SALIB YESUS DAN
PENGAMPUNAN
Hari ini dinamai Jumat Agung. Disebut
Agung, karena pada hari ini kita memperingati peristiwa yang teramat besar,
yaitu kematian Tuhan Yesus. Kematian Tuhan Yesus menjadi sentral dari kesaksian
Kitab Suci. Karena itu, kematian Tuhan Yesus harus diberitakan.
Kematian Tuhan Yesus disebabkan berbagai kejahatan
manusia, termasuk kejahatan orang yang dilakukan muridNya sendiri. Kejahatan
manusia berlangsung terus-menerus hingga menggumpal menjadi pemberontakan
terhadap Tuhan. Itulah dosa. Dosa telah membuat jarak antara Allah dan manusia.
Manusia yang berdosa itu tidak lagi dapat menikmati anugerah Tuhan. Kematian Tuhan
Yesus sangat tragis; diluar batas prikemanusiaan. Yesus dihianati dengan
rekayasa, Yesus digiring sebagai penjahat. Yesus pun didakwa dengan hukuman mati. Yesus
disalibkan. Penggiringan Yesus untuk dihukum mati hingga sampai di kayu salib,
sepertinya sebuah kemenangan bagi orang-orang yang berlaku jahat. Namun,
pikiran mereka tidak mampu memahami rancangan Allah. Kematian Tuhan Yesus sudah
menjadi rencana Allah. Karena itu, orang-orang yang menyalibkan Yesus bukanlah
orang-orang yang menang tetapi bukti, bahwa manusia itu penuh kejahatan.
Kejahatan orang-orang Farisi dan ahli
Taurat bukanlah kesementaraan tetapi sudah menjadi tabiat. Sejak dahulu kala,
nenek moyang mereka sudah terbiasa menyakiti dan membunuh nabi-nabi yang
memberitakan kebenaran. Kini, mereka berhadapan dengan Yesus yang adalah
kebenaran itu. Sesungguhnya, kedatangan Yesus ke dalam dunia adalah untuk
membaharui dan menyelamatkan. Namun, sama seperti nenek moyangnya, mereka pun
hendak membunuh Yesus. Yesus mengetahui
rencana pembunuhan terhadap diriNya. Upaya ini akan dilakukan dengan sebuah
rekayasa, yang pada akhirnya Yesus ditangkap.
Inilah kejahatan besar : kejahatan yangdirencanakan, lalu kejahatan
ditutup dengan kejahatan baru. Betapa besar dan hebatnya dosa umat manusia yang
dipresentasikan oleh Farisi dan ahli Taurat. Karena kejahatan yang sudah makin
menghebat, Yesus memandang saatnya membuka kepalsuan hidup manusia. Mereka
begitu bebal. Yesus tidak menghendaki kehidupan manusia yang tampaknya rohani
tetapi sesungguhnya jauh dari itu. Yesus menghendaki hidup umatNya untuk
memperbaharui hidup dengan kebenaran. Saatnya Yesus memberi pengajaran agar mereka
tersadar, dengan menyebut mereka sebagai
keturunan ular beludak. Yesus menyebut mereka keturunan ular beludak, karena sudah
turun-temurun mereka berbuat jahat, menentang kebenaran, bahkan membunuh
pembawa kebenaran itu. Beludak
adalah ular berbisa.
Mulut beludak dapat membuka hingga 180°. Ular beludak memiliki taring yang
panjang yang berguna menyuntikkan bisa (racun). Racun yang dihasilkan dapat mematikan.
Yesus mengecam kejahatan
mereka tetapi Yesus tetap mengasihi umatNya. Tuhan Yesus meratapi Yerusalem. Yesus
ingin agar penduduk Yerusalem memperoleh
keselamatan. Yesus sungguh-sungguh mengasihi umatNya ; digambarkan seperti
induk ayam yang melindungi anak-anaknya, tetapi mereka menolak. Yesus meratapi
Yerusalem yang memberontak itu yang menolak pesan-pesan Allah melalui nabi-nabi.
Terlebih penolakan mereka terhadap perlindungan Allah yang telah turun menjadi
manusia dalam Yesus Kristus. Penderitaan Tuhan Yesus sampai kematianNya di kayu
salib adalah bukti kasih Allah yang besar kepada manusia. Dari kayu salib Yesus
berseru ‘ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat’.
Kematian Yesus adalah pengampunan atas dosa-dosa yang diperbuat manusia.
Pelayanan Yesus
berakhir di kayu salib tetapi setelah kebangkitan, Tuhan Yesus menampakkan
diri kepada saksi-saksi pilihan. Melalui
mereka inilah orang-orang yang berlaku jahat itu kelak berkata: Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!". Tuhan memberi pengampunan dan pembaharuan bagi umatNya.
Gereja, yang di
dalamnya terdiri dari orang-orang yang percaya, harus senantiasa mengalami
pembaharuan/pertobatan. Itu sebabnya, gereja selalu mengingatkan akan dosa-dosa
kita. Kita harus senantiasa mau diingatkan oleh firman kebenaran, agar kita
memperoleh pembaharuan. Menuju pembaharuan sangatlah penting tetapi tidak
selalu mudah dilakukan. Pembaharuan seringkali mengalami hambatan dari diri dan
sekitar kita. Pembaharuan dapat dilakukan oleh orang yang memiliki karakter.
Melalui peringatan kematian TY yang
kesekian kali, seharusnyalah kita merenungkan dosa-dosa yang kita perbuat. Dosa
mengakibatkan penderitaan ; derita bagi
diri kita dan bagi orang lain. Dosa bukan sekedar untuk kita tangisi
tetapi perlu kita sesali dengan cara hidup dalam kebaharuan. Yesus mati sekali
untuk selamanya. Yesus tidak akan disalibkan kembali karena dosa-dosa yang kita
perbuat, tetapi membuat kita tidak memperoleh keselamatan. Oleh sebab itu, hendaklah
kita tidak lagi menambah-nambah deretan dosa. Melalui peringatan kematian TY
hari ini, patut pula kita merenungkan apa yang telah kita perbuat bagi Yesus.
Orang-orang yang percaya kepada kematian Yesus Kristus seharusnya menjadi
orang-orang yang terpanggil membaharui dan menjadi berkat bagi dunia dimana
kita berada. AMIN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar