LIHATLAH
ALLAHMU AKAN DATANG (Yesaya 35:1-10)
Dalam dunia ini kita setiap saat berjalan,
berlari, bekerja banting tulang. Hidup kita selalu sibuk dan melelahkan.
Ditengah-tengah kesibukan itu sering pula muncul perasaan tidak berdaya,
khawatir, rasa cemas dan tawar hati. Hati berdebar-debar karena rasa takut.
Dalam ketakutan itu manusia berjalan kesana-kemari tanpa arah yang pasti. Tuhan
tidak akan membiarkan umatNya senantiasa dalam kungkungan penuh kebimbangan.
Tuhan datang mengarahkan umatNya ke jalan damai sejahtera. Tuhan datang melawat
kita yang khawatir akan hidup ini. Ia datang untuk menyelamatkan.
Menantikan kedatangan Allah itu diperlukan
kekuatan. Sekalipun berbagai ancaman dan yang melemahkan menghampiri umatNya,
tetapi jangan pernah goyah tetaplah berpengharapan. Inilah berita sukacita yang
disampaikan nabi Yesaya. Allah memberi kekuatan kepada orang-orang yang tawar
hati, agar tidak dilanda ketakutan dan putus asa. Karena itu kepada umat
diminta untuk memiliki iman yang teguh, jangan bimbang dan takut. Mereka tidak
boleh ragu-ragu, karena Tuhan memiliki ikatan perjanjian yang hidup dengan
umatNya.
Allah akan datang untuk menyelamatkan. Itulah
pengharapan yang harus menggema di dalam hati umat Tuhan. Tuhan akan memulihkan
kehidupan umatNya dan dengan alam. Ada pembaruan dan transformasi yang total. Berita
sukacita ini menjadi pengharapan bagi umat Tuhan dalam memandang masa depan.
Tuhan akan memberi masa depan yang penuh harapan bagi orang beriman.
Pertama-tama disebutkan kelepasan orang-orang yang
dihinggapi cacat tubuh yang permanen dan tidak mungkin dapat disembuhkan lagi
secara normal. Mereka diwakili oleh orang-orang yang buta, tuli, lumpuh, dan
bisu. Cacat semacam itu menunjukkan keadaan manusia yang tidak berdaya, selain
hanya merindukan belas kasihan orang lain. Mereka yang telah disembuhkan itu
tidak hanya sekedar bisa melihat, berjalan, mendengar, dan berkata saja. Mereka
yang sempat mengalami putus asa itu dan dipulihkan akan dengan sukacita
mengabdikan diri bagi kemuliaan Tuhan. Manusia benar-benar dibarui dan
disucikan sebagaimana ia adalah gambar Allah. Kedua. Padang pasir yang
panas dan kering akan diubah menjadi tempat yang bermuara air dan berkolam.
Terdapatlah mata air yang tidak pernah lagi kering. Air adalah sumber alam yang
paling berharga di tanah gersang tempat umat Allah tinggal. Gambaran padang
pasir yang berubah menjadi tanah basah melambangkan kelimpahan. Air terus-menerus
mengalir menjadi simbol berkat yang berkelimpahan dan hidup sukacita. Alam pun
ikut dilepaskan dari ‘penderitaannya’ sehingga juga ikut bersoraksorai. Padang
pasir yang tadinya dipandang sebagai tempat yang angker dan rawan dengan
perampok dan serigala, berubah menjadi tempat perkebunan yang subur dan
ditanami dengan tebu dan pandan. Alam diberi kehidupan yang baru dan segar
dengan pepohonan yang rindang, bunga-bunga, kebun dan rumputnya, pandan dan
tebunya, aman dan sejahtera. Semuanya menjadi taman bunga yang indah dan
meriah, yaitu taman bunga mawar. Ketiga. Jalan menuju Tuhan terbuka.
Jalan itu disebut kudus karena jalan itu akan dilalui para musafir yang telah
ditahirkan untuk ambil bagian dalam kultus kebaktian di Sion. Di jalan itu
orang-orang kudus senantiasa bersukacita karena segala anugerah keselamatan
dari Tuhan yang menyertai perjalanan ke tempat dimana semua bangsa berkumpul
untuk memujimuji dan memuliakan Tuhan.
Di
dalam hidup ini kita seringkali gelap mata. Mata hati kita hanya tertuju kepada
dunia ini, selain itu, semua gelap. Keadaan inilah yang membuat kita sulit
mengalami hidup sukacita. Sesungguhnya, kita perlu mencelikkan mata rohani kita
; melihat dan merasakan kasih Tuhan kepada diri kita. Kita perlu melepaskan
diri dari belenggu dunia ini.
Kita
perlu memandang pada suatu pengharapan, yang jauh melampaui keindahan dunia
ini. Menantikan suatu pengharapan diperlukan kekuatan dan keteguhan hati, sekalipun
datang gelombang menghampiri hidup kita. Hanya dengan kekuatan dan keteguhan
hati yang berpengharapan maka kita dimampukan menjalani hidup ini. Tuhan akan datang
menyertai dan melepasakan kita dari belenggu ketakutan. Yesus Kristus itulah
pengharapan kita.
Kita
juga mempunyai tugas untuk menyampaikan berita pengharapan ini kepada banyak
orang. Kita bukan pembebas, kita hanya alat, tapi Tuhanlah
yang membebaskan manusia dari belenggu penderitaannya.
Firman
Tuhan menyapa kita sekalian, agar kita senantiasa menerima Yesus Kristus, yang
memberi keselamatan. Sebagai orang yang percaya pada Yesus Kristus, kita tidak
perlu khawatir di dalam menjalani kehidupan ini, sebab Tuhan akan memberi
keselamatan. Hendaklah pengharapan itu selalu bergema bagi kita dalam menjalani
hidup ini, sehingga hidup kita diubahkan menjadi sukacita. Hidup yang penuh pengharapan
ditandai dengan kemauan kita melayani seorang dengan yang lain secara sungguh-sungguh.
Percayalah, Tuhan datang melawat kita sekalian. AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar