4 Maret 2016

2 Korintus 5:16-21 (MINGGU LETARE)



   HIDUP DI DALAM KRISTUS SEBAGAI CIPTAAN BARU

Hidup sukacita merupakan dambaan setiap orang, dimana suasana hati kita begitu bebas, tanpa beban sehingga timbul kegembiraan yang meluap. Sukacita adalah soal hati. Orang yang hatinya terpelihara dengan baik, maka ia dapat menikmati kehidupan yang menyenangkan. Karena itu, siapa saja dapat mengalami hidup sukacita. Namun sering ada kondisi lain yang membuat manusia terganjal untuk bersukacita ; orang yang terbelenggu dengan nilai-nilai dunia ini, orang yang ditekan secara terus-menerus, orang terhimpit oleh dosa-dosa.

Dalam mencapai rasa sukacita itulah Paulus menyapa jemaat Korintus dengan firman Tuhan ini. Jemaat Korintus adalah bagian dari masyarakat modern pada zamannya. Mereka hidup dalam suasana penuh tantangan, godaan, persaingan. Sebagai sebuah kota maka persaingan ekonomi begitu tinggi, yang mengakibatkan banyak orang mengabaikan nilai-nilai moral, etika, dan aturan. Dalam situasi yang demikian, sukacita menjadi hilang.
Paulus mengingatkan Jemaat Korintus agar menyadari posisi mereka di tengah-tengah kemajuan Korintus. Ketika mereka memasuki persekutuan orang percaya maka mereka telah menjadi ‘ciptaan baru’. Allah telah menciptakan segala sesuatunya dahulu kala tetapi karya Allah itu dirusak oleh dosa-dosa. Akibat dosa-dosa itu, manusia jauh dari Tuhan. Hidup yang demikian membuat manusia tidak berkenan bagi Tuhan. Tetapi Allah maha kasih, Allah mau berdamai dengan manusia, Ia berkenan kembali menerima manusia,. (19) ‘Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka’. Darah Kristus menjadi tebusan dosa. Dengan adanya pendamaian oleh darah Kristus maka dosa manusia tidak lagi diperhitungkan. Allah Maha Adil. Itu sebabnya dikatakan (21) : ‘Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah’. Dengan proses pendamaian itulah maka manusia dimungkinkan menjadi penerima kebenaran Allah. Dosa manusia diganti dengan kebenaran Kristus. Itulah yang disebut Pertukaran Yang Membahagiakan. Manusia lama menjadi manusia baru. Manusia berdosa menjadi manusia yang dibenarkan. Ciptaan baru menyangkut totalitas hidup manusia ; yang suka melakukan dosa sekarang tidak lagi, yang dulu seteru Allah sekarang rekan sekerja Allah, yang dulu tidak mengenal kasih Allah sekarang menjadi pengasih. (Roma 5 :1) ‘Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah…’).
Masalahnya kemudian, apakah manusia itu mau berdamai dengan Allah. Selama manusia tidak berkenan atas perdamaian yang Allah tawarkan, maka ia tidak beroleh sukacita. Karena itu, Paulus meminta kepada jemaat Korintus dan tentunya bagi kita semua (20) : ‘berilah dirimu didamaikan dengan Allah’. Damailah bersama Allah dengan tidak lagi melakukan dosa-dosa. Dengan berdamainya manusia dengan Allah, maka manusia itu akan menikmati sukacita di dalam hidupnya.

Allah berkenan menerima dan mengampuni kita. Allah tidak akan bertanya seberapa besar dosa yang telah kita lakukan, tetapi Allah tersenyum dengan penuh sukacita menyambut setiap orang yang datang kepadaNya. Betapa besar kasih Allah bagi umatNya. Allah di dalam kasihNya menerima manusia sebagaimana adanya, tanpa memperhitungkan masa lalunya. Kasih Allah Bapa dalam Yesus Kristus membuka kesempatan kepada semua manusia untuk berdamai dengan Allah. Allah mengangkat manusia yang rusak dan berdosa itu sebagai anakNya. Kedatangan Yesus menyembuhkan yang sakit, mengampuni orang berdosa, membangkitkan kita menjadi manusia baru, sehingga kita memperoleh sukacita dan damai sejahtera.
Minggu kita hari ini disebut Letare, bersukacitalah kamu. Hidup sukacita adalah dimana kita lepas dari beban yang melekat pada diri kita. Sesungguhnya beban yang terberat dalam hidup ini bukanlah soal jasmani melainkan saat kita mengalami kekosongan rohani. Sukacita akan dialami oleh orang-orang yang hidup dalam terang. Hanya orang-orang yang hidup dalam terang mampu berletare. Sukacita yang utama anak-anak terang adalah keyakinan, bahwa Kristus telah menyelamatkannya.
Kristus telah menganugerahi kita kehidupan sorgawi yang penuh sukacita. Kekayaan Kristus itu harus nampak dalam kehidupan berjemaat, yang adalah tubuh Kristus.  Dengan demikian, maka seluruh jemaat akan mengalami sukacita yang luar biasa dalam menjalani hidup ini. AMIN

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar