Tampilkan postingan dengan label Sermon. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sermon. Tampilkan semua postingan

17 Juni 2014

Yeremia 20:7-13 (Epistel)



JANGAN MELAWAN HAMBA TUHAN

Yeremia adalah nabi muda dan tidak pandai bicara. Namun, kalau sudah Tuhan yang memilih dan menetapkan maka kuasa Allah akan bekerja baginya. Yeremia tak kuasa menolak panggilannya. Ia pasrah. Kemudaan Yeremia cukup membuatnya untuk membaca situasi dan kemampuan menyampaikan firman Tuhan secara tajam dan mengena dalam konteksnya. Akibatnya, Yeremia menghadapi resiko yang teramat berat. inilah yang diungkapkan Yeremia dalam nas renungan ini.

10 Juni 2014

Mazmur 104:24-34 (Epistel 8 Juni 2014)



TUHAN BERKUASA ATAS SELURUH CIPTAAN (Mazmur 104:24-34)

PENDAHULUAN
Ketika kita sejenak melihat dan merenungkan dunia ini, betapa muncul rasa kagum dalam diri kita.  Betapa luar biasanya pencipta alam semesta ini. Demikian juga merenungkan manusia dengan kehidupan yang beraneka ragam, sungguh membuat hati terpesona. Siapakah pencipta itu, dan bagaimana manusia merespon/memandang yang menjadikan seisi dunia ini ? Pemazmur melukiskan semua itu dalam nas ini.

PENJELASAN NAS

24 – 26 Besar Kuasa Tuhan
Kitab Kejadian 1 menggambarkan bagaimana Tuhan menciptakan dunia ini. Tuhan menjadikan dunia beserta isinya dengan berfirman “jadilah”. Pemazmur menyebut cara Tuhan menciptakan dan menjadikan ini sebagai ‘kebijaksanaan’. Ciptaan Tuhan begitu besar, banyak, dan luar biasa ; tidak terselami oleh pikiran manusia.
Pemazmur menggambarkan salah satu kebesaran kuasa Tuhan itu melalui laut. Laut itu begitu luas dan bergemuruh karena ombaknya besar. Ombak itu merupakan kekuatan besar, sehingga kapal-kapal dapat berlayar di laut. Demikian juga lewiatan (monster laut) senang bermain di laut yang memiliki kekuatan besar.
Laut yang memiliki kekuatan besar hendak membandingkan bahwa kuasa Tuhan jauh melampaui kekuatan laut itu, sebab IA menjadikannya. Tuhan bukan hanya berkuasa atas laut tetapi juga daratan (ay.32). Kuasa Tuhan menjadikan seluruh alam semesta.
27 – 30 Hidup Manusia Bergantung Pada Kuasa Tuhan
Pemazmur ini memiliki pengalaman, setidaknya mengetahui perjalanan hidup umat Tuhan selama 40 tahun di padang gurun. Tuhan memberi manna ketika mereka lapar, dan memberi air ketika mereka haus. Tuhan juga menuntun umatNya berjalan. Tuhan menampakkan diriNya seperti tiang api mendahului mereka di depan. 
Kuasa Tuhan yang luar biasa itu membuat pemazmur sampai pada manusia, bahwa hidup dan kematian manusia berada di dalam kuasaNya. Manusia itu sesungguhnya adalah debu, tetapi Tuhan membentuknya dan memberikan rohNya, sehingga manusia itu beroleh hidup. Setara dengan pemberian roh itu, maka Tuhan juga berkuasa mengambil roh itu, dan akan kembali menjadi debu. Oleh sebab itu, Tuhan menjadikan manusia agar melakukan kehendak Tuhan, yaitu membaharui bumi ini.
31 – 34 Pujilah Tuhan
Memahami kuasa Pencipta dunia dengan segala isinya, bagi pemazmur tiada lagi kuasa yang melampauinya. Kekuasaan Tuhan bukan hanya menciptakan dunia tetapi Ia juga akan memeliharanya. Merenungkan kuasa Tuhan itu, maka yang dapat dilakukan pemazmur adalah menyanyi, mengungkapkan rasa kekagumannya, dan tentunya dalam sukacita.

RENUNGAN

Kita patut merenungkan kemahakuasaan Tuhan di dalam kehidupan ini. Sesungguhnya Tuhan berkuasa atas seluruh ciptaanNya. Tuhan yang mengendalikan seluruh ciptaan dengan kuasa yang ada padaNya.
Manusia adalah bagian dari ciptaanNya. Dengan demikian, hidup kita berada dalam pengendalian Tuhan. Kita tidak berkuasa atas segala yang terjadi dalam hidup ini. Karena itu, kita senantiasa menyerahkan hidup ini dalam pengendalian Tuhan. Satu hal yang patut kita lakukan dalam hidup ini adalah memuji dan memuliakan Tuhan dalam seluruh kehidupan ini. AMIN


11 Juli 2013

Lukas 10:25-37 (Khotbah Minggu)



MENJADI SESAMA MANUSIA

10:25 Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: "Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"
10:26 Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?"
10:27 Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
10:28 Kata Yesus kepadanya: "Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup."
10:29 Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: "Dan siapakah sesamaku manusia?"
10:30 Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati.
10:31 Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan.
10:32 Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan.
10:33 Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.
10:34 Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.
10:35 Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali.
10:36 Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?"
10:37 Jawab orang itu: "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya." Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, dan perbuatlah demikian!"

11 Mei 2013

Mazmur 148:1-14



 PUJILAH TUHAN

Mazmur ini mengungkapkan spiritualitas orang beriman. Di dalamnya terungkap pengagungan terhadap Allah. Pemazmur memulai pujian terhadap Allah di surga. Pemazmur mengajak para malaikat untuk memuji Allah. Itu berarti surga dan dunia bersatu dalam satu hatinya untuk memuji Allah. Sungguh spiritualitas pemazmur amat dalam, surga dan dunia menyatu di dalam hatinya. 
Pada hakekatnya kita pun dapat berada dalam spiritualitas seperti itu, sebab melalui Doa Bapa Kami, kita diajar agar kehendak Allah terlaksana di dunia sama seperti di surga. Dengan ungkapan tersebut, dunia menyatu dengan surga dalam kehidupan kita. Oleh karena itu kita dapat mengatakan bahwa kita bersyukur dan memuji Tuhan juga bersama dengan para malaikat di surga. Dari surga pemazmur turun ke bawah untuk mengajak matahari, bulan dan bintang. Langit juga diundangnya, termasuk  langit di atas langit. Pemazmur ini seperti seorang maestro dirigen dari sebuah orchestra, memimpin alam semesta untuk memuji dan menyanyikan pujian pengagungan bagi Allah.
Alasan pemazmur untuk memuji Allah diungkapkannya: “Sebab Dia memberi perintah maka semuanya tercipta. Allah tidak hanya menciptakan, tetapi Ia juga menghendaki agar semua yang diciptakan-Nya itu terus ada dan dalam rangka melakukan kehendak-Nya. Ditambahkan pemazmur lagi, ketetapan Allah itu tidak dapat dilanggar oleh alam semesta.
Setelah memanggil surga dan langit serta benda benda yang ada di langit itu, pemazmur turun lagi ke bawah. Sekarang bumi yang diajaknya untuk memuji Tuhan. Berbicara tentang bumi, pemazmur memahami adanya mahluk mahluk raksasa yang mendiami samudera raya. Mahluk ini pun diajak untuk memuji Tuhan. Tidak ada satu mahluk pun yang tidak turut ambil bagian dalam memuji Tuhan, semua elemen elemen yang ada di dalam bumi harus turut memuji Tuhan, sebab Tuhan itu layak dipuji. Semua makhluk harus tunduk dan turut memuji Allah.
Terakhir pemazmur mengajak manusia untuk memuji Tuhan. Pemazmur mengajak orang yang paling tinggi, yakni raja, pembesar dan kaum tua juga yang muda. Jika alasan yang pertama mengapa Tuhan harus di puji ialah: karena Dialah pencipta kita, di sini pemazmur mengungkapkan alasan mengapa kita harus memuji Dia, karena Tuhan telah meninggikan tanduk  umat-Nya. Tanduk berbicara tentang kekuatan. Umat Tuhan adalah persekutuan yang tidak akan ada yang dapat mengalahkannya. Dosa dan maut pun tidak akan dapat mengalahkanNya. Oleh karena itu layaklah orang pilihan Allah mengagungkan Dia yang adalah raja.
Sebuah perenungan muncul di dalam hati: adakah kita pernah mengajak semua mahluk di bumi dan di surga bersama dengan diri kira memuji Tuhan yang telah begitu baiknya secara pribadi ? Apakah kita pernah merasa bersama dengan semua orang percaya yang sedang berdoa di hadapan tahta kasih karunia Allah ? Marilah memuji Tuhan di dalam segala kehidupan kita. AMIN