SUCI TAK BERCACAT
MENJELANG HARI KRISTUS
Seorang hamba Tuhan akan merasakan sukacita
di dalam pelayanannya bila persekutuan
yang dilayani terajut dalam cinta kasih Yesus. Persekutuan yang demikian tentu
saja menghasilkan buah-buah kasih.
Paulus sebagai pemberita Injil memiliki
segudang pengalaman dalam bersentuhan dengan berbagai jemaat. Tampaknya Filipi
merupakan jemaat yang paling dikasihi (kesayangannya). Ada alasan Paulus
menjadikan Filipi sebagai jemaat ‘kesayangan’. (a) persekutuan Jemaat Filipi hidup dengan penuh kasih, kebersamaan,
saling menerima, sehati sepikir, sepenanggungan, ada empaty, simpati terhadap
sesama. Persekutuan yang demikian membuat jemaat Filipi begitu hidup dan penuh
sukacita. (b) Persekutuan jemaat Filipi bukanlah sekedar berkumpulnya
orang-orang bagi kesenangan mereka sendiri melainkan untuk kemuliaan Tuhan.
Mereka mengutamakan pemberitaan Injil
ketimbang hal-hal lain. Pemberitaan Injil menjadi skala prioritas. Karena pemberitaan
Injil sebagai yang utama maka tidak boleh apapun yang dapat menjadi penghambat.
Gerakan pemberitaan Injil begitu hidup dalam persekutuan jemaat Filipi. Mereka
begitu antusias memberitakan Injil yang diimani sebagai tanggung jawab orang
Kristen. Jemaat Filipi memberi dukungan cukup tinggi untuk pemberitaan Injil.
Setidak-tidaknya mereka mengumpulkan persembahan secara rutin, lalu dikirimkan
untuk mendukung pekabaran injil yang langsung dilaksanakan oleh Paulus
(4:14-19). Inilah yang sangat disyukuri oleh Paulus, yakni persekutuan yang
memberitakan Injil.
Paulus dapat merasakan getaran semangat
penginjilan oleh jemaat Filipi. Itu sebabnya Paulus berkata (ay. 7) : ‘kamu
semua turut mendapat bagian dalam kasih karunia yang diberikan kepadaku’.
Paulus telah menerima karunia untuk memberitakan Injil. Karunia yang sama juga
diberikan Tuhan kepada jemaat Filipi. Karena itu, Paulus dan Jemaat Filipi
memiliki visi bersama untuk memberitakan Injil. Visi yang sama itu telah
membuat Paulus begitu bersukacita. Pemberitaan Injil diimani sebagai tanggung
jawab orang Kristen.
Waktu dan situasi membuat Paulus harus
berpisah dengan jemaat yang begitu dikasihinya. Sekalipun Paulus tidak lagi
bersama-sama dengan jemaat Filipi tetapi mereka senantiasa gigih memberitakan
Injil. Karena itu, walaupun Paulus telah berpisah dengan jemaat Filipi, tetapi
ia tak pernah melupakan mereka. Persekutuan yang memberitakan Injil itu menjadi
sebuah kenangan indah bagi Paulus. Persekutuan yang memberitakan Injil ini
menjadi pokok doa yang terus menerus dipanjatkan Paulus. Paulus berdoa agar
kasih yang telah mereka bangun makin teguh melalui pengetahuan yang benar.
Tugas yang mulia ini akan memelihara
persekutuan jemaat Filipi senantiasa untuk hidup suci dan tak bercacat
menjelang hari Kristus. Dengan demikian, saat kedatangan Kristus yang dinanti-nantikan, mereka didapati
sedang berjaga-jaga sehingga mereka beroleh hidup kekal.
Gereja adalah persekutuan orang-orang
percaya yang telah beroleh pengampunan. Gereja adalah persekutuan orang-orang
yang menanti-nantikan kedatangan Kristus. Persekutuan harus dipelihara
sedemikian rupa sehingga setiap anggota merasakan sukacita dalam penantian itu.
Gereja tidak berhenti dalam penantian dengan berpangku tangan tetapi
melaksanakan amanat Tuhan Yesus, yakni memberitakan Injil.
Bagaimana kehadiran gereja kita masa kini
di dunia ini, masihkah mengutamakan pemberitaan injil ? Bukankah pemberitaan Injil
seringkali diabaikan atau terhambat oleh aturan-aturan. Peraturan juga tidak
dipegang teguh, seringkali faktor suka atau tidak suka. Gereja yang tidak
memberitakan Injil akan sibuk dengan hal-hal duniawi ; aturan-aturan, struktur
organisasi, rebutan jabatan, keuangan. Jika demikian maka hasilnya adalah
perdebatan-perdebatan dan munculnya kelompok-kelompok. Lalu terjadilah
perpecahan…. ho…ho…ho… Jika itu terjadi pukullah dadamu dan mintalah
pengampunan pada Kristus.
Pemberitaan injil adalah tugas utama
gereja, sebab untuk itulah gereja hadir di tengah-tengah dunia ini. Gereja yang
benar adalah gereja yang hidup dalam persekutuan, pelayanan (pemberitaan
injil). Jika hal-hal itu hilang maka nilai persekutuan itu menjadi hambar. Dan
jika nilai persekutuan itu hambar maka pekabaran injil akan terhambat.
Persekutuan yang penuh sukacita menjadi bagaikan
‘Rumah Sakit’ yang memberikan kesembuhan jasmani dan rohani. Di tengah-tengah
berbagai pergumulan dalam zaman ini maka gereja mestinyalah hadir memberi
‘kesembuhan’ bagi jiwa-jiwa yang hancur.
Itulah visi yang mesti dilaksanakan oleh
gereja. Pekabaran Injil senantiasa berlangsung dengan baik, dan itu bisa
terjadi karena kwalitas persekutuan yang baik. AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar