LIHAT KEKUATAN
DAN KUASA TANGAN TUHAN
Akhir-akhir ini
banyak orang Kristen (tak semua lho) merasa kecewa dan takut. Kekecewaan muncul
saat Basuki Tjahya (bukan marga Gurning), yang dapat memberikan kepuasan kepada
tujuh puluh persen penduduk Jakarta, dan dunia mengakui kinerjanya, tapi
kalah dalam pilkada. Bukan kekalahan yang membuat kecewa tapi munculnya sentiment
yang tak berkaitan dengan seorang Kepala Daerah. Kekecewaan itu bahkan berubah
menjadi ketakutan tatkala di berbagai tempat muncul pula isu memecah NKRI. Tapi
kekecewaan dan ketakutan itu secara perlahan bergeser ketika buuuanyak rakyat
dan ormas di Indonesia sangat mencintai kebinekaan yang dirajut oleh Pancasila.
Berita sukacita
seperti yang demikian diterima oleh umat Tuhan, yang sedang menderita. Umat
Tuhan yang sedang putus asa dan bergumul oleh karena sedang menjadi orang
buangan di Babel. Mereka kehilangan harapan untuk mengalami pembebasan. Namun
di saat yang demikian, Yesaya mengumandangkan firman Tuhan yang akan menolong
mereka. Pertolongan kepada umat Tuhan bukan pertolongan politis tetapi datang dari
Tuhan. Tuhan sendiri akan datang dengan kekuatan dan kuasaNya. Jika dikatakan
pertolongan datang dari Tuhan maka manusia tidak perlu mereka-reka bentuk
pertolongan itu. Tuhan sendiri memiliki otoritas atas pertolonganNya kepada
umat yang dikasihiNya.
Pertolongan itu
datang dari Sion/Yerusalem. Dari sanalah datang pembawa kabar baik itu. Pembawa
kabar baik (dalam PB) disebut ‘penginjil’, karena berita yang dibawa adalah :
Allah datang – KerajaanNya sudah dekat. Penginjil menyaringkan suaranya,
sehingga sekalian yang mendengarnya sampai ke kota-kota Yehuda. Ia menyerukan
kedatangan pembawa kabar baik pada saat sebahagian besar orang Israel ; masih
terbuang, Sion roboh, Yerusalem runtuh, dan kota-kata lain setengah kosong.
Berita sukacita itu menghentakkan umat Tuhan yang sedang menderita.
‘lihat, itu Allahmu’ itu berarti Tuhan
sudah dekat. Kehadiran Tuhan dapat menghilangkan rasa takut, dan memberikan
pengharapan baru. Allah datang, Dia lah yang utama. Dia lah yang bergerak,
inilah keselamatan bagi manusia : mengikuti Allah.
Tuhan yang datang itu
dilukiskan sebagai Pahlawan dan Gembala. (a) Tuhan dikiaskan sebagai pahlawan
yang perkasa, yang membawa rampasannya dalam pawai kemenangan. Ia datang dengan
kekuatan dan dengan tangan-Nya Ia berkuasa. ‘tangan-Nya Ia berkuasa’ ungkapan
ini sering dipakai untuk menggambarkan perlindungan atau kuasa Tuhan, terutama
pada waktu perang. Dengan tanganNya Ia berkuasa : tanganNya memperoleh
kekuasaan bagiNya; kuasa yang diambilnya ialah kuasa pemerintahan; ketuhananNya
menjadi nyata. Tuhan membawa bangsa itu
keluar dari perhambaan. (b) Tuhan juga dikiaskan sebagai gembala yang
mengantarkan kawanannya melalui padang gurun. Sebagai gembala ; Allah menyuruh
umatNya berangkat, dituntunNya mereka dengan tenteram sehingga tidak gemetar. Tuhan
Allah adalah gembala pengasih yang memimpin umatNya Israel kembali ke Yehuda
Sebagai umat
terbuang, Yesaya menyadari betapa lemahnya manusia itu, betapa terancamnya
hidup manusia kecuali jika Allah berfirman menghiburkannya.
Kita adalah umat yang
melintas di tengah-tengah dunia ini, dimana kita diperhadapkan dengan berbagai
pergumulan hidup. Kita adalah umat yang percaya kepada Tuhan. Namun, seberapa
besar keyakinan itu kita serahkan kepada Tuhan. Kita memang sering memohon
pertolongan Tuhan untuk kehendak kita semata. Seharusnyalah kita
sungguh-sungguh menyerahkan hidup kepada pertolongan Tuhan.
Dengan
firman Tuhan ini, maka ada dua hal yang perlu kita renungkan mengenai
penderitaan hidup ini : (a) Kita, orang-orang percaya sebenarnya sedang menantikan hidup kekal.
Saat ini kita berada di hari kesakitan. Itu sebabnya, kita selalu mengalami
pergumulan yang tidak pernah berhenti, sampai Maranatha (Tuhan datang Kembali).
(b) Di dalam masa penantian ini, kita tetap dapat bersukacita jika kita
memandang pada Yesus. Jika kita tetap setia pada Yesus, maka kita akan menerima
berkat-berkat yang amat berharga.
Minggu JUBILATE :
Bersorak-sorailah bagi Allah hai seluruh bumi. Sorak-sorai adalah gambaran
sukacita, semangat, dan harapan. Ditengah-tengah kesulitan hidup, orang percaya
harus tetap dapat bersorak-sorai. Yang mendasari orang percaya bersoraksorai
bukan keberadaan kita saat ini, melainkan adanya pengharapan. Harapan orang
Kristen adalah, bahwa segala sesuatu akan berubah menjadi lebih baik. AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar