LAKUKANLAH
KEBENARAN ALLAH
Sekarang ini
begitu banyak orang mengkritisi hidup keberagamaan. Sikap kritis itu bisa
datang dari seseorang yang beragama tertentu terhadap agama lainnya. Hati-hati
lho….dituduh sebagai penista agama…
Tetapi sikap kritis itu bisa juga datang dari penganut agama itu
sendiri, misalnya orang Kristen mengkritisi agamanya sendiri.
Lepas dari
kritik-mengkritik itu, agama haruslah membimbing manusia agar hidup dalam
ketenteraman, tidak kacau. Supaya hidup tenteram itu tercapai, tepat sekali
seperti tema kita hari ini ‘Lakukanlah Kebenaran Allah’. Jika setiap orang melakukan
kebenaran Allah, maka hidup bersama akan terpelihara dengan baik.
Musa telah
menerima loh batu, yang berisi sepuluh hukum Tuhan (hukum Taurat). Umat Tuhan menyimpan,
menjaga dan memilihara loh batu itu dengan baik. Mereka menyiapkan sebuah tempat
untuk loh batu itu yang disebut Kemah Tuhan. Umat Tuhan memahami Allah yang agung dan kudus itu hadir di dalamnya.
Di situlah ‘Kemuliaan Tuhan bersemayam’. Oleh sebab itu, Kemah Tuhan dipandang kudus, sehingga tidak
sembarang orang dapat masuk ke dalamnya. Hanya orang-orang benar yang
diperkenankan masuk ke dalamnya.
Kemah Allah juga
dapat menampung orang yang mencari perlindungan karena berbagai penderitaan,
wabah kelaparan atau peperangan. Kemah Allah adalah tempat orang beriman
mencari perlindungan diwaktu kesukaran.
Yang utama siapapun
masuk ke dalam Kemah Tuhan haruslah melakukan kebenaran Tuhan. Setiap orang
yang masuk ke dalam Kemah Allah menjadi tamu Allah. Dia yang bertamu pada Tuhan
harus ‘hidup tanpa cela’, hidup dalam kebenaran, hidup dengan rendah hati.
‘tanpa cela’, bukan berarti orang itu tidak punya dosa sama sekali, melainkan memiliki
hubungan yang baik dengan Allah, ia berlaku adil. Mereka juga harus berani
mengatakan kebenaran dari hatinya.
Orang yang hidup
dengan kebenaran juga ditandai dengan sikap menjaga nama baik sesama.
ay. 3 tidak
menyebarkan fitnah dengan lidahnya, tidak berbuat jahat terhadap temannya, tidak
menimpakan cela kepada tetangganya. ‘fitnah’ dan ‘mencela’ merupakan dosa yang
paling banyak dilakukan manusia dan membawa malapetaka paling banyak dan besar.
‘Sudah banyak yang tewas karena pedang, tetapi belum sebanyak yang gugur karena
lidah’ (ay.18 ; Yakobus 3:1-12).
Orang benar juga
harus menjauhi keburukan. ay. 4a memandang hina orang tersingkir
(orang-orang yang memang tidak pernah takut akan Tuhan. Orang yang menghujat
roh Allah, Allah tidak lagi berkenan kepadanya.). 4b berpegang pada sumpah,
walaupun rugi. 5a tidak meminjamkan uangnya dengan makan riba. Di dunia
Timur Tengah bunga pinjaman berkisar 30-50 %. Sebaliknya di Israel pinjaman
dilakukan atas dasar kerelaan untuk menolong sesama saudara-saudara yang
malang. 5b tidak menerima suap. Makan
suap termasuk kejahatan yang paling banyak menjangkiti dan menodai peradilan
Israel, meskipun hal ini secara ekplisit dilarang oleh hukum Taurat.
Orang-orang benar
harus menjauhi segala kejahatan dan keburukan itu. Orang-orang yang melakukan
kebenaran, itulah yang layak menjadi tamu Allah. (5b : Orang yang melakukan
kebenaran, tidak akan goyah selama-lamanya (5b). Ia akan dimampukan menjalani
hidup itu karena Tuhan yang bersemayam di Bait Suci itu adalah batu karang
baginya. Di dalam Tuhan ada kekuatan dan perlindungan.
Mazmur ini
menunjukkan kepada kita betapa erat hubungan antara doa dan hidup, antara
ibadah dan melaksanakan kehendak Tuhan. Tidak ada doa dan ibadah yang benar
kalau tidak dipersiapkan dan didukung oleh hidup yang sesuai dengan kehendak
Tuhan. ‘Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke
dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di
sorga’ (Matius 7:21).
Penyembah-penyembah
yang benar adalah mereka yang menerima sang Sabda yang telah datang dan tinggal
di antara kita, dan karenanya hidup dari kasih. Hanya dalam kasih orang dapat
masuk ke dalam Bait Suci yang sebenarnya, yakni Kristus dan tinggal di dalam
Dia. Mengingat semuanya ini kita harus mengatakan bahwa kesungguhan ibadah
Kristen terletak dalam kasih. Kasih harus mendukung ibadah kita dan sebaliknya.
Ibadah harus bermuara dalam kasih. Kasih Kristus harus selalu menjadi sumber
pertobatan manusia yang berdosa, setiap kali kita datang menghadapNya dalam doa
dan ibadah. AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar