GEREJA ADALAH
PERSEKUTUAN PENDAMAIAN
Di tengah-tengah gencarnya semangat pekabaran Injil, Paulus harus dimampukan
menerobos berbagai perbedaan. Ketika orang-orang Yunani bertobat menjadi
Kristen tetapi mereka sulit menyatu dengan orang Yahudi Kristen. Yahudi
merupakan umat pilihan Tuhan. Di dalam keterpilihannya itu, mereka bertumbuh
menjadi suatu bangsa yang memiliki ‘kelebihan’ dibandingkan dengan bangsa lain. Bagi orang Yahudi,
sejarah mempunyai arah dan tujuan. Mereka begitu yakin, bahwa masa depan adalah
masa gemilang. Hidup adalah suatu perjalanan menuju Allah. Mereka memiliki
pengharapan akan masa depan. Jelaslah, bahwa suatu bangsa yang menyadari tujuan
hidup yang seperti itu akan menampilkan hidup yang dinamis. Sedangkan bagi
bangsa lain, sejarah tidak mempunyai arti, kehidupan hanyalah pengulangan
belaka.
Manusia adalah ciptaan Allah. Tetapi
manusia itu memberontak terhadap Allah. Manusia terpisah dari Allah.
Keterpisahan manusia dari Allah telah membuat manusia itu tercerai-berai dengan
sesamanya. Kalaupun manusia membangun
komunitas (organisasi/bangsa), maka sangat rentan untuk berpisah, jika
kepentingannya tidak terakomodasi. Semua ini diakibatkan mereka masih dalam
gelimang dosa, sehingga semuanya saling ‘berjauhan’. Namun, darah Kristus telah
menebus dosa-dosa manusia. Kristus telah memperdamaikan manusia kembali dengan
Allah. Kristus telah menjadi Pendamai dan mempersatukan sesama umat tertebus, yaitu gereja. Kristus telah merobohkan
dinding yang memisahkan Yahudi Kristen dengan setiap orang percaya.
Paulus mau
menunjukkan bahwa kebencian (dosa) orang-orang Kristen Yahudi telah sirna.
Paulus tidak mengatakan bahwa orang Yahudi Kristen tidak lagi bersunat, mereka
tetap sunat. Akan tetapi tradisi mereka itu bukan lagi penghalang bagi Yahudi
Kristen untuk menerima bangsa lain (yang tidak bersunat) untuk bersekutu.
Setiap orang yang
telah menerima Kristus maka ia telah menjadi anggota keluarga Allah. Persekutuan
Keluarga Allah telah menjadi Bait Allah, yang di dalamnya Allah berdiam untuk
senantiasa menyatakan kehendakNya, di dalam Roh.
Kita adalah
orang-orang percaya, bahwa ‘Yesus adalah Kristus”. Sebagai orang yang telah
dikuduskan, maka setiap anggota gereja harus hidup dalam firman Tuhan.
Mensyukuri penebusan Yesus Kristus. Kita telah menjadi Keluarga Allah, yang
satu dalam persekutuan Gereja. Sebagai Keluarga Allah, dalam bertindak kita
harus mencerminkan perbuatan-perbuatan Allah, dimana setiap anggota hidup
dengan saling mengampuni dan menerima keberadaan orang lain. Acapkali ada
permusuhan antara keluarga bahkan sesama anggota gereja, dan sulit untuk
berdamai. Ternyata yang membuat mereka sulit berdamai disebabkan nilai-nilai
dunia (budaya) ; soal harga diri. Mestinya setiap orang harus menghayati
penebusan yang telah Yesus lakukan.
Gereja adalah
persekutuan orang-orang yang memiliki latar belakang, budaya, dan status hidup
yang berbeda. Tetapi perbedaan itu mestinya berada dalam kesatuan. Kesatuan
dalam Kristus menghasilkan manusia yang dengan imannya mampu menerobos segala
perbedaan yang ada di antara mereka. Kesatuan di dalam Kristus akan membuahkan
manusia yang bersahabat bagi sesamanya, sebab mereka telah bersahabat dengan
Allah. Kesatuan itu juga membuat seluruh umat manusia menjadi satu, sebab
setiap orang memperoleh hak untuk masuk kehadirat Allah, tempat mereka dipersatukan
di dalam kasihNya.
Perkembangan modern
telah membuat dunia makin kecil; Allah
telah menugaskan kita untuk membuat dunia ini hidup saling bersaudara. Di dalam
dunia yang yang terpecah dan terpisah itu kita ditugaskan untuk berani
menggoncangkan dunia ini, dengan berita tentang Kristus yang merangkul dan
mempersatukan. Dengan demikian segala tembok yang memisahkan manusia seorang
dengan lainnya akan rubuh. AMIN
Nice! :-)
BalasHapusThanks Pandita!
BalasHapusSunggu Memberkati