PERHATIAN
KHUSUS KEPADA JANDA YANG MENDERITA
Kematian dari seorang anggota keluarga atau
sahabat sangatlah mendukakan hati. Apalagi bila yang meninggal itu memiliki
peran penting dalam kehidupan kita, maka sangatlah menyedihkan. Ingin rasanya
kalau orang yang kita kasihi itu dapat hidup kembali. Kematian seorang anak
tunggal dari seorang ibu yang telah menjanda dalam bacaan kita tentu sangatlah
menyedihkan, mendukakan sang ibu. Kecil kemungkinan sang janda kembali menikah
dan memiliki anak. Ia kehilangan keluarga. Dalam konteks orang Yahudi, sang
janda seperti dalam bacaan kita ini, maka hidup tidak lagi memiliki arti.
Yesus melihat orang mati itu diusung ke
luar, dan Yesus sungguh-sungguh memahami pikiran dan perasaan sang ibu.
Memahami betapa hancurnya perasaan sang ibu maka tergeraklah hati Yesus oleh
belas kasihan.
‘Hati yang tergerak oleh belas kasihan’
berarti ; tumbuhnya rasa menyelami hati orang lain yang sedang menderita. Ia
tidak berhenti sampai perasaan sedih saja, tetapi ia menempatkan diri turut
menderita bersama orang itu. Dengan perasaan itu maka ingin rasanya mengangkat
penderitaan itu, paling tidak menjadikan lebih ringan. Agar penderitaan itu
tidak sekedar ‘dikasihani’ tapi dapat berubah menjadi lebih ringan maka perlu
ada gerak (action). Gerak belas kasihan yang Yesus lakukan adalah : -
melembutkan hati sang ibu janda agar tidak lagi menangis, menyentuh mayat sang
anak, dan memberikan perintah yang penuh kuasa dengan berkata : ‘bangkitlah’.
Kuasa dan gerak hati yang penuh belas kasih
dari Yesus telah membuat anak itu terbangun dari kematiannya. Sang ibu janda
dan orang banyak spontan memuliakan Allah. Perbuatan Yesus ini dipahami sebagai
lawatan Allah bagi manusia. Allah menyatakan kemurahannya dengan mengubah duka
menjadi sukacita atas kehidupan manusia.
Ibu janda ini telah mendapat kemurahan.
Orang yang mendapat kemurahan Allah patut juga menyaksikannya bagi orang banyak
dan mengaku bahwa Allah telah melawat umatNya (7:16). Kuasa Allah melampaui
alam pikir manusia. Bagi Allah ‘tidak ada yang mustahil’. Yesus menggantikan
duka yang dialami sang ibu menjadi sukacita. Sang ibu beroleh kemurahan Allah
yang menggantikan duka dengan sukacita. Ibu janda ini telah mendapat belas
kasih Allah, yang telah menghapus air mata duka atas kebangkitan anaknya.
Gerak belas kasihan merupakan bentuk
kepedulian yang mestinya dimiliki setiap manusia sebagai salah satu kebajikan
dari orang-orang yang beragama. Jika kita diperhadapkan kepada tema hari ini,
itu berarti gereja/orang percaya (kita) diutus menjadi alat di tangan Tuhan
untuk menolong semua orang yang dalam penderitaan maupun berduka.
Kehadiran orang percaya hendaklah dapat
membangkitkan harapan bagi setiap orang yang merasa kehilangan pegangan dalam
menjalani hidup. Kemurahan hati Allah yang dinyatakan gereja dalam pelayanannya
akan mendatangkan puji-pujian kepada Allah Bapa di sorga.
Dalam kehidupan keluarga dan gereja
(persekutuan), kita perlu lebih menggerakkan rasa belas kasih. Gereja harus
lebih besar menampakkan rasa belas kasih. Kita perlu memahami pergumulan
saudara kita dan memberikan semangat. Gereja perlu lebih memahami setiap orang
dalam persekutuan ketimbang menumbuhkan prasangka buruk, yang dapat menimbulkan permusuhan. Gereja mestinya membangun
manusia yang memiliki gerak belas kasih, sehingga gereja mampu melayani dengan
segala ketulusan. Namun kenyataannya, tidak sedikit gereja yang terlalu sibuk
menghadapi konflik.
-
Gereja
bukannya menyembuhkan orang-orang yang terluka tapi malah melukai.
-
Gereja
bukannya sibuk melayani tetapi malah ingin dilayani.
Tuhan Yesus memiliki hati yang luar biasa
yakni penuh dengan belas kasihan. Kristus telah memanggil kita menjadi muridNya
maka seharusnya kita juga memiliki hati yang penuh belas kasihan terhadap
jiwa-jiwa yang telah kehilangan pengharapan. AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar