21 Juli 2017

Matius 13:24-30 + 36-43 Gandum vs Lalang



     ORANG BENAR AKAN BERCAHAYA

‘Sai adongdo lapungna’, bunyi pribahasa sansekerta kuno asli. Yang artinya : setiap kumpulan selalu ada yang rusak/busuk. Sekalipun yang busuk itu mulanya tersembunyi tetapi pada akhirnya akan muncul dan sangat mungkin mengurangi keindahan lainnya.

Demikianlah kondisi hidup di dunia ini, yang digambarkan Yesus melalui perumpamaan. Pada ayat (1-23) dari Matius 13 ini, Yesus juga telah mengangkat sebuah perumpamaan tentang benih (firman Tuhan) dan tanah (sikap manusia).  Sikap manusia sangat menentukan pertumbuhan firman Tuhan di dalam dirinya. Jika manusia menerima firman Tuhan dengan baik maka ia akan bertumbuh dengan benar, dan akan berbuah.
Pada perumpamaan kedua ini, Yesus mengingatkan bahwa selain tanah (sikap manusia) dalam menerima firman Tuhan, memang ada juga menaburkan benih busuk dari si jahat (Iblis). Bayangkan, jika tanah yang tidak baik lalu ditaburkan benih yang rusak/busuk, maka jelas tanaman tersebut akan layu sebelum berkembang. Selanjutnya, tanah yang baik tetapi ditaburi dengan benih yang busuk, mungkin bertumbuh tetapi tidak akan berbuah. Bahayanya, benih itu tumbuh menjadi perusak bagi tumbuhan lainnya.
Pada perumpamaan kedua ini, tempat benih yang ditaburkan itu disebut ladang (dunia). Yesus melihat guna firman Tuhan dalam dunia yang lebih luas.  Yesus mengumpamakan dua benih yang tertabur ; (a) benih gandum ditaburkan Anak Manusia (Yesus), dan benih lalang ditaburkan oleh musuh (Iblis).
Yesus membiarkan kedua benih itu bertumbuh, dengan tujuan :
-          benih gandum tidak ikut tercabut
-          benih gandum akan teruji
-          benih gandum akan menghasilkan buah (bermanfaat bagi yang lain)
-          benih gandum akan disimpan secara khusus
-          benih lalang itu tidak berbuah apa-apa; dikumpulkan, diikat, dicampakkan, dan dibakar ke dalam api. Hancur lebur jadi debu.
Yesus memulai (24) perumpamaan ini tentang Kerajaan Sorga dan mengakhiri (43) juga tentang Kerajaan Bapa. Perumpamaan ini menggambarkan bahwa manusia beroleh Kerajaan Sorga sungguh mengalami suatu proses dalam hidupnya. Mereka yang mendengar firman Tuhan, menggumuli, dan melakukannya akan terus bertumbuh.  Sekalipun mereka menghadapi berbagai tekanan, ancaman, tetapi dengan menyerahkan hidup dalam tuntunan Roh Tuhan membuat orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari, hingga menikmati hidup di sorga kekal.

‘Hidup adalah perjuangan’. Hidup memang menghadapi ragam tantangan. Manusia harus berjuang menghadapi semua tantangan hidup. Pergumulan dapat muncul dari diri sendiri tetapi bisa juga datang dari luar (sekitar diri kita). Ragam kekacauan terjadi di tengah-yengah dunia ini, timbul pro-kontra. ‘Dalam dunia penuh kerusuhan, di tengah kemelut permusuhan’, demikian KJ. No. 260 menggambarkan dunia ini.
Nas kita ini  memberikan gambaran jelas tentang kondisi dunia ini, yang adalah ladang Tuhan. Perlu kita sadari bahwa Kerajaan Sorga sedang memasuki tahap pertumbuhan di mana orang benar dan jahat hidup secara bersama termasuk di dalam gereja. Gereja bukanlah perkumpulan orang-orang kudus tanpa celah dosa. Gereja merupakan persekutuan orang-orang yang percaya kepada Kristus. Realitanya, gereja terdiri atas orang-orang yang hidup secara benar maupun jahat. Keduanya saling hidup bersama. Gereja sekarang belum mengalami pemurnian secara mutlak. Namun bukan berarti, gereja membiarkan umatnya hidup secara sembarangan dan melakukan dosa atau kejahatan. Firman Tuhan terus ditaburkan dan  diajarkan kepada umatnya agar setiap umat dapat hidup secara benar.
Tak sedikit orang membela yang salah demi kepentingan perutnya supaya buncit. Tak sedikit orang terprovokasi jatuh pada kejahatan sekalipun ia tahu bahwa itu kesalahan. Dunia penuh kemunafikan. Inilah gambaran orang yang tak bertumbuh firman dalam dirinya. Ia tak kokoh dalam kebenaran. Orang seperti itu akan masuk neraka jahanam.
Tapi orang benar akan selalu mencintai kebenaran. Ia tidak terpengaruh oleh rayuan gombal dunia. Kekokohan iman kita diuji; baik dengan pergumulan dari diri sendiri maupun tantangan luar yang hendak merongrong kita. Kekokohan iman kita menjadi sangat penting dalam menghadapi semua pergolakan dunia ini.  Karena itu, bangunlah dirimu dengan benar, hingga dikuatkan menghadapi gelombang hidup ini. Nikmatilah firman Tuhan secara terus menerus, hingga berbuah lebat bagi kemuliaan Tuhan. AMIN

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar