PENGHARAPAN AKAN DATANGNYA MESIAS
Perjalanan
dari Mesir menuju tanah Kanaan selama 40 tahun, menjadi pengalaman yang sangat
berharga bagi umat Tuhan. Mereka melintasi banyak tempat, baik yang sudah
dihuni manusia maupun yang belum. Perjalanan mereka senantiasa dalam tuntunan
Tuhan.
Sebagai
pengembara yang bergerombol, umat Tuhan telah menjadi perhatian bangsa-bangsa,
terutama bagi negeri yang akan mereka lintasi.
Tidak semua bangsa rela negaranya dilintasi bangsa lain.
Moab adalah
negeri terakhir yang harus dilewati umat Tuhan agar sampai ke tanah perjanjian.
Raja Moab bernama Balak mendengar bahwa iringiringan umat Tuhan akan melintasi
negerinya. Raja Moab tidak rela. Ia tidak ingin negerinya menjadi lintasan bagi
bangsa pengembara itu. Untuk menghempang umat itulah, raja Moab minta
pertolongan Bileam. Bileam adalah orang Moab, seorang penenung yang handal. (Bilangan
22 : 6) : ‘Jika Bileam mengatakan kutuk maka terjadilah kutuk. Jika Bileam
mengatakan berkat maka terjadilah berkat.’ Dengan kehebatan Bileam ini maka raja Moab
mengimingimingi upah yang tinggi kepada Bileam. Tetapi Bileam tidak mau
melakukan itu. Bahkan Bileam berkata (22 : 8) : ‘Sekalipun Balak memberikan
kepadaku emas dan perak seistana penuh, aku tidak akan sanggup berbuat sesuatu,
yang kecil atau yang besar, yang melanggar titah TUHAN, Allahku.’
Raja Moab
tetap memaksa, Bileam pun melakukannya, tetapi bukan kutuk yang keluar dari
mulutnya melainkan nubuatan berkat. Bileam menubuatkan berkat bagi umat Tuhan. Itu
yang kita lihat dalam bacaan firman Tuhan hari ini.
Bileam yang
bukan umat Tuhan, tetapi Tuhan menyatakan diriNya bagi Bileam. Bileam mengalami
suatu penglihatan. Ia tidak sedang tertidur, tidak sedang bermimpi. Bileam
mengalami penglihatan dalam mata tersingkap.
Penglihatan, yang kemudian dinubuatkan Bileam
(17) : ‘Dari tengah-tengah umat Tuhan, keturunan Yakub itu akan muncul
kerajaan kuat. Dari keturunan Yakub itu akan terbit BINTANG.‘
Penggunaan kata bintang di sini bukan sekedar merujuk pada kekuasaan,
tapi menghubungkan dengan keselamatan dalam kelahiran Yesus Kristus. Seperti
kita imani, kelahiran Yesus berkaitan erat dengan perbintangan.
Jadi jelas,
Bileam mewartakan bahwa dalam tangan Tuhan ada keselamatan. Penglihatan Bileam
telah nyata dalam diri Tuhan Yesus Kristus, yang kelahirannya diperingati
seluruh umat manusia, yaitu Natal. Tuhan yang menyelamatkan kita bukan lagi
sebagai penglihatan tetapi telah nyata dalam kelahiran Yesus Kristus.
Melalui
firman Tuhan ini, kita diajak untuk merasakan kuasa Tuhan yang luar biasa. Kuasa
Tuhan tidak terbatas. Bileam, bukan bagian dari bangsa pilihan tetapi telah
menjadi hamba Tuhan yang benar. Sebagai hamba yang benar, ia tidak diatur oleh
upah. Ia bernubuat bukan untuk menyenangkan hati raja Moab, bukan untuk
kekayaan, bukan untuk kehormatan, atau supaya disenangi orang. Tetapi sebagai
hamba Tuhan, Bileam hanya melakukan yang diperintahkan Tuhan.
Di dalam
hidup ini kita seringkali gelap mata. Mata hati kita hanya tertuju kepada dunia
ini, selain itu. Keadaan inilah yang membuat kita sulit mengalami hidup
sukacita. Sesungguhnya, kita perlu mencelikkan mata rohani kita ; melihat dan
merasakan kasih Tuhan kepada diri kita. Kita perlu melepaskan diri dari
kungkungan dunia ini.
Terutama,
kita sudah memasuki minggu ADVENT (Minggu Penantian), dimana kita akan
merayakan Natal, hari kelahiran TY. Kita akan menikmati sukacita Natal, jika
kita dapat merasakan sentuhan kasih Tuhan. AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar