RAJA YANG TELAH DIURAPI
Pilkada baru saja
berakhir di berbagai daerah, sebahagian akan dilanjutkan putaran kedua karena
belum memenuhi syarat. Pilkada dilakukan secara demokrasi sebagai kehendak
rakyat untuk memilih pemimpin. Melalui cara ini diharapkan terpilih pemimpin
yang benar. Namun, seringkali hasil Pilkada tak dapat diterima dengan lapang
dada, terjadi gugat-menggugat. Pemimpin yang terpilih itu acapkali tak dapat
memimpin dengan benar ; tanpa program sehingga tak terjadi perubahan yang
berarti. Malah, sering terpilih pemimpin yang korup. Lalu ada demo, yang
menggelisahkan rakyat. Ah....payah...maupma sude i...
Ketika umat Tuhan
berada di tanah yang dijanjikan Tuhan (Kanaan), mereka tidak memiliki raja
(sekuler), Allah langsung menjadi Raja bagi umatNya. Kepemimpinan demikian
dinamai theokrasi. Mereka hidup dengan tenang. Namun kemudian, mereka melihat
bangsa-bangsa lain memiliki seorang raja, yang begitu hebat, yang disembah ;
maka mereka pun meminta kepada Tuhan, agar mereka juga memiliki seorang raja.
‘.....maka angkatlah seorang raja atas kami untuk memerintah kami, seperti pada
segala bangsa-bangsa lain’ (1 Samuel 8:5). Tuhan mengabulkan permintaan umat
untuk mengangkat raja. Tuhan menetapkan Saul sebagai raja. Tapi dalam
kepemimpinannya, Saul melanggar titah Tuhan. Sebagai pengganti Sau, maka Daud
diurapi menjadi raja. Namun, Saul keberatan, sehingga timbullah niat membunuh
Daud. Israel memang pernah memiliki seorang raja yang bijaksana, bernama
Salomo. Tetapi setelah Salomo meninggal, terjadilah perpecahan. Jabatan raja
menjadi rebutan. Kerusuhan demi kerusuhan terus terjadi. Umat Tuhan terpecah
menjadi dua kerajaan. Para raja yang haus kekuasaan menjalin hubungan dengan
bangsa asing untuk melanggengkan kuasanya. Efeknya, mereka dengan mudah dapat
dipengaruhi dan diprovokasi bangsa asing. Sinkretisme yang dibawa bangsa asing
merasuki kehidupan umat Tuhan. Mereka jatuh ke dalam dosa-dosa. Bangsa asing
bukan hanya memprovokasi tapi juga berhasil memperdaya, sehingga umat Tuhan
menjadi budak bangsa lain.
Tuhan murka melihat
para raja dan umatnya. Oleh sebab itu,
Tuhan akan melantik raja pilihanNya
sendiri. Raja itu diyakini memimpin dengan benar. Tuhan menyerahkan seluruh
bangsa kepadaNya untuk bertekuk lutut. Seluruh bangsa menjadi miliki pusaka
raja itu, dan seluruh bumi berada dalam cakupan sang raja.
Tuhan tidak mencabut
raja-raja dunia. Tetapi Tuhan memerintahkan kepada para raja dunia supaya bijaksana
dengan ketaatan kepada raja pilihan Tuhan. Mereka boleh menjadi raja dari sebuah
bangsa (dunia) tetapi di atas mereka ada raja pilihan Tuhan. Raja-raja dunia
harus tunduk kepada raja yang dilantik oleh Tuhan. Demikian juga para hakim
agar memutuskan setiap perkara secara adil, yaitu dengan ketaatan kepada Sang
Raja.
Siapakah raja yang
dilantik oleh Tuhan itu. Dia adalah Yesus Kristus, yang memerintah dengan
bijaksana dan adil. Dia memliki kuasa penuh atas manusia. Yesus Kristus akan
menuntun umatNya untuk menikmati kehidupan yang baik, penuh damai sejahtera.
Tuhan menghendaki agar
semua umat mengisi hidupnya dengan beribadah kepada Tuhan. Beribadah kepada
Tuhan berarti sujud menyembah kepada Tuhan. Tuhan berkuasa atas hidup manusia.
Karena itu, kepada Tuhan saja umatNya layak mencari perlindungan (Estomihi).
Dengan demikianlah, Tuhan berkenan kepada umatNya.
Pergumulan
seringkali menghampiri hidup manusia ; entah itu rumah tangga, pekerjaan atau
bisnis, ekonomi, pasangan hidup, keluarga, sakit-penyakit, keturunan, beban berat dan berat badan. Kita menjadi seperti terbuang,
hilang pengharapan,
kehabisan kekuatan, merasakan
letih-lesu, hilangnya semangat hidup. Kita
tidak mampu melihat jalan keluar dari pergumulan itu. Rasanya, kita memerlukan penolong dalam menapaki
hidup ini. Allah adalah penolong kita,
tempat perlindungan. Yesus Kristus saja tempat perlindungan kita. Ketika Kristus menjadi tempat perlindungan kita, maka segala
sesuatu menjadi sukacita. Orang yang melakukan kehendak Allah itu, maka
diwajahnya terpancar kemuliaan Allah.
Kepemimpinan Yesus
patut menjadi teladan bagi orang percaya. Solider yang diperagakan
Yesus menjadi bagian yang penting dalam membangun hidup manusia.
Tuhan memang memberi
kuasa bagi manusia untuk menata hidup ini tetapi hendaknya berpatokan kepada
Tuhan. Tuhan memberikan pengetahuan bagi manusia, tetapi manusia tidak boleh
bersandar sepenuhnya dengan ilmu-ilmu dunia saja. Umat Tuhan harus bijaksana.
Banyak orang-orang
yang mempertontonkan kuasanya di tengah-tengah persekutuan, sehingga tak
mengherankan gereja dilanda kerusuhan. Pemimpin menggunakan kekuasaannya untuk
kepentingannya sendiri. Orang berpengaruh merasa lebih berkuasa dari pemimpin.
Gereja menjadi ajang mempertontonkan kekuasaan. Tuhan berkata : ‘Stop !!!’,
jadilah bijaksana dan adil.
Pengelolaan gereja. Gereja
tidak harus selalu memakai teori dunia ini. Banyak yang menarik dari teori sekuler, tetapi tidak selalu tepat bagi gereja.
Jangan sampai gereja digarami dunia, tapi gerejalah yang harus menggarami
dunia. Gereja tidak boleh kehilangan roh Tuhan. Oleh sebab itu, jangan paksakan
pengetahuan sekuler di gereja. Dunia bisnis pasti mengejar keuntungan materi,
tapi gereja harus mengutamakan ibadah dan pelayanan. AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar