suatu
kewajiban karena disitu tertera gambar kaisar. Memenuhi pajak adalah kewajiban
warga Negara. Kewajiban itu akan digunakan oleh negara menjalankan roda
pemerintahan. Dalam hal ini perlu dipahami bahwa kuasa pemerintah berasal dari
Allah, dan pemerintah menjalankan kekuasaannya atas perintah Allah. Ketaatan
melakukan wajib pajak dan penggunaan yang benar oleh negara, maka di situ juga
berlangsung keadilan, khususnya ekonomi. Oleh sebab itu, wajib pajak merupakan tanggung
jawab bagi setiap warga Negara.
Yang lebih menarik dari jawaban Yesus ini,
dan tentunya menjadi lebih penting adalah kewajiban manusia kepada Allah. Jika
pemberian pajak kepada Kaisar berdasarkan gambar dari kaisar, dan sebagai tanda
ketaatan kepada pemerintah, maka apa yang patut diberikan manusia kepada Allah,
yang adalah gambar Allah (Kejadian 1:26-27) ?
Martin Luther menyebutkan, bahwa orang
Kristen berada di dalam dua kerajaan ; kerajaan Sorga dan kerajaan Dunia
(Negara). Namun, bukan berarti kedua kerajaan itu memiliki kedudukan yang sama,
bahkan kerajaan kaisar tidak dibandingkan dengan kerajaan Allah. Sebagai warga
Negara yang baik, maka kita harus taat kepada pemerintah (pemimpin), sebab 'Tiap-tiap
orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada
pemerintah, yang tidak berasal dari Allah’ (Roma 13:1). Negara adalah alat
Tuhan yang memiliki fungsi memberi rasa keadilan dan kesejahteraan bagi
masyarakat. Negara akan dapat menyelenggarakan maksud Tuhan bila ada ketaatan
rakyat membayar pajak. Dalam sebuah rumusan disebutkan : ‘Pajak adalah
iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang —sehingga dapat
dipaksakan— dengan tiada mendapat balas jasa secara langsung. Pajak dipungut
penguasa…..untuk menutup biaya produksi barang-barang dan…..untuk mencapai kesejahteraan
umum’. Pajak memang mengandung unsur paksaan tetapi jika diselenggarakan dengan
baik akan membawa keadilan dan kesejahteraan bagi rakyat, sebagaimana Tuhan
kehendaki terjadi bagi umatNya. Dengan demikian kewajiban membayar pajak
merupakan suatu cara mencapai keadilan. Karena itu, selayaknyalah orang Kristen
taat membayar pajak.
Manusia adalah gambar Allah yang telah
dibaharui di dalam diri Tuhan Yesus. Allah adalah penyelenggara dan pemelihara
kehidupan umat manusia, sehingga kita patut menyembahNya. Karena kita adalah
gambar Allah maka kita patut pula memberikan yang seharusnya kepada Allah.
Pemberian orang percaya kepada Allah bukan berdasarkan hitungan angka-angka
melainkan penyerahan totalitas hidup manusia sendiri. Segala yang kita miliki
bersumber dari Tuhan karena itu kita juga mempersembahkan hidup kita bagi
Tuhan. Kita memberikan hati untuk dijamah melalui pelayanan, tutur kata,
perilaku, tindakan, dan harta milik untuk kemuliaan Tuhan. Jika untuk pemerintah
saja kita wajib pajak, maka terlebih lagi kepada Tuhan haruslah taat atas
segala firmanNya. Ketaatan kepada Tuhan harus lebih utama dibandingkan dengan
segalanya. Kita sepenuhnya berserah kepada Dia, sebab kita adalah gambar Allah.
AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar