DALAM YESUS ADA KELEGAAN
(Matius 11:16-19 ; 25-30)
like or dislike, pandangan ini masih banyak dianut manusia, yang seringkali dapat
mengaburkan suatu kebenaran. Berhadapan dengan orang seperti itu, diri rasanya
menjadi bego.
Yesus menghadapi
banyak manusia seperti itu pada zamanNya. Yesus menggambarkan keadaan manusia
tersebut melalui perumpamaan (16-17). Adalah lazim jika ada yang meniup
seruling (aksi), maka mestinya diikuti orang dengan menari (reaksi). Dan jika
sebuah nyanyian duka dikumandangkan maka yang lain menunjukkan sikap duka.
Tetapi tidak demikian halnya ; aksi tidak diikuti reaksi, tidak ada yang
peduli…..tidak suka, sekalipun itu sesungguhnya menyenangkan bagi yang memberi
reaksi.
Demikian halnya
dengan pewartaan keselamatan. Yohanes tampil mewartakan keselamatan tetapi
dicela karena ia tidak makan dan minum. Lalu Yesus datang mewartakan
keselamatan tetapi tetap dicela walaupun Ia makan dan minum. Jadi, makan dan
tidak makan hanyalah alasan-alasan belaka untuk tidak menerima keselamatan itu.
Mereka yang mencela itu tidak suka kepada berita keselamatan. Inilah angkatan
yang bengkok.
Merekalah yang
disebut orang bijak dan orang pandai, yaitu orang-orang Farisi, pemuka agama,
teolog Yahudi (Yesaya 5:21). Kutipan dari Yesaya ini
memperlihatkan, bahwa mereka menganggap dirinya bijak dan pandai. Mereka
menjadi orang-orang yang tinggi hati. Padahal, mereka hanyalah bagian dari
‘bumi datar’. Mereka merasa mengetahui segala
kehendak Allah dan mencari keselamatan melalui usaha-usaha mereka sendiri. Hukum Taurat
diaplikasikan secara harafiah sehingga menjadi beban berat bagi banyak
orang. Kemampuan intelektual mereka
bukan lagi mengabdi kepada Tuhan melainkan pemenuhan hasrat duniawi belaka,
hidupnya bukan lagi sebagai Ibadah kepada Tuhan, tafsir mereka bukan untuk
menyingkap kebenaran. Sikap dan perbuatan mereka telah menjadi hujatan kepada Allah dan menjadi
beban bagi orang-orang kecil.
Mereka yang
selalu menganggap dirinya orang bijak dan orang pandai, sesungguhnya hanyalah
orang-orang ‘sumbu pendek’. Mereka tidak dapat melihat kebenaran. Akibatnya,
berita keselamatan menjadi tersembunyi bagi mereka.
Sementara, banyak
orang-orang kecil yang telah menjadi korban dari keganasan dari orang-orang
yang merasa dirinya pandai dan bijak.
Orang-orang kecil menjadi letih lesu karena harus memikul beban berat.
Tetapi mereka yang kecil, sederhana, dan hidup dengan iman dapat memahami dan
menerima berita keselamatan itu. Mereka yang tidak belajar hukum Taurat, tetapi mau mendengar Injil kebenaran
Allah. Mereka mendengar dan mengikut Yesus. Mereka adalah
orang-orang yang rendah hati. Yesus bersyukur atas semua itu.
Yesus mengundang
orang-orang kecil ini (28-30) : ‘Marilah kepada-Ku, semua yang
letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu’. Allah telah memberikan segala
sesuatu bagi manusia melalui Yesus Kristus. Allah telah mengerjakan keselamatan itu di dalam diri Yesus Kristus. Mereka tidak perlu lagi mengerjakan keselamatan itu. Mereka tidak perlu terpukau dengan ajaran-ajaran yang sesungguhnya hanya
menambah beban hidup yang harus mereka pikul. Akan tetapi Yesus Kristus tidak bermaksud
mengatakan bahwa orang-orang yang diselamatkan itu ‘berpangku tangan’ tanpa tugas. Orang percaya, yang diselamatkan dalam Yesus Kristus tetap
memiliki tanggung jawab. Yesus berfirman : ‘Pikullah kuk yang Kupasang…… Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan
beban-Ku pun ringan’.
Manusia yang
percaya kepada Yesus tetap akan memikul beban tetapi beban yang pas (cocok) dengan kemampuannya. Allah tidak memberikan beban melebihi kemampuan anak-anakNya. Dengan beban dan tanggung jawab atas kuk itu, maka setiap
orang-orang percaya merasakan kelegaan dan ketenangan.
Hidup dalam dunia
ini selalu disertai pergumulan. Namun, masihkah kita dapat memikul beban hidup
itu ? Tergantung bagaimana manusia memandang dan menjalani hidup ini.
Sesungguhnya, Allah telah mempersiapkan segala kebutuhan hidup manusia. Allah
menghendaki agar manusia hidup dalam kelegaan, ketenangan, sukacita, dan damai
sejahtera. Semua itu telah tersedia di dalam Yesus Kristus. Karena itu, dengan
lembut Yesus berseru (28) : ‘Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan
berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu’.
Manusia memang
seringkali jatuh karena tergiur oleh ajaran dan ajakan. Saat ini manusia sepertinya dicekoki dengan ajaran
hidup materialis. Seolah-olah tanpa itu manusia menjadi tak berharga. Manusia
berlomba membuat timbunan harta tanpa batas.
‘time is money’ bergema dalam dirinya, sehingga membuat dirinya bagaikan
mesin. Tehnologi pun patut diwaspadai karena ia memiliki multifungsi. Bukan
hanya anak-anak tapi tak sedikit orang dewasa pun terjerumus karena
penyalahgunaan dan tawaran yang disajikan.
Gereja adalah persekutuan orang-orang percaya. Mestinya setiap
orang-orang yang bersekutu hidup di dalam sukacita. Jika setiap anggota persekutuan melakukan tanggung jawab sesuai dengan kemampuannya,
maka semua akan merasakan ketenangan. Jika kita melakukan tanggung jawab dan menggunakan segala pemberian yang Tuhan anugerahkan untuk kemuliaan Tuhan maka kita akan merasa lega, menyenangkan, enak, dan
sukacita.
Hidup menjadi
indah dan menyenangkan jika kita datang kepada Yesus yang lembut dan rendah
hati. AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar