ORANG
BERHIKMAT MEMPERHATIKAN SEGALA KEMURAHAN TUHAN
Siapalah manusia ?
Kalimat tanya pendek ini hendak mengajak manusia untuk merenungkan dirinya, bahwa
ia tidak memiliki kuasa atas dirinya sendiri. Manusia boleh merencanakan banyak
hal dalam perjalanan hidupnya tetapi pada akhirnya mesti berserah kepada si
pemberi dan pengendali hidup, yaitu Tuhan. Tuhan yang menciptakan dan menata
langit dan bumi, Tuhan dapat mengubah alam yang memberi kehidupan, tetapi Ia
juga dapat membuatnya menjadi kematian bagi manusia.
Tuhan menunjukkan kuasaNya mengubah sungai
yang mengalirkan air menjadi kering, sehingga kehidupan menjadi gersang. Tuhan
bukan saja membuat tanah menjadi tak subur tetapi juga menjadikan tanah itu
menjadi asin. Tanah yang demikian tidak akan menghasilkan apapun. Kondisi alam
demikian dapat dijadikan Tuhan bagi orang-orang hukuman sebab mereka
memberontak terhadap perintah-perintah Allah. Perbuatan penghinaan kepada
Allah, menista Allah yang Mahatinggi dalam bentuk apa pun membuat mereka
menerima hukuman yang berat.
Tuhan melakukan yang
demikian bagi orang-orang yang hidup dilingkupi dengan kejahatan. Tanah yang
begitu gersang akan mengakibatkan penyakit bagi manusia. Bukan saja
mempengaruhi jumlah keturunan tetapi juga membuat bentuk tubuh manusia itu
menjadi tidak sempurna (marpeolan). Orang-orang yang demikiaan akan menjadi
kehinaan dan hidup dalam penderitaan. Kehidupan yang demikian akan dialami oleh
orang-orang yang yang melakukan kejahatan. Bentuk kejahatan itu sangat banyak ;
bisa menderitakan orang lain, tetapi bisa juga karena tingkat kesombongan yang
luar biasa. Memang, bencana alam dapat menderitakan semua orang yang berada di
kawasan daerah yang ‘kena kutuk’ itu. Tetapi kejahatan orang-perorangan juga
sering karena mendapat dukungan dari masyarakat. Andaikan setiap orang
mengingatkan kejahatan sesamanya maka tidak akan terjadi peristiwa Sodom dan
gomorah. Namun karena saling membiarkan bahwa dukung-mendukung dalam kejahatan
maka seluruh masyarakatnya turut menderita.
Tetapi Tuhan
sesungguhnya lebih mengasihi manusia. Tuhan memberikan kehidupan bagi manusia
dengan membentuk alam yang baik, bahkan mengubah tanah gersang menjadi subur.
Tuhan memberikan kehidupan bagi orang-orang lapar dengan menata alamnya menjadi
indah. Melalui alam itu, setiap penduduknya akan menikmati kehidupan yang
indah. Mereka akan diberikan kesehatan yang baik, tumbuh-tumbuhan yang subur,
ternak yang terus bertambah.
Orang-orang benar
akan dimampukan melihat kebaikan Tuhan itu sehingga mereka menikmati hidup
penuh sukacita. Sementara mereka yang hidup dalam kecongkakan tidak mampu
berkata-kata.
Demikianlah Mazmur 107 ini menggambarkan
suatu peristiwa yang begitu mengesankan kepada setiap pembaca, bagaimana Allah
senantiasa berperan dan berkuasa untuk mendatangkan kebaikan kepada umat yang
percaya kepadaNya. Dan menghukum orang-orang yang berdosa.
Peristiwa alam dan
akibatnya bagi manusia mestinya menjadi perenungan bagi setiap orang untuk
lebih mengenal Tuhan. Sesungguhnya, melalui ciptaan Tuhan maka manusia mestinya
makin mengenal Tuhan dan hidup dalam kehendaknya.
Secara keseluruhan, Mazmur pasal 107 merupakan
pengakuan dan pujian atas kuasa Tuhan. Mazmur ini memuji kebesaran Tuhan yang menyelamatkan
umatNya dari peristiwa bahaya yang mengancam kehidupan. Pemazmur menyampaikan
puji-pujian kepada Allah yang baik serta menyatakan kekuasaanNya, bukan saja
atas kehidupan jasmani namun juga kehidupan rohani. Pertolongan dan kebaikan
Tuhan yang telah menyelamatkan dari situasi kesesakan tetapi terlebih dari hal
itu adalah penebusanNya dan anugerah hidup kekal yang telah menyelamatkan orang
percaya dari kematian kekal.
Alam saat ini
(khususnya di sumatera belahan selatan) sangat memprihatinkan ; manusia harus
menggunakan masker, tumbuh-tumbuhan makin layu, aktifitas manusia terganggu,
penerbangan tertunda (bandara Sutan Thaha sudah sekitar tiga minggu) karena
asap yang menyelimuti langit. Penduduk sangat mengeluh dan menghawatirkan
kondisi alam ini. Doa-doa dipanjatkan…..masihkah Tuhan mendengarkan ???
Manusia mampu
mendeteksi kotornya alam itu karena terbakarnya lahan gambut. Sudah terbiasa
bagi orang untuk membuka lahan yang luas harus membakar hutan. Ini kejahatan…ketamakan….
Tuhan memberi manusia mengolah tanah dengan baik untuk memberikannya kehidupan….tapi
bukan dengan cara membakar hutan. Tuhan menyiapkan hidangan bagi kehidupan
manusia secukupnya, bukan untuk tujuh generasi. Tuhan memberi berkat bagi
manusia bukan untuk disombongkan, tapi untuk lebih mengenal dan memuji Tuhan.
Terbakarnya hutan
gambut, disengaja atau tidak, kondisi ini jelas membuat manusia menjadi begitu
lemah. Ini harus menjadi perenungan bagi setiap insan untuk lebih berhikmat
dalam mengenal Tuhan.
Tuhan memulihkan umatNya. Tuhan
mengembalikan umatNya pada situasi dan hakekat manusia. Perubahan zaman
sekarang ini bukan tidak mungkin telah menyeret manusia jauh dari kehendak
Tuhan. Manusia secara tidak sadar menjadi individual, konsumtif, hedonis. Ia
lupa akan fungsi dan hakekatnya sebagai manusia yang Tuhan kehendaki. Manusia
terbawa arus gelombang kehidupan yang menimbulkan penderitaan. Saat demikian,
manusia telah jatuh dalam pencobaan. Manusia perlu tersadar akan langkah yang
telah dilalui.
Tuhan berkenan memulihkan manusia sesuai
dengan gambar rupaNya. Di situlah manusia menikmati keadilan Tuhan itu. Sebagai
orang percaya, kita tentunya boleh percaya akan kemahakuasaan Tuhan. Kuasa Allah
yang luar biasa itu haruslah menjadikan manusia lebih berhikmat sehingga ia
boleh menikmati sukacita dalam menjalani hidup. AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar