YESUS MENJADI GEMBALAMU
Gembala adalah suatu pekerjaan
yang lazim di Israel. Seorang gembala bukanlah pemilik domba, ia hanya memelihara,
merawat. Seorang gembala akan datang ke kandang untuk mengambil domba yang
hendak digembalakan. Penjaga kandang domba akan mempersilahkan gembala itu
masuk melalui pintu, apabila ia adalah penggembala yang benar. Kehadiran
gembala itu akan membuat domba-domba itu senang, terlebih jika namanya
dipanggil. Tiap-tiap domba biasanya memang diberi nama. Seorang gembala yang
baik akan mengenal nama-nama domba itu dan domba itu akan taat apabila
gembalanya memanggil namanya. Domba itu (sebagaimana jenis binatang lainnya)
akan segera patuh dengan suara gembalanya, karena domba itu yakin benar bahwa
gembalanya akan menuntunnya ke rumput yang hijau.
Lalu, gembala akan menuntun domba
itu keluar dari kandangnya untuk dirawat serta diberi makan dan minum. Seorang
gembala yang baik akan selalu berjalan di depan untuk keamanan domba-domba itu dari
serangan binatang buas.
Namun, ada juga gembala asing.
Gembala itu dicirikan sebagai perampok/pencuri.
Ia tidak mendapat izin dari penjaga, sehingga ia tidak masuk melalui
pintu. Kehadirannya di dalam kandang
akan menimbulkan kegaduhan pada domba-domba. Ia tidak mengenal nama-nama domba
itu. Ia tidak merawat domba-domba itu sebagaimana mestinya. Jika gembala yang demikian
datang menghampiri, maka domba itu tidak akan patuh pada gembala itu, malah
akan lari.
Yesus memberi arti dari
perumpamaan itu, bahwa Dia adalah pintu ke domba-domba itu. Semua yang masuk ke
kandang domba itu haruslah melalui Yesus. Perumpamaan Yesus ini berkaitan
dengan sikap orang Farisi (9:22) yang menggunakan intimidasi / ancaman dan
mereka juga mengusir / mengucilkan orang yang patut mendapat pelayanan. Jelas
bahwa mereka bukanlah gembala yang baik karena mereka bersikap tidak baik
kepada domba mereka.
Dalam ay 7 Yesus
menyatakan diriNya sebagai ‘pintu’. Ini sejalan dengan Yoh 14:6 dimana Ia
menyatakan diriNya sebagai satu-satunya jalan kepada Bapa. Yesus sangat berbeda
dengan orang-orang Farisi itu. Yesus adalah gembala yang baik (ay 11),
sementara orang Farisi mengabaikan gembalaannya.
Gereja
adalah milik Tuhan, dan Yesus adalah Kepala Gereja. Setiap orang yang ada di
dalam Gereja adalah milik Tuhan yang perlu mendapatkan tuntunan dari pelayan.
Setiap pelayan yang menggembalakan haruslah datang melalui pintu (percaya)
kepada Yesus. Pelayan yang percaya kepada Yesus akan melayani dengan meneladani
penggembalaan Yesus, yaitu mengenal dengan baik, memahami, bahkan memberikan nyawanya demi pelayan yang
baik.
Sebutan gembala bukan
hanya di gereja, tapi kita semua adalah gembala. Setiap orang tua adalah
gembala bagi anaknya. Orangtua sebagai gembala yang baik di dalam rumah tangga
haruslah membimbing dan berdoa bagi anak-anaknya. Orang tua harus memproteksi
anak-anak dengan doa. Waktu anak-anak kita keluar tembok rumah, kita tidak bisa
ikuti dia terus selama 24 jam. Dia harus berinteraksi dengan teman-teman dari
berbagai latar belakang sosial, ekonomi, dan keyakinan. Waktu mereka keluar,
mereka seperti domba yang dikirim ke tengah-tengah serigala. Kita tidak bisa
meng-karantina-kan anak kita, tapi kita bisa menjagai dengan doa. AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar