KEBANGKITAN KRISTUS
DASAR PENGHARAPAN, IMAN DAN KASIH (1 Petrus 1:3-9)
Manusia mengejar
nilai-nilai dunia ini yang terdiri dalam banyak hal. Orang Yahudi (termasuk
yang tinggal di perantauan) mengejar puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan.
Tiga hal itu menjadi harapan/cita-cita hidup orang-orang Yahudi. Mereka ingin
mendapatkan semua itu. Dan jika mereka belum mendapatkan itu, maka hati mereka
tidak mengalami kedamaian, sukacita. Padahal, untuk mendapatkan itu bukanlah
hal yang mudah. Apalagi pada saat itu, orang-orang Kristen mengalami
penganiayaan. Orang-orang Kristen dianiaya dengan berbagai alasan, terutama
karena mereka tidak mau menyembah kaisar dan menolak praktek hidup yang tak
bermoral. Akibatnya mereka mengalami
penindasan, mereka hampir saja kehilangan pegangan hidup. Saat demikianlah
Petrus memberikan pengharapan sebagai anak-anak Tuhan. Umat Tuhan dipanggil ke
dalam hidup yang penuh pengharapan, yaitu percaya pada Yesus Kristus yang
bangkit itu.
Petrus memberikan
pengharapan baru, bahwa puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan dapat mereka
peroleh dan sudah ada tersimpan di sorga. Semua itu akan diperoleh orang-orang
yang memelihara iman. Bahkan puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan yang akan
mereka peroleh dengan iman bukanlah yang dapat mencemarkan dan dapat layu
tetapi menjadi yang kekal. Itulah keselamatan yang telah tersedia pada akhir
zaman.
Orang-orang percaya
tampaknya sulit memperoleh segala yang diinginkan di dunia ini, bahkan
cenderung mengalami dukacita dan berbagai pencobaan. Tetapi justru di sinilah diuji
keimanan setiap orang yang pengharapan itu. Orang beriman bukan hanya mampu
mensyukuri akan berkat-berkat dunia (emas yang fana). Tetapi lebih dalam lagi,
orang beriman dikuatkan menghadapi berbagai kesulitan/pergumulan.
Iman bukanlah
dibuktikan dengan yang telah dilihat tetapi
pengharapan akan adanya sesuatu yang lebih indah (lihat Ibrani 11 : 1).
Dengan hidup yang berpengharapan itu, maka orang-orang percaya akan menjalani
hidup ini dengan penuh kegembiraan dan sukacita. Seiring dengan hidup yang
berpengharapan, maka orang percaya itu telah mencapai tujuan dari imannya itu,
memperoleh keselamatan, ketenangan jiwa. Itulah hidup yang penuh damai.
Kebangkitan Yesus
mestinya melahirkan kita kembali untuk memiliki hidup yang penuh pengharapan. “lahir
kembali” adalah orang-orang yang sebelumnya tidak memiliki pengharapan menjadi
orang yang berpengharapan. Ditengah dunia ini memang banyak dukacita dan
berbagai pencobaan ; pergumulan keluarga, pekerjaan, ekonomi, sosial dsb.
Terkadang kita menjadi goyah, putus asa menghadapi semua itu. Tetapi orang yang
telah lahir kembali harus tetap memiliki pengharapan berlandaskan iman.
Dalam hidup
masyarakat (hati) orangYahudi, seringkali mereka “dipaksa” untuk mengejar
puji-pujian, kemuliaan, dan hormat. Hal itu sebanding dengan hamoraon,
hagabeon, dan hasangapon yang dikejar orang Batak. Berbagai cara dilakukan
untuk memperolehnya agar menjadi orang yang terpandang dalam kehidupan dunia.
Bahkan tidak sedikit orang mengorbankan/melupakan banyak hal lain hanya untuk
memperoleh itu. Padahal, apa yang dikorbankan justru seringkali pula menjadi
hal yang utama, yang sebenarnya dapat memberikan kebahagiaan.
Tuhan Yesus
mengasihi kita semua. Kita selalu diingatkan untuk tetap tekun dalam berdoa,
bersyukur dan bersukacita dalam tindakan serta tidak meninggalkan Tuhan. Selama
kita di dunia ini, kita tidak akan lepas dari penderitaan, tetapi kita harus
senantiasa hidup sesuai dengan iman Kristen dalam banyak praktek hidup ini.
Sebagai orang
percaya mestinya kita memiliki pengharapan, bahwa segala sesuatu akan merubah
ke arah kebaikan. Yang utama kita menunjukkan kemurnian iman. Allah telah
menyediakan segala yang kita inginkan. AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar