7 Mei 2016

Mazmur 97:1-12 (Exaudi)



AJAKAN BUMI MEMULIAKAN ALLAH SANG RAJA

Sebutan raja sudah sangat akrab dalam hidup kita. Raja dipahami sebagai yang memiliki kuasa penuh (absolute) atas yang dipimpinnya. Seseorang menjadi raja karena wibawa (kharisma) ; ia memiliki hikmat, kearifan, dan berani. Semua yang dimiliki itu membuatnya dapat mengambil keputusan dan bertindak adil. Raja yang demikian akan disenangi oleh semua orang. 

Tetapi ada juga yang menjadi raja karena turunan atau ‘dipaksa’ dan mungkin ‘memaksakan diri’. Raja yang demikian jauh dari kearifan dan akan bertindak dengan tidak adil. Ia cenderung arogan, yang membuat rakyat yang dipimpin akan melawan (setidaknya membenci setiap keputusannya). Raja yang demikian akan tselalu menghadapi goncangan, sehingga tidak member ketenangan dan kedamaianbagi rakyatnya. Ia tak memiliki wibawa.
Bagi orang Batak, sebutan raja sudah sangat popular, bahkan ada julukan bahwa semua orang Batak adalah raja. Laki-laki digelari ‘anak ni raja’ dan perempuan disebut ‘boru ni raja’. Namun, sebutan itu seringkali tidak identik dengan maksud dan prakteknya. Misalnya, seorang laki-laki harus bertindak arif, adil, bijaksana terhadap semua orang, termasuk mengasihi isterinya. Namun dalam prakteknya seringkali ia tak arif, suka bikin keonaran, bahkan gemar menampar pipi isterinya. Orang yang demikian dinamai pajagojagohon. Demikian juga seorang perempuan (isteri) yang seharusnya toman, porman dsb berubah menjadi ganas. Ia lebih preman dari seorang preman jalanan. Akibatnya, laki-laki (suami) yang pajagojagohon tadi berubah menjadi dki, walaupun gubernurnya bukan si Ahok. Sebutan raja hanya sebuah gelar, sebab julukan itu tidak melekat dalam dirinya.
Raja yang sesungguhnya adalah Tuhan kita. Dia layak menjadi Raja karena ia penuh kasih dan keadilan. Kasih dan keadilan Tuhan bukan hanya dapat dinyatakan oleh manusia tetapi juga oleh seluruh ciptaan. Bumi bersorak-sorak dan pulau-pulau bersukacita! Awan dan kekelaman ada sekeliling Dia, api menjalar di hadapan-Nya, dan menghanguskan para lawan-Nya sekeliling. Kilat-kilat-Nya menerangi dunia, bumi melihatnya dan gemetar. Gunung-gunung luluh seperti lilin di hadapan TUHAN, di hadapan Tuhan seluruh bumi’ (1-6). Langit menjadi saksi atas keadilan Tuhan dan segala bangsa dapat melihat keadilanNya, sehingga Tuhan sungguh mulia (agung).
Keadilan dan hukum Tuhan tidak dipengaruhi oleh apapun, tetapi Ia dengan tegak memutuskan segala perbuatan manusia dengan bertumpu pada takhtaNya. Allah mengasihi manusia, namun bila manusia itu tak dapat menikmati dan mensyukuri kasih Allah itu maka Tuhan menghukum dengan keadilanNya. Mereka yang jahat (beribadah kepada patung) akan mendapat malu. Sementara yang taat dan setia kepada perintahNya akan bersukacita.
Pemazmur yang menikmati kasih dan keadilan Tuhan itu mengajak orang-orang yang sungguh mengasihi agar membenci kejahatan. Orang benar tidak perlu takut terhadap orang-orang jahat. Telah tiba dan akan datang sukacita bagi orang-orang yang dengan tulus mengasihi Tuhan. Saatnya juga orang-orang benar akan menyanyikan syukur bagi namaNya yang kudus.

Tuhan adalah Raja. Ia mengasihi semua manusia dan bertindak dengan adil. Ia menghendaki manusia yang dijadikan menikmati kasihNya dan mensyukuri segala pemberianNya. Kita patut memuji dan memuliakan Tuhan dengan senantiasa datang beribadah kepadaNya. Jauhkan segala ketundukan kepada ‘berhala moderen’ ; kejahatan. Secara khusus, betapa hebatnya sekarang perusakan terhadap perusakan lingkungan. Beberapa tempat yang sebelumnya dikenal sebagai lumbung padi, kini telah diubah oleh para penguasa dan pengusaha demi memenuhi hasrat keserakahannya. Pulau Sumatera dan Kalimantan yang sebelumnya menjadi paru-paru dunia disuntik secara sengaja agar terkena kanker. Semua itu dilakukan hanya demi syahwat kekayaan. Bumi menjerit. Dalam kesakitannya, bumi tetap memuliakan Allah sang Raja. Masihkah manusia meneruskan kejahatannya ? Tegakah manusia menghempang ajakan bumi untuk memuliakan Allah. Kalaupun engkau enggan memuji Tuhan tapi biarkanlah bumi mengajak yang lain untuk memuliakan Allah sang Raja. AMIN

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar