HUKUM YANG TERUTAMA : MENGASIHI
Setiap orang ingin
hidup di dalam kasih. Saling-mengasihi merupakan hidup yang didambakan manusia,
karena di dalam kasih penuh keindahan. Persahabatan, kekeluargaan, dan
persekutuan yang dibangun akan terasa begitu indah jika di dalamnya diliputi
kasih oleh seorang dengan yang lain.
Mengasihi Allah dan mengasihi sesama
manusia adalah perintah Tuhan Yesus yang tidak asing lagi bagi pendengaran
kita. Mengasihi Tuhan dan sesama manusia adalah pusat dari seluruh hukum Taurat
dan kitab para nabi. Perintah ini sesungguhnya juga sudah dituliskan oleh Tuhan
di dalam hati setiap manusia. Itu sebabnya, manusia selalu akan rindu untuk
hidup dalam kasih. Pada Minggu yang berbahagia ini, kita diingatkan agar saling
mengasihi. Perintah saling mengasihi ini dilihat dalam dua relasi hidup
manusia.
Kasihilah Tuhan, Allahmu
Kasihilah Tuhan, Allahmu
Mengasihi Tuhan Allah tidak dibenarkan
dalam keraguraguan tetapi haruslah dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap
akal budi, dan segenap kekuatan. Manusia perlu menyadari bahwa hidupnya memang
tergantung pada Allah. Manusia tidak dapat menjalani kehidupan ini tanpa Tuhan
; manusia tidak berdaya menghadapi kehidupan ini tanpa Allah. Karena itu, alangkah
indahnya jika manusia membangun hubungan yang baik bersama Allah dengan segala
ketulusan. Manusia sepatutnya mengasihi Allah karena Allah telah lebih dahulu
mengasihi manusia. Kasih Allah itu jualah yang memampukan manusia untuk
mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa dan akal budi.
Kasihilah sesamamu
manusia
Tuntutan
untuk mengasihi sesama manusia dilakukan sama halnya dengan mengasihi diri
sendiri. Manusia tidak ingin dirinya diperdaya, dihina, disakiti ; tetapi
manusia ingin dihargai, dicintai, disayangi. Apa yang dikehendaki manusia pada
dirinya sendiri itu jualah yang seharusnya diperbuat bagi sesamanya. (Matius 7:12)
: "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu,
perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan
kitab para nabi. Jika manusia ingin dikasihi maka ia juga haruslah mengasihi
sesama dengan segala ketulusan. Sesama manusia bukan hanya keluarga, tetapi
juga rekan-rekan kerja, saudara-saudara dalam gereja. Kita harus mengasihi
mereka. Bahkan firman (Lukas 6:27)
menyebutkan : "Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang
membenci kamu.” Yesus memang
memberlakukan kasih itu kepada musuh. Sekalipun ahli Taurat selalu ingin
menjebak Yesus, tetapi dalam nas ini Yesus secara langsung membenarkan ahli
Taurat itu. Yesus berkata kepada ahli Taurat yang seorang ini : "Engkau
tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Yesus tidak pernah menyimpan kebencian
pada siapapun tetapi Yesus sungguh-sungguh mengasihi manusia yang berkenan
kepadaNya.
Mengasihi Allah dapat dilihat pada
kasih yang diberlakukan pada sesama manusia. Rasul Yohanes menegaskan hal ini
secara gamblang (1 Yoh 4:20) : “Jikalau
seorang berkata: “Aku mengasihi Allah,” dan ia membenci saudaranya, maka ia
adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya,
tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.”
Tuntutan untuk
mengasihi
Saling mengasihi sesungguhnya sudah
tertanam dalam diri manusia. Namun, manusia sulit melakukannya karena sudah
dipenuhi oleh dosa. Manusia harus terus menerus belajar mengasihi, sebab dengan
demikianlah manusia memperoleh dua hal. Pertama, memperoleh kebahagiaan di
dunia ini. Kita hanya menemukan kebahagiaan di dalam kasih kepada Tuhan, dan
tidak di dalam hal-hal lain. Oleh sebab itu, jika kita ingin mendapat
penghiburan dan kekuatan di dalam hidup ini kita harus kembali kepada Tuhan,
kita harus mengasihi Tuhan. Kedua, mendapatkan keselamatan. Begitu pentingnya
kasih, sehingga rasul Yohanes mengatakan “Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap
di dalam maut” (1Yoh 3:14b). Dari ayat ini, kita dapat melihat bahwa untuk
mendapatkan keselamatan, maka tidak ada cara lain, kecuali mengasihi.
Sebagai orang beriman, maka sudah
seharusnya kita berjuang untuk melaksanakan perintah Kristus yang utama, yaitu
untuk mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama seperti diri sendiri. Hanya dengan
mengasihi maka manusia memperoleh arti hidup, yaitu kebahagiaan di dunia ini
dan pada saatnya nanti kebahagiaan abadi di Sorga.
Mengakhiri renungan ini, camkan dan
lakukanlah seperti dalam nas berikut : (Roma 12:9) Hendaklah kasih itu jangan
pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik, dan (I Korintus 13:4)
Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan
diri dan tidak sombong. Selamat memberlakukan kasih. AMIN
bagus sekali ulasannya amang, boleh dipublikasikan pada: http://gkpi.info
BalasHapussalam