MILIKILAH PIKIRAN KRISTUS
Manusia masa kini
makin banyak menjadi SMK. Mereka bukan lagi hanya remaja tetapi kebanyakan
telah dewasa. Manusia menjadi banyak SMK (susah, mengeluh, khawatir) karena
seluruh pikirannya dipusatkan pada dunia fana ini.
Nas ini
membicarakan tentang hikmat (Ibrani: kohma) atau (Yunani: sophia), yang artinya
bijaksana. Jadi, orang yang berhikmat itu bijak tentang hidup ; pandai menyusun
rencana untuk memperoleh hasil yang dikehendaki. Setiap manusia merindukan
untuk memiliki hikmat, sebab dengan hikmat itu ia akan dihormati orang lain.
Namun, hikmat bagaimanakah yang ada dalam dirinya ? Dalam Alkitab disebutkan
ada dua hikmat ; hikmat dunia dan hikmat Allah.
Paulus merasa
penting membicarakan hikmat ini, karena Jemaat Korintus sedang diambang
perpecahan. Di dalam jemaat telah terjadi pengelompokan. Kelompok biasanya
ditandai dengan ciri-ciri tertentu. Misalnya : sama domisili, sama
jabatan/status, satu alumni, mungkin juga memiliki hubungan kekerabatan. Tetapi
kelompok bisa juga timbul karena pandangan.
Di dalam Jemaat
Korintus yang sedang bertumbuh dan sekaligus diambang perpecahan itu adalah
karena perbedaan pandangan atau pemahaman. Paulus tidak mau merendahkan
pemahaman/hikmat/pengetahuan orang-orang Korintus yang memang dikenal sebagai
orang berhikmat. Hanya saja, orang-orang yang berhikmat itu harus dituntun oleh
Roh Allah. Hikmat yang tidak dituntun oleh kuasa Roh Allah (kuasa Roh Kudus),
maka hikmat yang demikian disebut hikmat dunia. Hanya dengan hikmat Allah saja
supaya manusia dapat memahami maksud dan pekerjaan Allah.
Hikmat yang benar
bukan berasal dari dunia. Paulus memberitakan hikmat Allah yang tersembunyi dan
rahasia. Paulus menyebut tersembunyi dan rahasia dikarenakan hikmat ini menyentuh
kehidupan masa depan, yaitu rencana keselamatan yang dirancang Tuhan. Hikmat
Allah hanya dimiliki oleh orang yang menerima dan digerakkan oleh Roh Allah.
Roh Allah yang mampu menerangkan kepada manusia untuk menyelidiki segala maksud
Allah. Dengan Roh Allah dan hikmat Allah itulah maka manusia dimampukan
memahami karunia Allah kepada manusia.
Hikmat dunia
diperoleh dari dunia dan tujuannya untuk kepentingan dunia semata. Hikmat ini
dicari dan dimiliki untuk menguasai dunia. Buah dari hikmat demikian cenderung
kejahatan, menindas manusia lainnya. Mereka menipu sesama manusia untuk
kepentingan sendiri. Ia licik, memperdaya orang lain, ia memainkan lidahnya
seperti orang benar tetapi penuh kemunafikan. Hikmat yang demikian diterapkan
untuk ‘kepopuleran’ dirinya. Hikmat dunia tidak dapat menerima Roh Allah,
karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan. Hikmat dunia menolak ajaran
Tuhan Yesus. Mereka tidak dapat menghidupi dirinya dengan firman Tuhan. Mereka
sulit mengerti, memahami, apalagi melakukan firman Tuhan. Mereka tak akan
mengerti bahwa dibalik kematian ada kehidupan kekal, mereka tak dapat memahami,
bahwa Allah menjadi manusia, lahir dari manusia, disalibkan, mati, dan
dikuburkan, dan bangkit pada hari ketiga. Mereka sulit melakukan kebenaran,
karena mereka tak percaya ungkapan : ‘Berbahagialah orang yang lapar dan haus
akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan (Matius 5:6). Perkataan-perkataan
Yesus yang demikian tidak akan pernah dapat mereka terima untuk menghidupi
dirinya. Hikmat dunia mengabaikan Allah.
Dalam konteks
jemaat Korintus, Paulus mengkategorikan rohani jemaat menjadi dua bagian, yaitu
kategori bayi dan matang (dewasa). Bagaimana dengan kita, apakah kita semua
telah menjadi Kristen yang matang. Kematangan kekristenan bukan diukur dari
usia seseorang tetapi akan tampak dari prilakunya. Bukan tidak mungkin
seseorang dilahirkan telah Kristen, lalu menjadi warga gereja, rajin beribadah
; tetapi tingkah laku dan perbuatannya jauh dari firman Tuhan.
Firman Tuhan ini
mengajarkan kita agar memiliki hikmat dari Allah, yaitu hikmat yang memberi
manusia menikmati hidup sukacita di dunia ini, serta beroleh hidup kekal.
Hikmat yang benar akan mengarahkan hidupnya pada kehidupan kekal. Ia tidak
menguras seluruh hidupnya bagi dunia fana ini. Allah telah merancang
keselamatan bagi manusia, bagi saudara dan saya. Dunia ini hanyalah lintasan
semata. Karena itu marilah kita menerima Roh Allah agar kita dapat menghidupi
diri kita dengan hikmat Allah. Hikmat Allah akan menuntun kita memiliki pikiran
Kristus, yang mau melakukan kehendak Allah.
Pengorbanan atau
kematian dapat saja dimengerti sebagai suatu kebodohan dari sudut pandang
hikmat dunia, tetapi hikmat Allah mampu memahaminya sebagai anugerah atau
karunia. Oleh sebab itu, hikmat yang dimiliki manusia sangat menentukan
hidupnya. Ketika ia hidup dengan hikmat dunia maka ia akan tetap SMK, tetapi
ketika ia dipenuhi oleh hikmat Allah maka ia menjadi S3 (Suka, Senang dan
Semangat), dapat menikmati kehidupan bahagia.
Manusia yang
hidup dengan hikmat Allah maka ia telah memiliki pikiran Kristus, sehingga ia
suka menolong, mengasihi, peduli terhadap sesama. Orang yang memiliki hikmat Allah,
‘menabur dengan derai air mata, tetapi akan menuai dengan bersorak-sorai’. AMIN
Syalom amang, saya ingin bertanya apakah nats ini bisa dikotbahkan dengan jenis Kotbah Ekspository? Dan bagaimana bentuk kotbah ekspository dari nats ini? Sekian terimakasih dan mohon bantuannya
BalasHapus