ROH ALLAH MEMBERI
KEKUATAN UNTUK BERSAKSI
Bacaan ini merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari ayat-ayat yang mendahului pasal ini, yaitu tentang
pengutusan kedua belas murid Yesus. Dalam pengutusannya, para murid diberikan
kuasa untuk mengusir roh jahat (10:1), dan selanjutnya Yesus memberikan pesan
agar para murid jangan menyimpang dari sasaran yang akan menerima kabar baik
(10:5). Sedangkan pada perikop bacaan kita hari (10:16-22), para murid dibekali
dengan informasi orang yang ditemui dan cara menghadapi mereka.
Yesus akan mengutus para
muridNya untuk memberitakan Kabar Baik, Kerajaan Sorga, Kebenaran. Yesus tahu
bahwa banyak orang menentang berita sukacita ini. Mereka anti dengan kebenaran
karena otak mereka hanya tertuju pada dunia ini saja. Mereka bagaikan serigala,
yang siap menerkam hamba-hamba Tuhan yang memberitakan kebenaran. Anehnya,
mereka sebenarnya adalah penguasa, Majelis Agama.
Menyebalkan, mereka sering hadir di rumah ibadat. Kehadiran mereka di rumah ibadat bukan dalam rangka menikmati berita sukacita melainkan menyiapkan jerat bagi yang memberitakan kebenaran. Karena itu Yesus berkata (10:17), ‘Tetapi waspadalah terhadap semua orang; karena ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya.’ Murid-murid yang akan membawa kebenaran itu sangat mungkin menghadapi resiko besar. Tetapi janganlah resiko itu menjadi penghambat bagi misi kebenaran.
Menyebalkan, mereka sering hadir di rumah ibadat. Kehadiran mereka di rumah ibadat bukan dalam rangka menikmati berita sukacita melainkan menyiapkan jerat bagi yang memberitakan kebenaran. Karena itu Yesus berkata (10:17), ‘Tetapi waspadalah terhadap semua orang; karena ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya.’ Murid-murid yang akan membawa kebenaran itu sangat mungkin menghadapi resiko besar. Tetapi janganlah resiko itu menjadi penghambat bagi misi kebenaran.
Oleh
sebab itu, dalam menguatkan para murid yang diutus menghadapi medan pelayanan
yang ganas itu, Yesus juga mempersiapkan strategi : ‘cerdik seperti ular dan tulus seperti
merpati.’ Kalimat ini sudah sangat menggereja. Sekalipun ular dikenal
sebagai si jahat tetapi ada hal yang dapat dimanfaatkan sebagai strategi
menghadapi ancaman. Ular tergolong binatang yang kehati-hati dan sabar sehingga
mampu menguasai situasi. Selain dalam nas ini, kecerdikan ular juga disebutkan
dalam Kejadian 3:1 : Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala
binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Di dalam nas ini digambarakan kecerdikan ular yang mampu mengalahkan
manusia (Adam dan Hawa). Memang kecerdikan ular ini cenderung ‘jahat’,
padahal Yesus sangat menantang kejahatan. Namun lepas dari niat jahat si ular itu, Yesus menghendaki agar murid-muridNya
memiliki kecerdikan, sehingga mereka mampu mengabarkan berita sukacita bagi orang-orang
yang tidak menghendaki kebenaran. Oleh sebab itu, kecerdikan ular
ini harus bersamaan dengan ketulusan seperti merpati. Dengan demikian,
tujuan strategi ini adalah tercapainya misi kebenaran dengan segala ketulusan.
Misi haruslah dibarengi dengan maksud baik dan kesetiaan kepada Sang Pengutus.
Strategi
hanyalah strategi tetapi semua akan memiliki resiko. Dasar orang yang tidak
menghendaki kebenaran maka segala cara dilakukan orang jahat untuk menghempang
kebenaran. Oleh sebab itu, strategi apapun yang dimiliki para murid mereka
harus siap dengan resiko. Untuk itu Yesus berkata (19) : ‘janganlah
kamu kuatir’. Tuhan juga memberi karunia. (10:20) : Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang
akan berkata-kata di dalam kamu.’ Para murid dipesankan untuk tidak takut menghadapi resiko. Jika
mereka ternyata tidak dapat mengelakkan penangkapan oleh serigala, para
penguasa ; maka para hamba Tuhan harus tetap berserah kepada Roh Kudus. Dalam
persidangan Roh Kudus akan mengajari para murid jawaban atas setiap pertanyaan
para penguasa. Malah Roh Kudus sendiri yang akan berkata-kata di dalam diri
para murid. Kesaksian dalam kisah Para Rasul menunjukkan bahwa para rasul
diajar oleh Roh Kudus berkata-kata di hadapan Majelis Agama Yahudi (Kisah
5:22). Roh
Allah akan memberikan kekuatan untuk bersaksi. Dan
pada akhirnya, orang yang setia akan pengutusan Tuhan akan menerima keselamatan
(22).
Kita adalah orang-orang yang
telah diutus Tuhan. Melalui Firman Tuhan
ini, kita diingatkan akan peran Gereja di tengah-tengah dunia ini. Gereja
adalah persekutuan orang percaya, yang didasarkan atas Kristus Yesus. Fungsi
dari persekutuan adalah mengabdi dan bersaksi kepada Allah dan manusia. Landasan
orang-orang percaya dalam pengabdiannya harus meneladani perbuatan dan tindakan
Yesus. Yesus telah memperlihatkan perbuatan baik secara konkrit ; memberi
makan, menyembuhkan orang sakit, menerima keberadaan orang lain sekalipun
miskin dan berdosa, bahkan mengampuni.
Karena
perbuatan baik adalah suatu kebenaran, maka orang yang berbuat baik itu sangat
mungkin menderita. Berbuat baik memang tidak mudah sebab dibutuhkan ketulusan. Fakta
menunjukkan, ada saja orang yang tidak menyukai kebenaran. Akibatnya para hamba
Tuhan yang diutus menyampaikan kebenaran itu dapat mengalami kekerasan. ‘Lebih baik menderita karena berbuat baik,
dari pada menderita karena berbuat jahat‘ (1 Petrus 3 : 17). Perbuatan baik
ditengah-tengah orang-orang jahat memang hanya mampu dilakukan oleh orang-orang
yang sungguh-sungguh telah menerima Yesus.
Perbuatan
baik itu hendaklah didorong oleh rasa syukur kepada Tuhan, dalam segala
ketulusan. Dengan demikian, perbuatan baik itu tidak menjadi sandungan bagi
orang lain. Perbuatan baik apabila dilakukan dengan tulus dan dengan hati
nurani yang murni akan dapat dipertanggungjawabkan. Bersaksilah, sebab Roh
Allah akan memberikan kekuatan. Selanjutnya kita memperoleh kebahagiaan dan
keselamatan. AMIN
amin...
BalasHapuskotbah yang bagus amang...
boleh tukaran link ngak mang...
khusus bahan sermon
http://bahansermon.blogspot.com/