7 Juli 2017

Matius 11:16-19 + 25-30



       DALAM YESUS ADA KELEGAAN
        (Matius 11:16-19 ; 25-30)

like or dislike, pandangan ini masih banyak dianut manusia, yang seringkali dapat mengaburkan suatu kebenaran. Berhadapan dengan orang seperti itu, diri rasanya menjadi bego.
Yesus menghadapi banyak manusia seperti itu pada zamanNya. Yesus menggambarkan keadaan manusia tersebut melalui perumpamaan (16-17). Adalah lazim jika ada yang meniup seruling (aksi), maka mestinya diikuti orang dengan menari (reaksi). Dan jika sebuah nyanyian duka dikumandangkan maka yang lain menunjukkan sikap duka. Tetapi tidak demikian halnya ; aksi tidak diikuti reaksi, tidak ada yang peduli…..tidak suka, sekalipun itu sesungguhnya menyenangkan bagi yang memberi reaksi.
Demikian halnya dengan pewartaan keselamatan. Yohanes tampil mewartakan keselamatan tetapi dicela karena ia tidak makan dan minum. Lalu Yesus datang mewartakan keselamatan tetapi tetap dicela walaupun Ia makan dan minum. Jadi, makan dan tidak makan hanyalah alasan-alasan belaka untuk tidak menerima keselamatan itu. Mereka yang mencela itu tidak suka kepada berita keselamatan. Inilah angkatan yang bengkok.

Merekalah yang disebut orang bijak dan orang pandai, yaitu orang-orang Farisi, pemuka agama, teolog Yahudi (Yesaya 5:21). Kutipan dari Yesaya ini memperlihatkan, bahwa mereka menganggap dirinya bijak dan pandai. Mereka menjadi orang-orang yang tinggi hati. Padahal, mereka hanyalah bagian dari ‘bumi datar’. Mereka merasa mengetahui segala kehendak Allah dan mencari keselamatan melalui usaha-usaha mereka sendiri. Hukum Taurat diaplikasikan secara harafiah sehingga menjadi beban berat bagi banyak orang.  Kemampuan intelektual mereka bukan lagi mengabdi kepada Tuhan melainkan pemenuhan hasrat duniawi belaka, hidupnya bukan lagi sebagai Ibadah kepada Tuhan, tafsir mereka bukan untuk menyingkap kebenaran. Sikap dan perbuatan mereka telah menjadi hujatan kepada Allah dan menjadi beban bagi orang-orang kecil.
Mereka yang selalu menganggap dirinya orang bijak dan orang pandai, sesungguhnya hanyalah orang-orang ‘sumbu pendek’. Mereka tidak dapat melihat kebenaran. Akibatnya, berita keselamatan menjadi tersembunyi bagi mereka.
Sementara, banyak orang-orang kecil yang telah menjadi korban dari keganasan dari orang-orang yang merasa dirinya pandai dan bijak.  Orang-orang kecil menjadi letih lesu karena harus memikul beban berat. Tetapi mereka yang kecil, sederhana, dan hidup dengan iman dapat memahami dan menerima berita keselamatan itu. Mereka yang tidak belajar hukum Taurat, tetapi mau mendengar Injil kebenaran Allah. Mereka mendengar dan mengikut Yesus. Mereka adalah orang-orang yang rendah hati. Yesus bersyukur atas semua itu.
Yesus mengundang orang-orang kecil ini (28-30) : ‘Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Allah telah memberikan segala sesuatu bagi manusia melalui Yesus Kristus. Allah telah mengerjakan keselamatan itu di dalam diri Yesus Kristus. Mereka tidak perlu lagi mengerjakan keselamatan itu. Mereka tidak perlu terpukau dengan ajaran-ajaran yang sesungguhnya hanya menambah beban hidup yang harus mereka pikul. Akan tetapi Yesus Kristus tidak bermaksud mengatakan bahwa orang-orang yang diselamatkan itu berpangku tangan tanpa tugas. Orang percaya, yang diselamatkan dalam Yesus Kristus tetap memiliki tanggung jawab. Yesus berfirman : Pikullah kuk yang Kupasang…… Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan’.
Manusia yang percaya kepada Yesus tetap akan memikul beban tetapi beban yang pas (cocok) dengan kemampuannya. Allah tidak memberikan beban melebihi kemampuan anak-anakNya. Dengan beban dan tanggung jawab atas kuk itu, maka setiap orang-orang percaya merasakan kelegaan dan ketenangan.

Hidup dalam dunia ini selalu disertai pergumulan. Namun, masihkah kita dapat memikul beban hidup itu ? Tergantung bagaimana manusia memandang dan menjalani hidup ini. Sesungguhnya, Allah telah mempersiapkan segala kebutuhan hidup manusia. Allah menghendaki agar manusia hidup dalam kelegaan, ketenangan, sukacita, dan damai sejahtera. Semua itu telah tersedia di dalam Yesus Kristus. Karena itu, dengan lembut Yesus berseru (28) : ‘Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu’.
Manusia memang seringkali jatuh karena tergiur oleh ajaran dan ajakan.  Saat ini manusia sepertinya dicekoki dengan ajaran hidup materialis. Seolah-olah tanpa itu manusia menjadi tak berharga. Manusia berlomba membuat timbunan harta tanpa batas.  ‘time is money’ bergema dalam dirinya, sehingga membuat dirinya bagaikan mesin. Tehnologi pun patut diwaspadai karena ia memiliki multifungsi. Bukan hanya anak-anak tapi tak sedikit orang dewasa pun terjerumus karena penyalahgunaan dan tawaran yang disajikan.
Gereja adalah persekutuan orang-orang percaya. Mestinya setiap orang-orang yang bersekutu hidup di dalam sukacita. Jika setiap anggota persekutuan melakukan tanggung jawab sesuai dengan kemampuannya, maka semua akan merasakan ketenangan. Jika kita melakukan tanggung jawab dan menggunakan segala pemberian yang Tuhan anugerahkan untuk kemuliaan Tuhan maka kita akan merasa lega, menyenangkan, enak, dan sukacita.
Hidup menjadi indah dan menyenangkan jika kita datang kepada Yesus yang lembut dan rendah hati. AMIN

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar