HIKMAT DAN
PENGERTIAN HENDAKLAH TERUS MEMULIAKAN TUHAN
Kitab Ayub mengisahkan perjalanan hidup
seorang manusia saleh. Ayub taat
melakukan firman Tuhan; ia berdoa, melakukan segala kewajibannya, suka
menolong, sopan dan ramah.
Kehidupan Ayub pun penuh dengan kemakmuran.
Ia menikah dan dikaruniai putra-putri. Ia juga memiliki harta yang luar biasa.
Ia menjadi orang yang sangat dihormati. (HAMORAON, HAGABEON, DAN HASANGAPON)
Sampai disini, kita bisa mengatakan : “Pantas Ayub mendapatkan semua itu, sebab Tuhan memberkati yang
berkenan kepadaNya.” Tetapi perjalanan hidup Ayub berubah. Yang berubah
bukan sifat baik atau kesalehan Ayub. Ia tetap saleh dan baik. Tetapi yang
berubah adalah hidupnya ; secara beruntun semua anaknya meninggal, seluruh hartanya ludes. Tidak
cukup sampai disitu, ia juga mengalami penyakit yang luar biasa. Yang
menyedihkan lagi, isterinya mengomel supaya meninggalkan Tuhan yang diimaninya.
Inilah yang kemudian menjadi pergumulan Ayub : “MENGAPA ORANG YANG BAIK MENGALAMI PENDERITAAN ? “
Pergumulan Ayub itulah yang dijawab oleh
Tuhan dalam bacaan kita. Tuhan menjawab pergumulan Ayub dengan pertanyaan.
Sebelum Tuhan memberikan jawaban atas pergumulan Ayub, Tuhan mengingatkan Ayub
(3) : “Bersiaplah engkau sebagai
laki-laki!”
Ini bukan soal gender, tapi soal iman.
Tuhan menghendaki agar Ayub berbicara dengan penuh iman ; mengatakan sesuatu
dengan kejujuran, tegar, tidak
berbelit-belit, tidak sekedar membela diri.
1. Dimana engkau
ketika Aku meletakkan dasar bumi ?
2. Siapa yang
telah menetapkan ukurannya ?
3. Dimanakah diletakkan bumi ini, adakah
tiang-tiangnya ?
Pertanyaan ini telah menggiring Ayub untuk
menjawab ‘tidak tahu!’. Ayub tidak tahu. Kita yang hidup pada zaman moderen ini,
yang memiliki pengetahuan tinggi juga belum sepenuhnya memahami bumi ini. Pengetahuan manusia tidak memberi kepastian.
Manusia tidak perlu mencongkakkan diri.
Banyak hal yang tidak terpecahkan manusia.
Demikian halnya dengan pergumulan Ayub. Rumus kehidupan manusia yang mengatakan
: “Orang jahat dihukum Tuhan dan orang baik diberkati Tuhan”, tidak selalu
tepat. Ada rahasia Tuhan. Tuhan penuh
dengan misteri. Pengetahuan manusia sangat terbatas. Kalau demikian, apa yang
dapat dilakukan manusia ? Beriman ! Beriman, bahwa : segala sesuatu adalah kekuasaan Tuhan. Kehidupan manusia ada di dalam
kuasa Tuhan. Kalaupun kita sebagai orang beriman tetapi mengalami penderitaan,
itu supaya manusia lebih meningkatkan keimanannya.
Pergumulan manusia adalah ketika manusia
tidak mengetahui dan arah kehidupannya. Hidup menjadi sebuah teka-teki yang
sulit dipecahkan. Manusia mencoba menjawab kehidupan ini dengan pengetahuannya,
lalu manusia melepaskan hubungannya dengan yang mengetahui bahkan menguasai dirinya. Padahal, pengetahuan
manusia begitu terbatas. Keterbatasan manusia itu memang Tuhan nyatakan. Ketika
manusia menerobos batasan-batasan kemampuannya, di situlah manusia sudah
memasuki kecongkakannya. Ketika manusia hidup dalam kecongkakannya, dimana ia
tidak lagi menaruh kekuatan dan pengharapan pada penciptaNya, di situlah ia
mengalami gelombang-gelombang kehidupan yang tidak dapat ia pahami.
Kecongkakan manusia adalah ketika manusia
itu tidak lagi melihat peran Tuhan di dalam hidupnya. Manusia yang hanya
mengandalkan dirinya merupakan bagian dari kecongkakan. Manusia yang tidak melakukan
perintah Tuhan adalah bagian dari kecongkakan manusia.
Kecongkakan Gereja adalah ketika gereja
tidak melakukan perintah Tuhan.
Melalui firman Tuhan ini, ada dua hal yang
perlu kita kuatkan :
1. Jalanilah hidup ini dengan penuh iman, melakukan
perintah-perintah Tuhan. Segala sesuatu di dunia ini ada dalam kuasa Tuhan.
2. Jangan takut dengan apapun yang kita
alami di dunia ini, sebab hidup ini memang penuh misteri.
AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar