15 Oktober 2016

Kejadian 32:22-31 (Khotbah Minggu)



              PERGULATAN YAKUB DENGAN ALLAH

 ‘Apalah arti sebuah nama‘, demikian ungkapan terdengar. Tetapi nama memang sering kali memiliki arti bahkan menjadi karakter dari pemiliknya. Tokoh dalam nas ini bernama Yakub, yang artinya PENIPU. Seorang penipu harus cerdik, pintar, lihai, gigih, dan menggunakan segala situasi untuk kepentingannya. Yakub adalah seorang manusia biasa yang haus akan ‘berkat’. Namun, ia menggunakan segala kesempatan untuk memperoleh berkat.

Yakub dan Esau adalah anak kembar dari Ishak. Secara kelahiran, Yakub lebih muda dari Esau, karena Esau lebih dulu keluar dari rahim ibu mereka, yang diikuti Yakub dengan memegang tumit Esau. Dengan demikian, Esau adalah anak sulung. Tradisi Israel kuno, anak sulung memiliki kelebihan, termasuk penerima tongkat estapet dalam keluarga. Karena itu, Yakub memiliki ambisi merebut kesulungan Esau. Jalan terbuka, Esau butuh sepiring kacang merah buatan Yakub. Esau bersedia menyerahkan kesulungannya kepada Yakub demi sepiring bubur. Tipuan Yakub selanjutnya makin terbuka. Ia pun mengenakan baju kesulungan dan menghadap ayahnya yang telah buta itu untuk diberkati. Didukung oleh ibunya Ribka, maka Ishak memberkati Yakub.
Bubur kacang merah buatan Yakub sudah habis dan Ishak telah memberkati Yakub, maka tersentaklah Esau. Dia menaruh dendam kepada Yakub. Ribka tidak ingin kedua anaknya saling tikam, maka ia mendorong Yakub untuk melarikan diri ke rumah hula-hulanya si Laban (paman Yakub). Yakub bekerja pada pak Laban agar dapat memperisteri putri pamannya itu. Kali ini Yakub tertipu. Pamannya selalu mengulur-ulur waktu (Kej. 31:7). Barulah setelah 14 tahun bekerja, Laban memperkenankan Yakub mempersunting putrinya. Tak mau kalah dengan tipuan mertuanya, maka Yakub kembali bertahan bekerja pada pamannya 6 tahun lagi. Ia kemudian berhak mempersunting seorang lagi putri Laban. Yakub secara sah dan meyakinkan memiliki dua orang isteri kakak-beradik. Yakub kemudian memperoleh 12 orang anak-anak dari kedua isterinya, yang menjadi cikal bakal umat Tuhan. Yakub memiliki keberuntungan di perantauan; ia dikarunia 12 orang anak dan memiliki banyak ternak, budak laki-laki, dan perempuan. Yakub sungguh meraih kesuksesan di perantauan. 
Perintah Tuhan dan kerinduan Yakub harus kembali ke kampung halaman. Di dalam perjalanan menuju kampung halamannya, Yakub bergumul ; Ia teringat dengan hak kesulungan yang dirampasnya, ia teringat peristiwa 20 tahun lalu yang mencuri berkat yang seharusnya milik Esau. Yakub khawatir, takut, gelisah kalau-kalau Esau akan balas dendam kepadanya. Dalam kekhawatiran itulah, Yakub mencari siasat. Ia menyuruh berjalan terlebih dahulu isteri, anak-anak, budaknya, serta ternaknya. Yakub juga memerintahkan kepada budaknya, jika bertemu dengan Esau agar memberikan persembahan kepadanya. Dengan cara demikian, Yakub berpikir bahwa Esau tidak lagi menyimpan dendam masa silam. Tetapi semua itu tidak membuat hati Yakub tenteram. Di sungai Yabok, Yakub menyeberangkan seluruh keluarga, budak dan segala ternaknya. Ia belakangan sendirian. Di dalam kesendirian itulah Yakub bergulat dengan seseorang sampai fajar menyingsing. Dalam pergulatan ini sendi pangkal paha Yakub terpelecok. Namun Yakub tidak mau melepaskan ‘lawannya’. Yakub berkata : "Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak  memberkati aku." Ini sesuatu yang kontroversial, bagaimana seorang yang dikalahkan lalu  memohon berkat dari orang yang mengalahkannya itu ?
Inilah kepekaan Yakub, dalam pergumulan itu, Yakub menyadari bahwa ia sedang berhadapan dengan suruhan Tuhan (malaikat). Itu sebabnya Yakub tidak membiarkan ‘musuhnya’ itu pergi dari dirinya sebelum diberkati. Yakub pun diberkati. Yakub berseru : "Aku telah melihat Allah berhadapan muka, tetapi nyawaku tertolong!" Yakub melangkah dengan pasti dalam kedamaian untuk bertemu dengan saudaranya Esau.

Nama Yakub bisa saja memang sesuai dengan karakternya penipu. Tetapi secara positif, kita dapat melihat kehausannya akan berkat dan kecerdasannya membaca setiap situasi. Gigih bekerja. Yakub sadar, bahwa berkat bukan begitu saja tercurah dari langit. Yakub bekerja keras selama 20 tahun. Setiap peristiwa sesungguhnya mempunyai makna dan di dalamnya selalu terkandung berkat. Oleh sebab itu, setiap pergumulan yang terjadi, janganlah kita berputus asa. Tetaplah berdoa kepada Tuhan. Rasakan, bahwa Tuhan selalu hadir di dalam segala pergumulan hidup. Kita tidak sendirian.
-          Kita mungkin sedang mengalami masalah berat
-          Di antara Kita barangkali ada yang mengalami penderitaan atau sakit-penyakit
-          mungkin kita sedang mengalami kesulitan pada bisnis, karir, usaha
Kita tidak kuasa mengatasi setiap permasalahan dengan kemampuan dan pikiran kita sendiri. Belajar dari kisah Yakub, kita dituntun untuk menjadikan Tuhan sebagai perisai hidup kita. Kita mestinya menjadikan doa sebagai solusi yang utama dan pertama dikala kita menghadapi pergumulan hidup ini. Dekaplah Tuhan selalu di dalam hidupmu. Tuhan akan membebaskanmu dari segala yang menyesak hatimu. Tuhan akan memberikan kedamaian di dalam hidupmu. AMIN

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar