12 Juni 2012

Yehezkiel 17:22-24 (Minggu, 14 Juni 2015)

            BERNAUNG DIBAWAH PERLINDUNGAN TUHAN

Dalam hidup ini kita masing-masing berjuang untuk menggapai yang kita inginkan ; ada yang telah memperolehnya, ada yang masih berjuang, tetapi ada yang sudah putus asa. Bagi yang telah berhasil memperolehnya bisa berkata : kudengar, berkatMu turun.Bagi yang sedang berjuang, teruslah bertekun dan berdoa. Bagi yang merasa gagal jangan menjauh dari Tuhan. Terlepas dari apakah kita merasa sudah memperoleh, sedang berjuang, atau merasa gagal ; perlu kita rasakan penyertaan Tuhan ? Bukankah kita seringkali mengabaikan peran Tuhan di dalam hidup ini ? Atau, bukankah kita memaksa Tuhan memberikan ‘stempel’ atas kehendak kita ? Kita hanya bergaul dengan Tuhan saat beribadah atau berdoa. Lalu saat beraktifitas, kita sepertinya tidak merasakan peran Tuhan. Padahal, dalam semua hidup ini justru Tuhan yang menentukan. Firman Tuhan berkata ; (Amsal 16:9) ‘Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi TUHANlah yang menentukan arah langkahnya’ (Yeremia 10:23) ‘Aku tahu, ya TUHAN, bahwa manusia tidak berkuasa untuk menentukan jalannya, dan orang yang berjalan tidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya’. Sesungguhnya, Tuhan memiliki peran dalam segala kehidupan kita. Tuhan mengetahui bahkan sangat menentukan kehidupan manusia. Karena itu, segala perjuangan dalam hidup ini, kita harus tetap berlindung pada Tuhan.  

Babel dibawah kepemimpinan Nebukadnezar memang sebuah Negara yang cukup kuat dari segi militer dan politik. Mereka berhasil menundukkan Israel dan menawan rakyat untuk dijadikan budak. Umat Tuhan telah mengalami pembuangan. Umat Tuhan menjadi tak berdaya, menjadi budak bangsa Babel, bagaikan pohon yang layu kering. Mereka tersadar, bahwa semua ini terjadi karena pemberontakan kepada Tuhan. Lalu mereka berpikir, Tuhan tidak mungkin lagi membebaskan mereka.  
Namun, Tuhan tidak membiarkan umatNya begitu saja. Tuhan Maha kasih dan Pengampun. Pada waktunya Tuhan akan melepaskan umatNya. Tuhan memiliki kuasa untuk meruntuhkan raja Nebukadnezar, sehingga Israel terbebaskan. Itu sebabnya dikatakan (ay.24) : “merendahkan pohon yang tinggi dan meninggikan pohon yang rendah, membuat pohon yang tumbuh menjadi layu kering dan membuat pohon yang layu kering bertaruk kembali.”
Israel dengan kedegilannya, yang selalu melihat lahiriah, kuasa-kuasa dunia akan diubahkan. Tuhan menghendaki agar umatNya dapat lebih mengenal Tuhan. Tuhan akan mencabut kedegilan mereka dan memberikan hati yang baru bagi umat pilihanNya. Umat Tuhan akan kembali menyembah Allah, yang penuh kasih dan kuasa itu. Karena itu, manusia patut berlindung kepada Dia.
Tuhan sungguh-sungguh berkuasa atas kehidupan manusia. Tuhan dapat memberikan keberhasilan tapi Tuhan juga berkuasa menahan keinginan manusia. Karena itu, yang utama bagi Tuhan bukan keberhasilan atau kegagalan seseorang mencapai kehendaknya melainkan bagaimana manusia mengenal Tuhan. Keberhasilan tanpa mengenal Tuhan akan menumbuhkan kesombongan, dan kegagalan tanpa mengenal Tuhan akan membawa kekecewaan bagi manusia.

Kekuasaan Tuhan atas kehidupan, bukan berarti  manusia berpangku tangan (bergantung nasib). Manusia senantiasa harus bekerja, kreatif, dan menyerahkan hasil seluruh aktifitas kita kepada Tuhan. Tepat seperti dikatakan Paulus (I Korintus  3:6) ‘Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan’. Perkataan Paulus ini mengingatkan saya akan kehidupan para petani. Mereka bertanam dan merawat tanamannya. Lalu mereka berdoa. Selain itu tidak ada yang dapat mereka perbuat selain menantikan hasil dari kerja dan doa itu. Lalu, ketika mereka panen – apapun hasilnya mereka syukuri. Itu sebabnya, di beberapa daerah ada istilah Pesta Panen. Bukan karena hasilnya banyak sehingga mereka berpesta. Bagi mereka, itu semua memang telah Tuhan tentukan. Kita pun di dalam kehidupan ini perlu lebih belajar menerima apa yang Tuhan perbuat bagi kehidupan kita. Tuhan sungguh tempat perlindungan kita, yang dapat memberikan ketenangan dan ketenteraman jiwa.
-          kita bisa saja letih-lesu menjalani hidup itu, tapi Tuhan akan melindungi dalam istirahat
-          kita bisa saja jatuh sakit, tapi Tuhan menjaga di pembaringan
-          kita bisa saja tersakiti dalam hidup ini, tapi Tuhan memberikan penghiburan
-          Kita bisa saja terjepit pada pergulatan yang hebat, tapi Tuhan akan melepaskan
Berlindung dibawah naungan Tuhan berarti menggaransikan hidupnya pada Tuhan. Tuhan mau menolong asalkan manusia berserah padaNya. Karena itu, jangan mengurung diri dengan kehendak sendiri tapi menyerahkan hidup pada tuntunan Tuhan. Hidup yang berlindung pada pengawalan Tuhan akan membawa kita menikmati kehidupan yang indah dan bahagia. Kita harus taat dan menyembah Dia senantiasa, sebab Dia yang empunya Kerajaan, dan Kuasa, dan Kemuliaan sampai selama-lamanya. AMIN

Artikel Terkait



2 komentar:

  1. Amang, saya melihat bahwa kabar baik ini mengingatkan bahwa pekerjaan TUHAN untuk keselamatan Israel adalah lebih sempurna drpda apa yang dipikirkan manusia yang mencari keselamatan dari ciptaan lain.
    Artinya, Untuk kesejahteraan Israel, Zedekia sebagai raja Israel dan hamba TUHAN seharusnya mencari bantuan kepada TUHAN; bukan kepada Mesir. Karena TUHAN yang menghidupkan, menumbuhkan pohon itu, sehingga pohon itu bertumbuh, berbuah, lebat dimana burung2 berlindung.
    Israel hanya bisa berdaun lebat, bertumbuh dan berbuah lebat, dan berguna bagi ciptaan lain hanya di dalam TUHAN.
    Demikianlah kiranya Gereja akan memiliki cabang, ranting dan daun bahkan buah yang lebat, sehingga berguna bagi yang lain hanya di dalam TUHAN saja. Dan hanya TUHAN saja yang bisa melakukannya. Demikian masukan dari saya, terima kasih. Selamat Melayani.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih 'saudara anonim'. Kekuatan pencaharian keselamatan kepada dunia (berhala, Mesir dll) justru itulah dosa Israel. Trims

      Hapus