5 Desember 2013

Zakharia 9:9-10 (Minggu, 8 Desember 2013)



DIA DATANG DENGAN ADIL DAN JAYA (Zakharia 9:9-10)

Setiap suatu peristiwa besar terjadi maka akan selalu disertai pula dengan suasana baru. Umat Tuhan baru saja mengalami peristiwa besar, mereka telah kembali dari pembuangan. Kemerdekaan dari pembuangan bukanlah yang dihadiahkan oleh penjajah melainkan atas kesadaran, bahwa mereka adalah umat yang dipilih Tuhan untuk menyatakan kasihNya. Sekembalinya umat Tuhan dari pembuangan disebut sebagai masa transisi, karena pada saat itu tidak ada lagi peperangan, ancaman, ketakutan, dan para nabi hampir tidak terdengar lagi  bernubuat.
Zakharia adalah seorang nabi dan imam, yang turut kembali dari pembuangan. Ia memiliki penglihatan tentang masa depan yang penuh harapan (apokalyptik) sudah dekat. Pada masa itu Allah akan menghancurkan segala kuasa jahat serta membangkitkan orang-orang benar untuk kehidupan dalam kerajaan sorgawi. Zakharia dalam penglihatannya memandang sorga yang sangat membahagiakan ; tidak ada penderitaan, tiada peperangan, tak ada yang dipergumulkan, para pemimpin teguh dalam jabatannya. Pada masa itu, damai sungguh-sungguh menjadi kenyataan. Itulah yang diungkapkan Zakharia dan menjadi harapan umat Tuhan. Peristiwa apokalyptik berbanding terbalik dengan dunia yang penuh kerusuhan, kesulitan yang tak pernah selesai, para pemimpin yang gemar menyeleweng.
Hidup dalam damai itu diawali atas datangnya seorang raja sebagai pemimpin. Zakharia menyerukan agar umat Tuhan bersorak-sorai dengan sukacita menyambut kedatangan sang raja. Umat Tuhan didorong untuk berpengharapan kepada datangnya raja yang membawa damai. Kedamaian tidak pernah terjadi karena kekerasan dan keterpaksaan. Kedamaian tercipta dari suatu proses yang mampu menyentuh kehidupan dasar manusia. Zakharia melihat kehadiran damai itu mengalir dari sang raja yang Adil dan Jaya, lemah lembut, serta sederhana.
Adil dan Jaya. Raja yang datang itu adalah adil dan jaya. Adil dan Jaya adalah suatu pertanda dari hamba Tuhan yang menderita dan serentak dengan itu sebagai penerima keselamatan. Adil merupakan cara pengambilan keputusan yang tidak berat sebelah/berpihak dan mendapat perlakuan yang sama. Sedangkan Jaya merupakan keberhasilan yang diterima sebagai perbuatannya yang adil. Lebih jelas lagi, keadilan yang dilakukan bukan dengan mengorbankan orang lain, tetapi ia berkorban demi perdamaian itu. Raja yang adil itu menyerahkan hidupnya bagi kedamaian umat manusia.
Raja yang datang ini bukanlah gambaran seorang pahlawan yang siap sedia berperang dengan kekerasan ; tetapi ia lemah lembut. Dalam kelembutannya, Allah yang berperang untuk dia. Allah yang memberikan kemenangan baginya dalam menghadapi peperangan. ‘TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja’ (Keluaran 14:14).
Saat kedatangan raja itu, kuasa militer tiada lagi, sebab senjata perang telah lenyap. Karena itu, raja baru itu datang bukan dengan kemegahan yang disertai kereta perang melainkan dalam kesahajaannya mengendarai binatang yang paling tenang; seekor keledai. Kesederhanaannya itu menjadi lambang perdamaian yang dibawanya bagi Yerusalem dan bangsa-bangsa.
Kekuasaan raja damai itu disebutkan ‘terbentang dari laut sampai ke laut dan dari sungai Efrat sampai ke ujung-ujung bumi’ (10b). Kalimat ini menggambarkan bahwa kekuasan raja itu tidaklah terbatas. Atas keadilan yang diperbuatnya, maka kekuasaannya adalah universal dan mengagungkan. Jadi pada hari Tuhan itu seluruh manusia akan mengalami hidup yang penuh damai.

Para penulis Perjanjian Baru memahami Yesus sebagai yang diurapi Allah (Messias) untuk membawa perdamaian dan memulihkan Israel dan bangsa-bangsa. Penglihatan Zakharia tentang raja yang Adil dan Jaya itu telah digenapi dalam diri Tuhan Yesus. Yesus telah memberlakukan keadilan itu di dalam diriNya. Ia datang dan menderita. Yesus disalibkan, mati dan bangkit bagi keselamatan umat manusia. PengorbananNya adalah keadilan untuk menebus dosa manusia dari kematian. Yesus Kristus telah berkarya melalui pengajaran dan perbuatanNya yang adil itu, agar manusia beroleh kedamaian dan keselamatan.
Orang-orang percaya kepada Yesus Kristus hendaknya bersukacita memuji dan memuliakan Tuhan Yesus. Sukacita dapat kita alami ketika kita mengundang dan memberi tempat bagi Yesus di hati kita. Kita menerima keadilan yang Yesus perbuat dengan mensyukuri seluruh anugerahNya.
Keadilan Yesus hendaknya dapat dirasakan oleh seluruh umat manusia di bumi. Kita dipakai oleh Tuhan mengumandangkan dan memberlakukan keadilan itu bagi semua orang. Kita dipanggil keluar dari kehidupan lama, kepada kehidupan baru yang penuh kasih. Kita perlu sadar dan meninggalkan sifat yang mementingkan diri sendiri. Kita perlu menanggalkan rasa benci kepada orang lain. Ini menjadi tugas panggilan kita sebagai orang percaya. Sambil menyongsong kedatanganNya kedua kali, kita senantiasa memuji dan memuliakan Tuhan Yesus Kristus,  untuk menerima kedamaian dan keselamatan kekal dari Sang Pengadil. AMIN

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar