29 Oktober 2012

Markus 12:28-34 (Khotbah Minggu, 20 Oktober 2013)


HUKUM YANG TERUTAMA : MENGASIHI

Setiap orang ingin hidup di dalam kasih. Saling-mengasihi merupakan hidup yang didambakan manusia, karena di dalam kasih penuh keindahan. Persahabatan, kekeluargaan, dan persekutuan yang dibangun akan terasa begitu indah jika di dalamnya diliputi kasih oleh seorang dengan yang lain.
Mengasihi Allah dan mengasihi sesama manusia adalah perintah Tuhan Yesus yang tidak asing lagi bagi pendengaran kita. Mengasihi Tuhan dan sesama manusia adalah pusat dari seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi. Perintah ini sesungguhnya juga sudah dituliskan oleh Tuhan di dalam hati setiap manusia. Itu sebabnya, manusia selalu akan rindu untuk hidup dalam kasih. Pada Minggu yang berbahagia ini, kita diingatkan agar saling mengasihi. Perintah saling mengasihi ini dilihat dalam dua relasi hidup manusia.
Kasihilah Tuhan, Allahmu
Mengasihi Tuhan Allah tidak dibenarkan dalam keraguraguan tetapi haruslah dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi, dan segenap kekuatan. Manusia perlu menyadari bahwa hidupnya memang tergantung pada Allah. Manusia tidak dapat menjalani kehidupan ini tanpa Tuhan ; manusia tidak berdaya menghadapi kehidupan ini tanpa Allah. Karena itu, alangkah indahnya jika manusia membangun hubungan yang baik bersama Allah dengan segala ketulusan. Manusia sepatutnya mengasihi Allah karena Allah telah lebih dahulu mengasihi manusia. Kasih Allah itu jualah yang memampukan manusia untuk mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa dan akal budi.
Kasihilah sesamamu manusia
Tuntutan untuk mengasihi sesama manusia dilakukan sama halnya dengan mengasihi diri sendiri. Manusia tidak ingin dirinya diperdaya, dihina, disakiti ; tetapi manusia ingin dihargai, dicintai, disayangi. Apa yang dikehendaki manusia pada dirinya sendiri itu jualah yang seharusnya diperbuat bagi sesamanya. (Matius 7:12) : "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi. Jika manusia ingin dikasihi maka ia juga haruslah mengasihi sesama dengan segala ketulusan. Sesama manusia bukan hanya keluarga, tetapi juga rekan-rekan kerja, saudara-saudara dalam gereja. Kita harus mengasihi mereka. Bahkan firman (Lukas  6:27) menyebutkan : "Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu.” Yesus memang  memberlakukan kasih itu kepada musuh. Sekalipun ahli Taurat selalu ingin menjebak Yesus, tetapi dalam nas ini Yesus secara langsung membenarkan ahli Taurat itu. Yesus berkata kepada ahli Taurat yang seorang ini : "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Yesus tidak pernah menyimpan kebencian pada siapapun tetapi Yesus sungguh-sungguh mengasihi manusia yang berkenan kepadaNya.
Mengasihi Allah dapat dilihat pada kasih yang diberlakukan pada sesama manusia. Rasul Yohanes menegaskan hal ini secara gamblang (1 Yoh 4:20) :  “Jikalau seorang berkata: “Aku mengasihi Allah,” dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.”
Tuntutan untuk mengasihi
Saling mengasihi sesungguhnya sudah tertanam dalam diri manusia. Namun, manusia sulit melakukannya karena sudah dipenuhi oleh dosa. Manusia harus terus menerus belajar mengasihi, sebab dengan demikianlah manusia memperoleh dua hal. Pertama, memperoleh kebahagiaan di dunia ini. Kita hanya menemukan kebahagiaan di dalam kasih kepada Tuhan, dan tidak di dalam hal-hal lain. Oleh sebab itu, jika kita ingin mendapat penghiburan dan kekuatan di dalam hidup ini kita harus kembali kepada Tuhan, kita harus mengasihi Tuhan. Kedua, mendapatkan keselamatan. Begitu pentingnya kasih, sehingga rasul Yohanes mengatakan “Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut” (1Yoh 3:14b). Dari ayat ini, kita dapat melihat bahwa untuk mendapatkan keselamatan, maka tidak ada cara lain, kecuali mengasihi.
Sebagai orang beriman, maka sudah seharusnya kita berjuang untuk melaksanakan perintah Kristus yang utama, yaitu untuk mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama seperti diri sendiri. Hanya dengan mengasihi maka manusia memperoleh arti hidup, yaitu kebahagiaan di dunia ini dan pada saatnya nanti kebahagiaan abadi di Sorga.
Mengakhiri renungan ini, camkan dan lakukanlah seperti dalam nas berikut : (Roma 12:9) Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik, dan (I Korintus 13:4) Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Selamat memberlakukan kasih. AMIN

Artikel Terkait



1 komentar:

  1. bagus sekali ulasannya amang, boleh dipublikasikan pada: http://gkpi.info

    salam

    BalasHapus