13 Desember 2013

Yesaya 35:1-10 MINGGU ADVEN III




         LIHATLAH ALLAHMU AKAN DATANG (Yesaya 35:1-10)

Dalam dunia ini kita setiap saat berjalan, berlari, bekerja banting tulang. Hidup kita selalu sibuk dan melelahkan. Ditengah-tengah kesibukan itu sering pula muncul perasaan tidak berdaya, khawatir, rasa cemas dan tawar hati. Hati berdebar-debar karena rasa takut. Dalam ketakutan itu manusia berjalan kesana-kemari tanpa arah yang pasti. Tuhan tidak akan membiarkan umatNya senantiasa dalam kungkungan penuh kebimbangan. Tuhan datang mengarahkan umatNya ke jalan damai sejahtera. Tuhan datang melawat kita  yang  khawatir akan  hidup  ini. Ia datang untuk menyelamatkan. 

Menantikan kedatangan Allah itu diperlukan kekuatan. Sekalipun berbagai ancaman dan yang melemahkan menghampiri umatNya, tetapi jangan pernah goyah tetaplah berpengharapan. Inilah berita sukacita yang disampaikan nabi Yesaya. Allah memberi kekuatan kepada orang-orang yang tawar hati, agar tidak dilanda ketakutan dan putus asa. Karena itu kepada umat diminta untuk memiliki iman yang teguh, jangan bimbang dan takut. Mereka tidak boleh ragu-ragu, karena Tuhan memiliki ikatan perjanjian yang hidup dengan umatNya.
Allah akan datang untuk menyelamatkan. Itulah pengharapan yang harus menggema di dalam hati umat Tuhan. Tuhan akan memulihkan kehidupan umatNya dan dengan alam. Ada pembaruan dan transformasi yang total. Berita sukacita ini menjadi pengharapan bagi umat Tuhan dalam memandang masa depan. Tuhan akan memberi masa depan yang penuh harapan bagi orang beriman.
Pertama-tama disebutkan kelepasan orang-orang yang dihinggapi cacat tubuh yang permanen dan tidak mungkin dapat disembuhkan lagi secara normal. Mereka diwakili oleh orang-orang yang buta, tuli, lumpuh, dan bisu. Cacat semacam itu menunjukkan keadaan manusia yang tidak berdaya, selain hanya merindukan belas kasihan orang lain. Mereka yang telah disembuhkan itu tidak hanya sekedar bisa melihat, berjalan, mendengar, dan berkata saja. Mereka yang sempat mengalami putus asa itu dan dipulihkan akan dengan sukacita mengabdikan diri bagi kemuliaan Tuhan. Manusia benar-benar dibarui dan disucikan sebagaimana ia adalah gambar Allah. Kedua. Padang pasir yang panas dan kering akan diubah menjadi tempat yang bermuara air dan berkolam. Terdapatlah mata air yang tidak pernah lagi kering. Air adalah sumber alam yang paling berharga di tanah gersang tempat umat Allah tinggal. Gambaran padang pasir yang berubah menjadi tanah basah melambangkan kelimpahan. Air terus-menerus mengalir menjadi simbol berkat yang berkelimpahan dan hidup sukacita. Alam pun ikut dilepaskan dari ‘penderitaannya’ sehingga juga ikut bersoraksorai. Padang pasir yang tadinya dipandang sebagai tempat yang angker dan rawan dengan perampok dan serigala, berubah menjadi tempat perkebunan yang subur dan ditanami dengan tebu dan pandan. Alam diberi kehidupan yang baru dan segar dengan pepohonan yang rindang, bunga-bunga, kebun dan rumputnya, pandan dan tebunya, aman dan sejahtera. Semuanya menjadi taman bunga yang indah dan meriah, yaitu taman bunga mawar. Ketiga. Jalan menuju Tuhan terbuka. Jalan itu disebut kudus karena jalan itu akan dilalui para musafir yang telah ditahirkan untuk ambil bagian dalam kultus kebaktian di Sion. Di jalan itu orang-orang kudus senantiasa bersukacita karena segala anugerah keselamatan dari Tuhan yang menyertai perjalanan ke tempat dimana semua bangsa berkumpul untuk memujimuji dan memuliakan Tuhan.

Di dalam hidup ini kita seringkali gelap mata. Mata hati kita hanya tertuju kepada dunia ini, selain itu, semua gelap. Keadaan inilah yang membuat kita sulit mengalami hidup sukacita. Sesungguhnya, kita perlu mencelikkan mata rohani kita ; melihat dan merasakan kasih Tuhan kepada diri kita. Kita perlu melepaskan diri dari belenggu dunia ini.
Kita perlu memandang pada suatu pengharapan, yang jauh melampaui keindahan dunia ini. Menantikan suatu pengharapan diperlukan kekuatan dan keteguhan hati, sekalipun datang gelombang menghampiri hidup kita. Hanya dengan kekuatan dan keteguhan hati yang berpengharapan maka kita dimampukan menjalani hidup ini. Tuhan akan datang menyertai dan melepasakan kita dari belenggu ketakutan. Yesus Kristus itulah pengharapan kita.
Kita juga mempunyai tugas untuk menyampaikan berita pengharapan ini kepada banyak orang. Kita bukan pembebas, kita hanya alat, tapi Tuhanlah yang membebaskan manusia dari belenggu penderitaannya.
Firman Tuhan menyapa kita sekalian, agar kita senantiasa menerima Yesus Kristus, yang memberi keselamatan. Sebagai orang yang percaya pada Yesus Kristus, kita tidak perlu khawatir di dalam menjalani kehidupan ini, sebab Tuhan akan memberi keselamatan. Hendaklah pengharapan itu selalu bergema bagi kita dalam menjalani hidup ini, sehingga hidup kita diubahkan menjadi sukacita. Hidup yang penuh pengharapan ditandai dengan kemauan kita melayani seorang dengan yang lain secara sungguh-sungguh. Percayalah, Tuhan datang melawat kita sekalian. AMIN

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar