DATANGLAH
DENGAN TULUS
KEPADA
PENGAMPUNAN DARAH KRISTUS
Ibrani 9:24-28 (Khotbah Minggu
lalu) menjelaskan bahwa Kristus Yesus telah mencurahkan darahNya untuk
menyucikan manusia dari belenggu dosa. Yesus yang telah mengorbankan diriNya
untuk pengampunan dosa. Pengorbanan Yesus memberi jaminan bagi manusia untuk
memperoleh hidup kekal. Manusia lepas dari kekhawatiran, ketakutan, tapi boleh
hidup dalam pengharapan dan pembaharuan.
NASEHAT
PRAKTIS
Menghadap Allah dengan hati yang tulus
Manusia tidak lagi dihalangi
oleh apapun untuk memasuki tempat kudus. Berbeda dengan pemahaman dahulu kala,
umat tidak dapat menghampiri Allah secara langsung, mereka harus melalui
perantara. Tetapi Kristus telah membuka jalan itu, kini mereka dapat menghadap
Tuhan secara pribadi. Namun, mengahadap Allah haruslah dilakukan dengan hati
yang tulus, sungguh-sungguh memiliki keyakinan yang teguh, bahwa apa yang
dilakukan Kristus itu telah menjadikan kita sempurna, baik lahir maupun batin.
Dan setiap orang yang datang melalui Kristus akan memperoleh kemurahan,
pertolongan (10:1), keselamatan (7:25), pengudusan (10:14), dan
pembersihan (10:22).
Berpengharapan
Kehidupan
umat semakin banyak menghadapi pencobaan, penganiayaan, dan berbagai ajaran
yang menggoncangkan iman yang baru terbangun. Di dalam berbagai pencobaan dan
pergumulan, penulis berseru supaya teguh bertahan dengan pengharapan, sebab
mereka memiliki jaminan dari Kristus. Pencobaan yang makin keras dan nyata
dapat dipahami sebagai tanda-tanda kedatangan kembali Kristus untuk menjemput
orang-orang yang setia. Oleh sebab itu, iman kepada Kristus menjadi penting
untuk senantiasa ditumbuhkan. ‘Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita
harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat’ (Ibrani 11:1).
Itulah yang menjadi dasar pengharapan orang-orang percaya.
Saling mendorong dalam kasih
Dalam persekutuan, setiap
jemaat juga diminta untuk aktif saling mendorong (bukan saling
mematikan/melemahkan). Ruparupanya, ditengah-tengah persekutuan jemaat Ibrani
ada juga keguncangan, ada beberapa orang yang suka melemahkan anggota lain.
Akibatnya, tingkat kehadiran anggota semakin berkurang. Oleh sebab itu, setiap
anggota dituntut untuk mengajak setiap orang untuk ikut mengikuti
pertemuan-pertemuan ibadah. Mereka harus saling menasehati, mendorong, terlebih
hal itu harus dilakukan menjelang hukuman hari Tuhan yang sudah dekat.
Kristus sudah membenarkan kita,
maka kita tidak perlu ragu-ragu menghadap Allah. Kita boleh membangun hubungan
dengan Allah secara langsung melalui doa. Jika dahulu orang menyampaikan
permohonan harus melalui orang lain (imam), kini setiap orang dapat menyampaikan
permohonannya pada Tuhan.
Kita sedang hidup dalam dunia
ini dengan berbagai dinamikanya, dan kita memang menuju dunia baka. Namun, kita
seringkali seperti hanya terikat dengan dunia yang sedang kita alami ini.
Seolah-olah kita tidak akan pernah meninggalkan dunia ini. Padahal, cepat atau
lambat, suka atau tidak, kita pasti meninggalkan dunia ini. Oleh sebab itu,
ditengah-tengah berbagai kesibukan, kita perlu melupakan dunia ini dengan
sengaja (secara khusus), untuk merenungkan dunia yang akan menjadi tujuan. Kita
harus beribadah menghadap hadirat Allah. Saat-saat keinginan kita timbul untuk
mengahadap hadirat Allah, bisa saja timbul berbagai godaan pada diri kita, baik
dari orang-orang di sekitar kita maupun keinginan diri kita akibat menghitung
laba dan rugi.
Selanjutnya, kita sebagai orang
Kristen perlu membangun hubungan ke luar diri kita sendiri, yaitu tugas praktis
kita terhadap orang lain. Orang Kristen adalah orang yang hidupnya memancarkan
Kristus. Kita perlu menarik orang lain dengan cara menunjukkan kasih Kristus
kepada mereka melalui tindakan atau
perbuatan. Sangat mungkin ada (banyak) warga gereja yang telah meninggalkan kebiasaan untuk
bersekutu. Berbagai alasan dapat dijumpai pada orang-orang yang tidak ikut lagi
dalam persekutuan ; orang tersebut mungkin takut atau malu, merasa kurang
mendapat perhatian, bahkan karena tidak memiliki fasilitas. Ini semua menjadi
tugas kita bersama membawa mereka kembali masuk dalam persekutuan yang indah.
Kita perlu mengajak mereka untuk ikut menikmati kebaikan-kebaikan Tuhan dalam
ibadah-ibadah. Kita harus memberi dorongan semangat bagi banyak orang sehingga
berkenan beribadah secara bersama-sama. Di dalam ibadah yang bersekutu itu,
kita akan melihat Yesus yang telah mengorbankan dirinya. AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar