BERPEGANG TEGUH PADA PENGAKUAN IMAN
Di dalam
kehidupan sehari-hari kita sudah sering mendengar firman Allah, baik di rumah,
di sekolah, dan tentunya di gereja. Sejak kecil kita sudah diajarkan tentang
firman Allah, bahkan orangtua sering menggunakan firman Allah sebagai landasan
untuk mengajar dan mendidik anak-anaknya. Firman Allah begitu indahnya mewarnai
hidup ini karena dapat menyejukkan hati. Namun, apakah kita mau dituntun oleh
firman Allah kepada kehendakNya, atau kita ‘memaksa’ firman Allah mengikuti
kehendak kita ? Sejauh mana firman Allah menjadi landasan hidup kita, dan
sedalam apa keyakinan kita atas pengakuan iman terhadap firman Allah itu ?
Firman
Allah itu disebut ‘logos’ (perkataan, sabda, atau perintah). Firman Allah itu hidup
dan kuat dan tajam. Itu berarti firman Allah itu dinamis. Ia aktual pada segala
waktu dan tempat. Firman itu begitu kuat
mengarahkan manusia agar bertindak sesuai dengan firman Allah itu. Firman itu
bagaikan seorang pesuruh yang taat dan jujur. Ia tidak akan kembali dengan
sia-sia (kosong) tetapi akan melaksanakan dan berhasil dari apa yang
diperintahkan kepadanya. Firman Allah itu tajam sehingga mampu menembus
kedalaman hati manusia. Ketajaman firman Allah itu membuat manusia bagaikan
seekor korban yang disembelih dan disayat. Manusia bagaikan orang yang
telanjang, tak satupun perbuatan, pikiran, dan perkataan yang tersembunyi
bagiNya. Manusia tak sanggup bersandiwara di hadapan firmanNya. Dengan firman
yang tinggal di dalam diri kita, maka bagi firman itu tidak ada yang tertutup.
Manusia tidak dapat menyembunyikan apapun di dalam dirinya sebab semuanya
terbuka. Atas semua itu, manusia dituntut pertanggungjawabannya.
Firman
Allah yang sudah merasuki kehidupan manusia mampu memisahkan jiwa dan roh. Bagi
orang Yahudi, manusia dibagi atas tiga bagian, yakni tubuh, jiwa, dan roh. Jiwa
dan roh adalah kekuatan manusia itu untuk bertindak. Jiwa berasal dari diri
manusia itu sendiri, dimana ia akan bertindak menuruti kehendaknya sendiri.
Sedangkan roh berasal dari Allah, dimana ia bertindak sesuai dengan kehendak
Tuhan. Dengan demikian, firman Allah dapat melihat apa yang mendorong
(motifasi) manusia untuk bertindak, apakah keinginan dirinya (manusia) atau
keinginan Tuhan (roh).
“Pada
mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu
adalah Allah. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan
kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya
sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.” (Yoh. 1:1,14).
Allah datang dan hadir dalam firman-Nya yakni Yesus Kristus. Yesus Kristus
telah menjadi Imam Besar yang tidak terbandingi oleh apa pun juga. Dia adalah
Anak Allah yang telah mengalahkan segala kuasa dunia. Firman yang telah
menjelma itu dalam diri Yesus Kristus adalah Imam besar yang layak kita hampiri.
PadaNya lah kita menerima rahmat dan menemukan keselamatan.
Ke-Allah-an
Yesus Kristus telah menjadi pengakuan iman setiap orang percaya. Pengakuan kita
terhadap Yesus sebagai Penyelamat cukup beralasan, sebab Ia bukan saja imam
tetapi Ia dapat merasakan kelemahan-kelemahan kita (Yesus yang solider). Ia
turut mengalami penderitaan, tetapi Ia tidak jatuh ke dalam dosa. Dengan segala
perbuatan yang telah dilakukanNya, kita tidak perlu ragu-ragu menghampiri
takhtaNya, tetapi dengan segala keberanian kita menyerahkan hidup kepadaNya.
Dengan demikianlah kita menerima kasih karunia dan pertolongan pada saat yang
tepat.
Firman
Allah itu penuh kuasa dan tidak berkesudahan, yang bisa menyelamatkan manusia.
Tetapi, pernahkah kita percaya kepada firman itu ? Orang yang percaya kepada
firman Allah berarti orang yang tidak hanya dengar-dengaran terhadap firman itu
tetapi menjadikan firman itu sebagai pegangannya yang utama untuk menghalau
segala ketakutan, kekhawatiran, kebimbangan, kelemahan dan kesulitan dalam
menjalani hidup. Firman Allah yang telah tinggal di dalam diri manusia itu
mampu menyatakan, apa yang Tuhan kehendaki.
Tuhan
mengetahui segala rencana di dalam hidup kita; apakah baik atau jahat. Dia akan
meminta pertanggung jawaban segala yang kita rencanakan, pikirkan, dan perbuat.
Karena itu, marilah kita hidup dengan kasih, damai, sukacita di dalam tuntunan
terang firman Allah.
Kita mengikrarkan
pengakuan iman kita setiap minggu. Kita percaya bahwa Yesus Kristus adalah Anak
Allah. Ia menderita dibawah pemerintahan Pontius Pilatus. Ia mati dan bangkit
pada hari ketiga. Semua itu terjadi demi keselamatan umat percaya. Apakah pengakuan iman yang kita ucapkan itu
sungguh-sungguh lahir dari kedalaman hati kita, atau bukankah itu sebatas
pengakuan belaka ? Melalui firman Tuhan ini, kita ditegaskan untuk berpegang
teguh pada pengakuan iman kita. Kita percaya, mengaku dan hendaklah Kristus
menjadi bagian dari hidup kita.
Terimalah
dan pegang erat firman itu dalam hidup kita. Yesus Kristus menjadi karunia
keselamatan bagi orang yang percaya kepada-Nya. Oleh karena itu siapa yang mau
mendapat keselamatan dari Allah, berpegang teguhlah kepada Yesus Kristus. AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar