21 Juli 2016

Kejadian 18:20-32 (Minggu, 24 Juli 2016)



  KEADILAN ALLAH DALAM KEMAHAKUASAANNYA

Doa adalah cara manusia yang diperkenankan Tuhan untuk menjalin hubungan dengan umatNya. Manusia menaikkan doa atas segala pergumulan atau keluh kesahnya. Lalu, ‘Adakah Tuhan mendengar doa yang kita panjatkan ?’ Ketika kita menaikkan doa, dimanakah Tuhan ? Pergumulan, keluh kesah adalah hal yang sering disampaikan manusia di dalam doanya kepada Tuhan. Penduduk dunia saat ini mencapai 6.500.000.000 orang, diantaranya orang Kristen 2.000.000.000 Orang. Jika 1.000.000.000 saja orang Kristen, maka setiap orang memiliki waktu berdoa (24x60x60/1.000.000.000) = 0,00009 detik/hari. Karena itu, gunakanlah waktu yang tersedia untuk berdoa, dan janganlah panjang-panjang. 

Tuhan itu Mahakuasa. Dia mengetahui segala hati, pikiran, pergumulan, keluh kesah manusia. Umat Tuhan pada zamannya memahami Tuhan berada jauh di atas sana. Sekalipun Allah berada di atas sana, umat Tuhan percaya bahwa Dia terus mengawasi hidup manusia dan akan tiba saatnya datang ke dunia untuk menyatakan keadilanNya. 
Abraham berjumpa dengan Tuhan. Tuhan akan meluluhlantakkan Sodom dan Gomora. Kedua kota ini sudah dikenal sebagai tempat maksiat. Penduduk kota itu memiliki moral bejat : Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender (LGBT) begitu semaraknya. Ketika Lot kedatangan tamu, penduduk itu tak segan-segan mengajak main dengan tamunya (Kejadian 19:5b) : ‘Bawalah mereka keluar kepada kami, supaya kami pakai mereka.’ Dosa penduduk Sodom dan Gomora begitu pekatnya. Mucikari , germo, pemuas nafsu ; semua bercampur baur dalam gemuruh transaksi pemuasan nafsu sex.
Kota ini dihancurkan karena tidak lagi memberi kemuliaan bagi Tuhan. Apakah Tuhan melenyapkan (menghukum) orang fasik bersama dengan orang benar ? Tuhan maha adil ; Allah tidak menghukum orang benar. Tawar-menawar Abraham dengan Tuhan. Abraham cinta kebenaran dan keselamatan. Abraham memohon belas kasih Tuhan. Abraham ingin agar janji Tuhan tentang keselamatan dapat terpenuhi melalui keturunannya. Abraham memang memiliki keponakan di dalam kota itu, bernama Lot. Tawar menawar tentang jumlah orang percaya antara Abraham dan Tuhan cukup menarik. Jika ada 50 orang benar, maka Tuhan tak akan memporakporandakan Sodom dan Gomora. Abraham menawar, dan tawarannya berhenti pada angka 10 orang benar. Tuhan tidak begitu saja melenyapkan kota Sodom dan Gomora tetapi masih memperhitungkan orang-orang yang percaya. Tuhan sungguh-sungguh adil. Konsep orang Israel : Kejahatan beberapa orang dapat merusak seluruh komunitas. Konsep Abraham (sehingga terjadi tawar menawar) : sedikit orang benar dapat menyelamatkan banyak orang. Tuhan dapat melakukan jalan terbaik. Ternyata, 10 orang pun tak ada lagi manusia benar di Sodom dan Gomora itu, sehingga Tuhan membinasakan kota itu. Tuhan membebaskan sebahagian keluarga Lot. Bagi Tuhan, keselamatan bukan soal jumlah melainkan niat dan kwalitas manusia untuk hidup benar. Tuhan memang memakai Abraham untuk membawa umatNya pada jalan kebenaran. Allah tetap mau memulihkan hubunganNya dengan manusia.

Allah kita sungguh Mahakuasa. Dia mengetahui kedalaman hati, jiwa, pikiran, dan perbuatan/tindakan setiap manusia. Allah kita bukanlah yang dapat dipermainkan (ditokoh-tokohi, kata orang Medan). Di dalam kemahakuasaanNya, Allah memberlakukan keadilanNya. Tuhan akan menghukum orang yang jahat dan menyelamatkan orang benar. Hukuman Tuhan tidak sama dengan dengan hukuman ukuran manusia. Hukuman Tuhan terhadap manusia bukan soal sakit atau miskin atau kegagalan, tapi hukuman Tuhan tak terlukiskan manusia. Lihatlah hukuman yang dilakukan Tuhan terhadap Sodom dan Gomora. Mengerikan ! Tapi satu hal, Tuhan mencintai Kebenaran dan Keselamatan bagi umatNya.
Dunia penuh dengan pergumulan, masalah, keluh kesah, dan berbagai bentuk bencana. Entahlah, apakah itu bagian dari hukuman Tuhan. Yang pasti, kejahatan dunia tampaknya terus meningkat. Bukan hanya maraknya prostitusi tapi juga kejahatan berbentuk korupsi, penggelapan, pencurian, penghinaan, caci maki, pembunuhan, tipu muslihat, dll. Gelanggang kejahatan pun bukan hanya di arena pemerintahan dan masyarakat umum, tapi juga kumpulan sosial, termasuk gereja.
Tuhan mengasihi manusia, dunia, serta seluruh ciptaanNya. Dia menempatkan orang-orang beriman (benar) di tengah-tengah dunia ini agar dapat menjadi terang. Orang Kristen harus melakukan kasih, keadilan, damai sejahtera, dan sukacita, sebagai penyeimbang atas berbagai kejahatan. Jika tak dapat menjadi pelaku kebaikan, setidaknya janganlah menjadi penambah derita atau keluh kesah sesama.
Tuhan telah datang dan berada di dalam dunia, di dalam diri manusia. Tuhan selalu melihat dan mengetahui siapa diri kita. Tuhan mengerti kedalaman hati setiap orang. Tuhan memahami keluh kesah yang kita alami. Tuhan tidak serta merta menghukum manusia tetapi menantikan pertobatannya. Sekalipun kehidupan manusia penuh dosa, tetapi Tuhan tidak menghendaki kemusnahan manusia dan dunia ini. Tuhan mengutus AnakNya, Tuhan Yesus Kristus menebus dosa manusia. Tuhan Yesus telah menjadi Pendamai, sehingga Tuhan berkenan atas manusia. Kiranya Tuhan campur tangan atas pergumulan dan keluh kesah yang kita alami. AMIN

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar