BERPEGANG PADA
PERINTAH DAN KETETAPANNYA
(Ulangan 30:9-14)
Kitab ulangan ini
merupakan pidato-pidato Musa yang terdiri dari
ikhtisar perundang-undangan yang ada di dalam kitab Keluaran, Imamat,
dan Bilangan. Namun bukan sekedar pengulangan belaka tetapi juga mengikuti pola
khas, yakni pola perjanjian dan perluasan asas-asanya.
Musa menyampaikan
pidato ini saat orang Israel berkemah di dataran Moab. Mereka sedang mengaso di
dataran subur itu sambil memandang ke arah Yerikho dan daerah sungai Yordan.
Tanah yang dijanjikan Tuhan dan yang lama mereka idam-idamkan telah berada di
hadapan mata umat. Di sinilah Musa mengingatkan mereka akan perbuatan-perbuatan
Allah yang Maha kuasa untuk kepentingan mereka, melalui pidato yang berapi-api.
Musa membombong orang
Israel untuk percaya dan taat serta memperingatkan akan bahaya-bahaya
penyembahan berhala dan kemurtadan. Pada satu sisi, Musa membuatkan
hukuman-hukuman bagi bangsa yang mengabaikan cita-cita tinggi dari perjanjian
Sinai, dan pada sisi lain Musa memproklamasikan janji berkat Allah, jika umat
setia kepada tugas ilahinya.
Umat Tuhan mesti
mau mendengar suara Tuhan, berpegang pada perintah dan ketetapanNya, dan
meninggalkan segala bentuk penyembahan berhala dengan segenap hati dan dengan
segenap jiwa. Inti dari perintah Tuhan itu adalah pertobatan. Musa menuntut
pertobatan karena dosa-dosa manusia dan akibat-akibatnya tak dapat dielakkan
kaitannya dengan cita-cita perjanjian.
Sebagai bangsa
pilihan, masa depan umat Tuhan sangat tergantung pada pemenuhan atas segala
peraturan. Tuhan telah membesarkan umat dari Mesir , dan memelihara umat itu
selama satu angkatan mengembara di padang gurun, dan akan terus mendukung
mereka di negeri yang dijanjikan. Tuhan berpegang teguh pada janjiNya itu
asalkan umat taat dan setia kepada firmanNya. Karena itu, kitab Ulangan berisi
jaminan-jaminan positif, bahwa Allah sennatiasa akan bersama-sama dengan
umatNya, baik dalam keberuntungan maupun kemalangan.
Perjalanan
panjang dan lama telah dilalui umat pilihan Tuhan. Mereka telah ditempa oleh
suatu keadaan hidup, dan disiapkan oleh kasih karunia ilahi bagi penaklukan
negeri perjanjian. Hidup empat puluh tahun dan melelahkan itu merupakan
‘perjalanan iman’, dimana mereka mengalami pasang surut. Terkadang mereka
begitu kokoh atas segala perintah Tuhan tetapi tak jarang iman mereka begitu
rapuh. Saat penting untuk memasuki negeri perjanjian, firman Tuhan berkumandang
bagi segenap umat pilihan akan janji Tuhan. Kini, di gunung Moab itu, Musa
mengokohkan mereka untuk dengar-dengaran akan suara Tuhan, berpegang pada
perintah dan ketetapan. Secara sungguh-sungguh agar mereka berbalik menyembah
Tuhan.
Perintah Tuhan
kepada umatNya bukanlah soal kemampuan melainkan kemauan untuk melakukannya.
Tuhan tahu keterbatasan dan kelemahan manusia. Tuhan hanya memberi perintah
yang dapat dilakukan manusia. Perintah Tuhan itu telah ada dalam diri manusia. Hanya
saja, bagaimana hati dan mulut manusia MAU mengelola perintah Tuhan itu.
Keunikan hidup
orang beriman adalah berkehidupan di dalam janji Allah. Orang beriman
meletakkan hidupnya pada janji Allah. Allah akan memenuhi janjiNya kepada
umatNya bila umat hidup dengan taat pada perintah dan ketetapan Tuhan.
Perintah dan
ketetapan Tuhan bukanlah tak dapat dilakukan manusia. Tuhan telah memberikan
hati untuk menggerakkan manusia melakukan ketetapan (kehendak) Allah. Asalkan
manusia tidak melawan kehendak hati yang tulus itu maka manusia dimampukan
melakukan kehendak Allah ; mengasihi Allah dan mengasihi sesama manusia serta
ciptaan lainnya. Karena itu, manusia harus senantiasa memelihara hatinya dengan
baik. Hati yang terpelihara dengan baik akan mendorong dirinya untuk mau
melakukan kehendak Tuhan. Hati yang terpelihara dengan baik akan membuat
umatNya berpegang pada perintah dan ketetapan Tuhan.
Hati yang
terpelihara dengan baik akan juga menggunakan mulutnya untuk memuliakan Tuhan.
Tuhan memberikan mulut bagi manusia bukan sekedar tempat masuk saksang dan
panggang ke dalamnya, sehingga menjadi harimau pada dirinya sendiri. Tuhan
menganugerahkan mulut kepada manusia supaya darinya keluar kata-kata berkat
bagi sesama. Hati yang tak dikeraskan akan mengeluarkan kata manis dan lembut,
sehingga menjadi berkat bagi banyak orang. AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar