8 Oktober 2015

Ibrani 4:12-16 (Minggu, 11 Okt 2015)


           BERPEGANG TEGUH PADA PENGAKUAN IMAN

Di dalam kehidupan sehari-hari kita sudah sering mendengar firman Allah, baik di rumah, di sekolah, dan tentunya di gereja. Sejak kecil kita sudah diajarkan tentang firman Allah, bahkan orangtua sering menggunakan firman Allah sebagai landasan untuk mengajar dan mendidik anak-anaknya. Firman Allah begitu indahnya mewarnai hidup ini karena dapat menyejukkan hati. Namun, apakah kita mau dituntun oleh firman Allah kepada kehendakNya, atau kita ‘memaksa’ firman Allah mengikuti kehendak kita ? Sejauh mana firman Allah menjadi landasan hidup kita, dan sedalam apa keyakinan kita atas pengakuan iman terhadap firman Allah itu ?

Firman Allah itu disebut ‘logos’ (perkataan, sabda, atau perintah). Firman Allah itu hidup dan kuat dan tajam. Itu berarti firman Allah itu dinamis. Ia aktual pada segala waktu dan tempat.  Firman itu begitu kuat mengarahkan manusia agar bertindak sesuai dengan firman Allah itu. Firman itu bagaikan seorang pesuruh yang taat dan jujur. Ia tidak akan kembali dengan sia-sia (kosong) tetapi akan melaksanakan dan berhasil dari apa yang diperintahkan kepadanya. Firman Allah itu tajam sehingga mampu menembus kedalaman hati manusia. Ketajaman firman Allah itu membuat manusia bagaikan seekor korban yang disembelih dan disayat. Manusia bagaikan orang yang telanjang, tak satupun perbuatan, pikiran, dan perkataan yang tersembunyi bagiNya. Manusia tak sanggup bersandiwara di hadapan firmanNya. Dengan firman yang tinggal di dalam diri kita, maka bagi firman itu tidak ada yang tertutup. Manusia tidak dapat menyembunyikan apapun di dalam dirinya sebab semuanya terbuka. Atas semua itu, manusia dituntut pertanggungjawabannya.
Firman Allah yang sudah merasuki kehidupan manusia mampu memisahkan jiwa dan roh. Bagi orang Yahudi, manusia dibagi atas tiga bagian, yakni tubuh, jiwa, dan roh. Jiwa dan roh adalah kekuatan manusia itu untuk bertindak. Jiwa berasal dari diri manusia itu sendiri, dimana ia akan bertindak menuruti kehendaknya sendiri. Sedangkan roh berasal dari Allah, dimana ia bertindak sesuai dengan kehendak Tuhan. Dengan demikian, firman Allah dapat melihat apa yang mendorong (motifasi) manusia untuk bertindak, apakah keinginan dirinya (manusia) atau keinginan Tuhan (roh).
“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.” (Yoh. 1:1,14). Allah datang dan hadir dalam firman-Nya yakni Yesus Kristus. Yesus Kristus telah menjadi Imam Besar yang tidak terbandingi oleh apa pun juga. Dia adalah Anak Allah yang telah mengalahkan segala kuasa dunia. Firman yang telah menjelma itu dalam diri Yesus Kristus adalah Imam besar yang layak kita hampiri. PadaNya lah kita menerima rahmat dan menemukan keselamatan.
Ke-Allah-an Yesus Kristus telah menjadi pengakuan iman setiap orang percaya. Pengakuan kita terhadap Yesus sebagai Penyelamat cukup beralasan, sebab Ia bukan saja imam tetapi Ia dapat merasakan kelemahan-kelemahan kita (Yesus yang solider). Ia turut mengalami penderitaan, tetapi Ia tidak jatuh ke dalam dosa. Dengan segala perbuatan yang telah dilakukanNya, kita tidak perlu ragu-ragu menghampiri takhtaNya, tetapi dengan segala keberanian kita menyerahkan hidup kepadaNya. Dengan demikianlah kita menerima kasih karunia dan pertolongan pada saat yang tepat.

Firman Allah itu penuh kuasa dan tidak berkesudahan, yang bisa menyelamatkan manusia. Tetapi, pernahkah kita percaya kepada firman itu ? Orang yang percaya kepada firman Allah berarti orang yang tidak hanya dengar-dengaran terhadap firman itu tetapi menjadikan firman itu sebagai pegangannya yang utama untuk menghalau segala ketakutan, kekhawatiran, kebimbangan, kelemahan dan kesulitan dalam menjalani hidup. Firman Allah yang telah tinggal di dalam diri manusia itu mampu menyatakan, apa yang Tuhan kehendaki.
Tuhan mengetahui segala rencana di dalam hidup kita; apakah baik atau jahat. Dia akan meminta pertanggung jawaban segala yang kita rencanakan, pikirkan, dan perbuat. Karena itu, marilah kita hidup dengan kasih, damai, sukacita di dalam tuntunan terang firman Allah.
Kita mengikrarkan pengakuan iman kita setiap minggu. Kita percaya bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah. Ia menderita dibawah pemerintahan Pontius Pilatus. Ia mati dan bangkit pada hari ketiga. Semua itu terjadi demi keselamatan umat percaya.  Apakah pengakuan iman yang kita ucapkan itu sungguh-sungguh lahir dari kedalaman hati kita, atau bukankah itu sebatas pengakuan belaka ? Melalui firman Tuhan ini, kita ditegaskan untuk berpegang teguh pada pengakuan iman kita. Kita percaya, mengaku dan hendaklah Kristus menjadi bagian dari hidup kita.
Terimalah dan pegang erat firman itu dalam hidup kita. Yesus Kristus menjadi karunia keselamatan bagi orang yang percaya kepada-Nya. Oleh karena itu siapa yang mau mendapat keselamatan dari Allah, berpegang teguhlah kepada Yesus Kristus. AMIN

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar