PERCAYA DAN YAKIN
AKAN KUASA TUHAN
Ada tujuh orang sekelompok yang hendak
makan bersama. Ketika hendak makan, setiap orang memperhatikan bahwa lauk yang tersedia
hanya enam ekor ikan. Masing-masing mereka tergerak hatinya, bahwa mereka tidak
mungkin mengambil satu ekor. Lalu, tanpa ada aba-aba, setiap orang mengambil
setengah dari ikan itu. Setelah makan, ikan tersisa dua setengah ekor. Ketika
manusia memiliki logika dan hati yang tergerak (perasaan) saja terhadap
sesamanya, maka segala sesuatu akan tercukupkan. Terlebih lagi jika Tuhan yang
bekerja, maka manusia dapat berkelimpahan.
Baham renungan kita ini diawali dari
ketaatan hati untuk melakukan kewajibannya. Orang yang dari Baal-Salisa
melaksanakan kewajibannya, yaitu mempersembahkan hasil pertama dari
pekerjaannya. Sekalipun pada saat itu musim paceklik (haleon), tetapi ia tetap
melakukan kewajibannya. Baginya, tidak ada alasan apapun untuk menunda kewajibannya
kepada Tuhan. Didorong oleh rasa percaya
dan keyakinan, bahwa segala yang diperoleh berdasarkan kuasa Tuhan, maka orang
ini merasa berkewajiban mengembalikannya kepada Tuhan sebagai persembahannya.
Hamba Tuhan, imam Elisa menerima
persembahan itu dan menggunakannya untuk keperluan yang semestinya. Setiap
persembahan merupakan sokongan untuk terlaksananya pelayanan yang baik
(Maleakhi 3:10). Elisa memiliki kewajiban untuk menata segala keperluan
pelayanan di bait Allah. Elisa dengan tulus hati membagikan seluruh persembahan
itu untuk keperluan seluruh pelayan. Ia tidak mengutamakan dirinya tetapi
menunjukkan rasa solidaritasnya. Elisa tampil dengan kepemimpinan yang
bersahabat, bahkan kepemimpinan yang rela berkorban. Ia tidak mementingkan
dirinya tetapi memperhatikan keperluan rekan sepelayanannya.
Elisa memerintahkan si pelayan membagikan
apa yang ada. Sang pelayan merasa ragu/khawatir akan jumlah makanan yang
tersedia. Ketidakyakinan si pelayan ini membuatnya membantah Elisa.
Kekhawatiran memang seringkali menjadi sumber perbantahan. Namun, atas desakan
Elia, sang pelayan membagikan roti yang dua pulah jelai itu untuk seratus
orang. Mereka makan, dan menakjubkan, ada sisanya. Bagaimana mungkin ada
sisanya ? Secara logika pun sebenarnya dapat dijelaskan, yaitu adanya rasa
mementingkan sahabat atau orang lain. Tetapi di atas semua itu tak dapat
dipungkiri, Tuhan bekerja. Kuasa Tuhan berlangsung saat si pelayan
membagikannya, roti itu bertambah-tambah. Tuhan menyertai dan memberkati
orang-orang yang menghidupi dirinya dengan firman Tuhan. Orang-orang yang taat
pada firman Tuhan, maka segala sesuatu dapat terjadi baginya. Tuhan tidak
pernah membiarkan hamba-hambaNya terlantar. Tuhan memiliki kuasa untuk
keperluan orang-orang yang percaya kepadaNya. Perbuatan Tuhan ini menunjukkan
pemeliharaanNya kepada umatNya. Tuhan akan mendengar teriakan setiap orang yang
berseru kepadaNya. Tuhan akan menolong orang miskin, lapar, dan menderita.
Tuhan memberikan kekuatan bagi umat yang percaya kepadaNya. Tuhan adalah sumber
kekuatan bagi orang percaya pada segala situasi.
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang
diperlengkapi dengan akal budi, sehingga manusia boleh berkarya untuk dirinya,
orang lain, dan tentunya bagi kemuliaan Tuhan. Akal budi adalah sarana awal yang
Tuhan berikan agar manusia berkarya. Tak terlalu mengagetkan jika seseorang
terkagum melihat karyanya sendiri. Ia tak menyangka mampu membuat karya yang
begitu bagus. Semua itu terjadi karena Tuhan turut bekerja.
Pengalaman hidup orang percaya sesungguhnya
penuh dengan mujizat. Banyak hal atau peristiwa yang terjadi di luar logika
manusia. Peristiwa yang demikian bukan saja terjadi pada zaman dahulu kala
tetapi terus berlangsung hingga saat ini. Hanya saja, sejauhmana kita mampu
merasakan tiap peristiwa adanya keterlibatan Tuhan.
Berpengharapan kepada Tuhan seharusnya
menjadi ciri hidup orang percaya. Hidup yang penuh pengharapan akan membawa
kita pada sukacita dan damai sejahtera. Kita dimampukan melihat segala sesuatu
sebagai anugerah Tuhan. Setiap peristiwa yang terjadi merupakan anugerah Tuhan.
Anugerah Tuhan bukan saja berbentuk materi tetapi lebih utama lagi hati yang
terus dibaharui, yang membawa kita pada kehidupan yang damai sejahtera. Tuhan
akan membawa kita pada ketenangan dalam menjalani hidup ini. Tuhan dapat
melakukan semua itu ke dalam hidup kita asalkan percaya akan firmanNya, bahwa
Tuhan berkuasa atas kehidupan manusia. Ketika kita percaya kepada Tuhan, maka
tidak ada suatu apapun yang harus kita khawatirkan. Kita menjalani kehidupan ini
sebagaimana layaknya. Lebih dari itu, kita menyerahkannya kepada Tuhan. AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar