25 Juli 2015

2 Rajaraja 4:42-44 (Minggu 26 Juli 2015)



                    PERCAYA DAN YAKIN AKAN KUASA TUHAN

Ada tujuh orang sekelompok yang hendak makan bersama. Ketika hendak makan, setiap orang memperhatikan bahwa lauk yang tersedia hanya enam ekor ikan. Masing-masing mereka tergerak hatinya, bahwa mereka tidak mungkin mengambil satu ekor. Lalu, tanpa ada aba-aba, setiap orang mengambil setengah dari ikan itu. Setelah makan, ikan tersisa dua setengah ekor. Ketika manusia memiliki logika dan hati yang tergerak (perasaan) saja terhadap sesamanya, maka segala sesuatu akan tercukupkan. Terlebih lagi jika Tuhan yang bekerja, maka manusia dapat berkelimpahan.

Baham renungan kita ini diawali dari ketaatan hati untuk melakukan kewajibannya. Orang yang dari Baal-Salisa melaksanakan kewajibannya, yaitu mempersembahkan hasil pertama dari pekerjaannya. Sekalipun pada saat itu musim paceklik (haleon), tetapi ia tetap melakukan kewajibannya. Baginya, tidak ada alasan apapun untuk menunda kewajibannya kepada Tuhan.  Didorong oleh rasa percaya dan keyakinan, bahwa segala yang diperoleh berdasarkan kuasa Tuhan, maka orang ini merasa berkewajiban mengembalikannya kepada Tuhan sebagai persembahannya.
Hamba Tuhan, imam Elisa menerima persembahan itu dan menggunakannya untuk keperluan yang semestinya. Setiap persembahan merupakan sokongan untuk terlaksananya pelayanan yang baik (Maleakhi 3:10). Elisa memiliki kewajiban untuk menata segala keperluan pelayanan di bait Allah. Elisa dengan tulus hati membagikan seluruh persembahan itu untuk keperluan seluruh pelayan. Ia tidak mengutamakan dirinya tetapi menunjukkan rasa solidaritasnya. Elisa tampil dengan kepemimpinan yang bersahabat, bahkan kepemimpinan yang rela berkorban. Ia tidak mementingkan dirinya tetapi memperhatikan keperluan rekan sepelayanannya.
Elisa memerintahkan si pelayan membagikan apa yang ada. Sang pelayan merasa ragu/khawatir akan jumlah makanan yang tersedia. Ketidakyakinan si pelayan ini membuatnya membantah Elisa. Kekhawatiran memang seringkali menjadi sumber perbantahan. Namun, atas desakan Elia, sang pelayan membagikan roti yang dua pulah jelai itu untuk seratus orang. Mereka makan, dan menakjubkan, ada sisanya. Bagaimana mungkin ada sisanya ? Secara logika pun sebenarnya dapat dijelaskan, yaitu adanya rasa mementingkan sahabat atau orang lain. Tetapi di atas semua itu tak dapat dipungkiri, Tuhan bekerja. Kuasa Tuhan berlangsung saat si pelayan membagikannya, roti itu bertambah-tambah. Tuhan menyertai dan memberkati orang-orang yang menghidupi dirinya dengan firman Tuhan. Orang-orang yang taat pada firman Tuhan, maka segala sesuatu dapat terjadi baginya. Tuhan tidak pernah membiarkan hamba-hambaNya terlantar. Tuhan memiliki kuasa untuk keperluan orang-orang yang percaya kepadaNya. Perbuatan Tuhan ini menunjukkan pemeliharaanNya kepada umatNya. Tuhan akan mendengar teriakan setiap orang yang berseru kepadaNya. Tuhan akan menolong orang miskin, lapar, dan menderita. Tuhan memberikan kekuatan bagi umat yang percaya kepadaNya. Tuhan adalah sumber kekuatan bagi orang percaya pada segala situasi.

Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang diperlengkapi dengan akal budi, sehingga manusia boleh berkarya untuk dirinya, orang lain, dan tentunya bagi kemuliaan Tuhan. Akal budi adalah sarana awal yang Tuhan berikan agar manusia berkarya. Tak terlalu mengagetkan jika seseorang terkagum melihat karyanya sendiri. Ia tak menyangka mampu membuat karya yang begitu bagus. Semua itu terjadi karena Tuhan turut bekerja.
Pengalaman hidup orang percaya sesungguhnya penuh dengan mujizat. Banyak hal atau peristiwa yang terjadi di luar logika manusia. Peristiwa yang demikian bukan saja terjadi pada zaman dahulu kala tetapi terus berlangsung hingga saat ini. Hanya saja, sejauhmana kita mampu merasakan tiap peristiwa adanya keterlibatan Tuhan.
Berpengharapan kepada Tuhan seharusnya menjadi ciri hidup orang percaya. Hidup yang penuh pengharapan akan membawa kita pada sukacita dan damai sejahtera. Kita dimampukan melihat segala sesuatu sebagai anugerah Tuhan. Setiap peristiwa yang terjadi merupakan anugerah Tuhan. Anugerah Tuhan bukan saja berbentuk materi tetapi lebih utama lagi hati yang terus dibaharui, yang membawa kita pada kehidupan yang damai sejahtera. Tuhan akan membawa kita pada ketenangan dalam menjalani hidup ini. Tuhan dapat melakukan semua itu ke dalam hidup kita asalkan percaya akan firmanNya, bahwa Tuhan berkuasa atas kehidupan manusia. Ketika kita percaya kepada Tuhan, maka tidak ada suatu apapun yang harus kita khawatirkan. Kita menjalani kehidupan ini sebagaimana layaknya. Lebih dari itu, kita menyerahkannya kepada Tuhan. AMIN

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar